Fakta Anak 11 Tahun di Sumsel Tewas di Tangan Kedua Orangtuanya

Korban dianiaya kedua orangtua kandunganya hingga tewas karena sering BAB sembarangan

29 November 2021

Fakta Anak 11 Tahun Sumsel Tewas Tangan Kedua Orangtuanya
Freepik

Kekerasan pada anak kini terjadi lagi, kali ini seorang anak bernama Andika Pratama berusia 11 tahun penderita autis di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan meninggal karena dianiaya orangtuanya sendiri, Aan Aprizal (33) dan istrinya Samsidar (29). 

Andika dipukuli bertubi-tubi menggunakan selang air dan gayung karena masalah sepele. Diduga orangtua merasa malu dengan kebiasaan Andika yang kerap buang air besar (BAB) sembarangan.

Berikut fakta anak 11 tahun tewas di tangan kedua orangtuanya di Sumsel yang sudah Popmama.com akan dirangkum di bawah ini. 

1. Korban dianiaya setiap hari

1. Korban dianiaya setiap hari
Freepik

Penganiayaan terhadap Andika terjadi di kediamannya di Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman, Banyuasin, Sumatera Selatan. Penganiayaan diketahui terjadi setiap hari, hal ini karena ditemukannya luka lebam di sekujur tubuh Andika. Hampir setiap inci pada tubuh korban ditemukan bekas penganiayaan. 

Bekas luka tersebut ditemukan terutama pada tangan, leher, bahu, dan juga muka. Kasat Reskrim Polres Muba, AKP Ali Rojikin mengatakan bahwa petugas yang memeriksa menemukan luka memar dan juga robek di tubuh korban. 

"Petugas mendapati sejumlah luka memar dan robek di sejumlah tubuh korban," ucapnya. 

Editors' Pick

2. Korban dianiaya menggunakan selang dan ditendang

2. Korban dianiaya menggunakan selang ditendang
Freepik

Korban yang mengalami luka memar dan robek di tubuhnya ini diketahui disiksa dengan menggunakan selang oleh kedua orangtua. Tidak hanya sampai di situ, ayah kandung korban juga menendang alat vital korban. 

Diketahui penganiayaan terakhir yang dilakukan orangtua korban terakhir kali pada, Rabu (24/11/2021). Sementara ibu kandung yang diharapkan bisa melindungi anaknya dari kekerasan dan penganiayaan justru ikut serta memukul kepala korban dengan menggunakan gayung. 

Korban dipukuli hingga tidak sadarkan diri. Warga yang melihat kejadian tersebut langsung membawa korban ke puskesmas. Sayangnya sesampai di sana, korban telah meninggal dunia. 

3. Korban merupakan anak pertama dari 3 bersaudara

3. Korban merupakan anak pertama dari 3 bersaudara
Freepik

Menurut pengakuan dari ayah kandung korban, korban merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Korban mengalami keterbelakangan mental atau autis, sedangkan dua adiknya terlahir dengan kondisi normal. 

Kondisi ini membuat korban BAB berceceran yang membuat kedua orangtuanya merasa kesal serta merasa malu dengan kebiasaan tersebut.

4. BAB sembarang menjadi penyebab korban dianiaya

4. BAB sembarang menjadi penyebab korban dianiaya
Freepik

Ayah kandung korban mengatakan bahwa korban sering BAB sembarangan, padahal sudah beberapa kali diberitahu di mana tempatnya. 

Aan Aprizal yang merupakan ayah kandung korban merasa kesal karena BAB korban yang berceceran. Karena inilah Aan beserta istri, Samsidar tega melakukan penganiayaan terhadap anak kandung mereka sendiri. Keduanya seperti naik pitam dan langsung menganiaya korban dengan menendangnya berkali-kali. 

"Puncaknya di hari itu saya pukul, tidak mengira kalau kejadiannya akan seperti ini (meninggal). Masalahnya karena anak saya itu sering BAB sembarangan dan bukan kali ini saja," ucap Samsidar

5. Pelaku terancam hukuman berat

5. Pelaku terancam hukuman berat
Freepik

Pelaku yang merupakan orangtua korban langsung diamankan dua jam setelah kejadian penganiayaan. Saat ditangkap, Aan tidak melakukan perlawanan sama sekali. Keduanya ditangkap di kediaman orangtuanya di Dusun LK II, Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman. 

Meski merasa menyesal telah menganiaya anak kandungnya hingga tewas, keduanya tetap ditahan oleh pihak polisi.

Atas perbuatan kejinya, para pelaku dikenakan Pasal 80 Ayat 3 Juncto Pasal 76 UU Nomor 35 tahun 2014 dan pasal 351 Ayat 3 tentang penganiayaan yang menyebabkan korban hingga tewas dengan ancaman hukuman seumur hidup. 

Demikian informasi mengenai fakta anak 11 tahun yang tewas di tangan kedua orangtuanya di Sumsel. Semoga ke depannya tidak ada lagi orangtua yang tega menyiksa anaknya ya, Ma. 

Baca juga: 

The Latest