Anak 10 Tahun Tewas karena Sate Racun Sianida, Pelaku Sudah Ditangkap

Apa jenis racun yang digunakan dan bagaimana gejala yang ditimbulkannya? Simak yuk, Ma!

4 Mei 2021

Anak 10 Tahun Tewas karena Sate Racun Sianida, Pelaku Sudah Ditangkap
Freepik/Racool_studio

Pelaku pengiriman sate beracun berhasil ditangkap kepolisian Resor Bantul pada tanggal 30 April lalu.

Sate beracun tersebut telah menewaskan Naba Faiz Prasetya (10), anak seorang driver ojek online pada Minggu, 25 April 2021.

Pelaku ditemukan setelah 4 hari penyelidikan. Ia merupakan warga Majalengka yang tinggal di Sitimulyo, Piyungan. Kepada polisi, ia mengaku bahwa ia melakukannya karena sakit hati.

Sebenarnya, sate itu tidak ditujukan untuk Bandiman, ayah Naba, maupun keluarganya. Bandiman hanya driver ojek online yang diminta pelaku mengirimkan sate tersebut pada seorang pria bernama Tomi.

Namun, orderan yang semula dianggap rezeki justru menjadi petaka bagi keluarga Bandiman. Bagaimana kronologi kasus sate beracun ini? Lebih lanjut, Popmama.com bahas di bawah ini.

1. Kronologi kasus “sate beracun”

1. Kronologi kasus “sate beracun”
Freepik/8photo

Hari Minggu itu (25/4/2021), Bandiman bertemu seorang perempuan di Jalan Gayam, Yogyakarta.

Perempuan itu meminta Bandiman untuk mengantarkan paket takjil berupa sate kepada Tomi yang beralamat di Villa Bukit Asri, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.

Mereka melakukan kesepakatan terkait tarif pengantaran karena orderan dilakukan secara offline. Saat itu, tarifnya disepakati sebesar Rp25.000.

Perempuan itu memberinya Rp30.000. Lalu uang lebihnya diserahkan untuk Bandiman. Sebelum berangkat, Bandiman diberi pesan bahwa paket takjil tersebut dari Pak Hamid di Pakualaman.

Sesampainya di tempat tujuan, rumahnya sepi. Bandiman lalu menelepon Tomi, tapi Tomi tidak merasa memiliki teman, sahabat, ataupun saudara bernama Hamid asal Pakualaman.

Istri Tomi pun berkata tidak kenal dengan orang bernama Hamid dari Pakualaman ketika ditelepon Bandiman. Karena paket ditolak penerima, ia membawanya pulang.

Sate itu dimakan oleh keluarga Bandiman. Bandiman dan anak pertamanya memakan sate tersebut tanpa bumbu. Sedangkan istrinya dan Naba makan menggunakan bumbu dan lontong.

Setelah makan, Naba dan istri Bandiman merasakan pahit di mulut dan muntah. Mereka kemudian dilarikan ke RSUD Kota Yogyakarta. Istri Bandiman selamat, tapi sayangnya nyawa Naba tidak tertolong.

Mengetahui bahwa Naba meninggal akibat racun, polisi melakukan pendalaman penyelidikan dan berhasil menangkap pelaku 4 hari setelah kejadian.

2. Racun sianida

2. Racun sianida
Pixabay/Qimono

Untuk memecahkan kasus meninggalnya Naba, polisi bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY untuk memeriksa sate yang keluarga Bandiman makan.

Mereka menemukan bahwa sate itu mengandung racun potasium sianida.

Lipur Riyantiningtyas, seorang ahli forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa jenis racun ini mudah didapat karena dijual secara bebas di pasaran.

Namun, ini karena zat tersebut biasanya digunakan sebagai racun tikus.

Jika dikonsumsi dalam jumlah kecil oleh manusia, akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, sesak napas, dan tubuh lemas.

Sedangkan jika dikonsumsi dalam jumlah besar, orang itu bisa mengalami kejang, kerusakan paru, gagal napas, hingga meninggal.

Dosis 1,5 miligram per kilogram berat badan sudah dapat mengakibatkan kematian.

3. Motif pelaku

3. Motif pelaku
Pexels/Brett Sayles

Pelaku mengaku bahwa ia melakukan tindakan tersebut karena sakit hati pada Tomi. Mulanya pihak kepolisian belum tahu motif pelaku.

Namun kini diketahui, pelaku yang bernama Nani Apriliani Nurjaman (25) alias Tika nekat mengirim sate mengandung racun sianida itu lantaran sakit hati.

Direktur Reskrimmum Polda DIY Kombes Pol Burkan Rudy Satriya mengatakan, motif yang dilakukan pelaku itu karena sakit hati karena ternyata target yakni T menikah dengan orang lain.

Itulah kronologi dan beberapa fakta mengenai kasus “sate beracun”. Dengan adanya kasus ini, pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar berhati-hati menerima paket dari orang tak dikenal.

Anak juga perlu diajarkan untuk berhati-hati nih, Ma. 

Baca juga:

The Latest