Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Idham Chalid, Ketua DPR Paling Sederhana Sepanjang Sejarah Indonesia
Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia

Menjadi pejabat tidak selalu berarti hidup dalam fasilitas mewah. Idham Chalid adalah contoh dari sosok pejabat sederhana.

Idham Chalid lahir pada 27 Agustus 1921 di Setui, Kalimantan Selatan. Ia tumbuh dalam lingkungan yang religius dan kental dengan nilai-nilai keislaman.

Sejak kecil, Idham Chalid sudah menunjukkan minat besar pada pendidikan dan agama, sehingga kelak membentuk karakter pemimpin yang mengutamakan akhlak.

Idham Chalid dikenal luas lewat kiprahnya di Nahdlatul Ulama (NU). Ia sempat menjadi Ketua Umum PBNU dari tahun 1956 hingga 1984, menjadikannya figur yang sangat berpengaruh bagi umat Islam Indonesia.

Sebagai Ketua DPR/MPR yang menjabat pada tahun 1971–1977, ia menolak semua fasilitas negara bagi keluarganya, seperti mobil dinas dan tunjangan.

Hal tersebut membuat sosoknya dikenal sebagai ketua DPR termiskin dalam sejarah Indonesia. Sikapnya mencerminkan ketulusan berpolitik dan kejujuran dalam menjalankan amanah.

Keluarganya sepenuhnya hidup sederhana, bahkan anak-anaknya memilih berwirausaha kecil-kecilan seperti berjualan nasi dan air, serta menggunakan angkutan umum seperti Metromini untuk aktivitas sehari-hari.

Berikut telah Popmama.com rangkum informasi seputar Idham Chalid, ketua DPR paling sederhana sepanjang sejarah Indonesia.

1. Tegas menolak fasilitas negara untuk keluarganya

Wikimedia Commons

Salah satu hal yang membuat Idham Chalid dikenang adalah keteguhannya dalam menjaga prinsip hidup sederhana.

Saat menjabat sebagai Ketua DPR/MPR, ia melarang keras keluarganya menggunakan fasilitas negara.

Menurut pengakuan istrinya, Siti Rokayah, Idham Chalid pernah berkata, “Kamu saya haramkan makan dari uang orang lain, hanya boleh dari gaji saya sendiri.”

Karena itu, keluarganya tidak pernah menikmati mobil dinas, rumah jabatan, maupun tunjangan tambahan.

Bahkan, keluarga Idham Chalid lebih sering menggunakan angkutan umum seperti metromini untuk beraktivitas.

Tentunya, perbuatan tersebut membuat banyak orang terkejut, mengingat posisinya sebagai salah satu pejabat tertinggi di negeri ini.

Namun, bagi Idham Chalid, prinsip lebih penting daripada fasilitas. Ia ingin memastikan bahwa keluarganya tidak tergoda dengan kenyamanan yang bersumber dari uang rakyat.

2. Teladan hidup mandiri untuk anak-anaknya

Instagram.com/jalur5

Sikap hidup sederhana Idham Chalid juga terlihat jelas dalam cara ia mendidik kedelapan anaknya. Ia melarang keras mereka menikmati fasilitas negara atau bersandar pada jabatan sang ayah.

Karena itu, beberapa anak Idham memilih berwirausaha kecil-kecilan. Ada yang berjualan nasi bungkus dan air minum, sementara yang lain menempuh jalan hidup sederhana tanpa bergantung pada status keluarga.

Anak-anak Idam Chalid pun sering menggunakan angkutan umum seperti metromini untuk beraktivitas.

Anak-anak Idham Chalid tumbuh dengan mental tangguh karena terbiasa untuk hidup sederhana. Mereka diajarkan untuk memahami arti rezeki yang halal dan tidak mudah tergoda dengan kemewahan yang bukan haknya.

Teladan ini menunjukkan bahwa warisan terbesar seorang Papa bukanlah harta, melainkan prinsip hidup yang kuat.

3. Bebas dari korupsi dan kehidupan mewah

Instagram.com/merindink

Di tengah godaan kekuasaan, Idham Chalid dikenal sebagai sosok yang setia dalam menjaga integritas.

Selama puluhan tahun berkarya di dunia politik, mulai dari menjadi Wakil Perdana Menteri, Menteri Kesejahteraan Rakyat, hingga Ketua DPR/MPR, namanya tidak pernah dikaitkan dengan praktik korupsi atau penyalahgunaan jabatan.

Setelah pensiun Idham Chalid juga tidak mencari keuntungan dari popularitas atau jaringan politiknya. Ia justru kembali ke akar pengabdiannya sebagai pendidik dan ulama.

Ia mengajar di pesantren, membina santri, dan mendirikan rumah yatim di Cipete Selatan dan Cisarua. Semua hal tersebut dilakukan tanpa pamrih, sebagai bentuk konsistensi hidupnya untuk melayani masyarakat.

Warisan integritas Idam Chalid tentunya menjadi pesan penting bagi generasi masa kini, bahwa kekuasaan sejati adalah kemampuan dalam menjaga amanah, bukan menggunakannya untuk kepentingan pribadi.

4. Berperan dalam dunia politik dan agama

pelajartrenggalek.or.id

Idham Chalid adalah tokoh yang berhasil menyeimbangkan peran di dunia politik dan agama.

Ia memimpin Nahdlatul Ulama (NU) selama hampir tiga dekade, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.

Di panggung politik, ia diamanahkan untuk memegang berbagai jabatan penting, mulai dari Wakil Perdana Menteri, Ketua PBNU, Ketua DPR/MPR, hingga Ketua Dewan Pertimbangan Agung.

Semua posisi tersebut dijalani dengan penuh kesederhanaan.

Selepas dari jabatan politik, Idham Chalid kembali mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan dan dakwah.

Ia mengajar di pesantren, membimbing para santri, dan tetap aktif memberikan pengajaran agama kepada masyarakat.

Keputusannya untuk kembali ke jalan dakwah membuktikan bahwa identitas utamanya adalah seorang ulama, bukan sekadar pejabat negara.

5. Legasi abadi di atas uang Rp 5000 dan gelar pahlawan nasional

Wikimedia Commons

Pengabdian Idham Chalid tidak berhenti pada masa hidupnya. Setelah wafat pada 11 Juli 2010 di usia 88 tahun, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2011.

Tidak hanya itu, pada emisi 2016 wajah Idham Chalid diabadikan dalam uang kertas Rp 5.000. Ini adalah simbol penghormatan dari negara atas jasa, kesederhanaan, dan integritas yang ia tunjukkan sepanjang hidup.

Riwayat hidup Idam Chalid memperlihatkan bahwa seorang pemimpin tidak harus menampilkan kemewahan untuk memperoleh penghormatan rakyat.

Sebaliknya, sikap sederhana, konsistensi moral, dan ketulusan dalam mengabdi kepada masyarakatlah yang membuat nama seorang tokoh terus dikenang oleh masyarakat.

Itulah informasi tentang Idham Chalid, ketua DPR paling sederhana sepanjang sejarah Indonesia. Semoga dapat menambah wawasan dan kesadaran, ya!

Editorial Team