Doc. Jovee - Shutterstock by gpointstudio
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) didirikan sekitar 62 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI adalah satu-satunya organisasi profesi bagi dokter di Indonesia, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004.
Bersamaan dengan itu, 24 Oktober juga ditetapkan sebagai Hari Dokter Nasional. Setiap tahunnya, rekan-rekan dokter di Indonesia memperingati hari jadi ini dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan kedokteran. Mulai dari konsultasi kesehatan dan pengobatan gratis, hingga senam sehat.
Kata "dokter" sendiri diambil dari bahasa latin "docere" yang berarti "to lecture" atau mengajar. Selama lebih dari 1000 tahun, sebutan dokter digunakan sebagai gelar terhormat di Eropa.
Salah satu peran utama dokter medis adalah mengajarkan pasien tentang kesehatan dan penyakit yang mungkin dideritanya. Para dokter termasuk pengajar yang efektif, terlepas dari durasi pertemuannya dengan pasien.
Sementara pasien dan keluarganya merupakan agents of change alias perantara utama dalam penyebaran perilaku atau gaya hidup sehat di masyarakat.
Secara garis besar, berikut sejarah terbentuknya IDI:
Lahirnya perhimpunan bernama Vereniging van lndische Artsen yang diketuai oleh dr. J.A.Kayadu.
Perkumpulan tersebut kemudian berubah menjadi Vereniging van Indonesische Genesjkundigen (VGI). Dulu, dokter Indonesia sering dibeda-bedakan dengan dokter dari Belanda, dari segi kualitasnya.
Menurut Prof. Bahder Djohan, selaku sekretaris VIG selama 11 tahun, tujuan dibentuknya VIG ialah menyuarakan pendapat dokter asli Indonesia.
Mereka mengubah kata 'Indische' menjadi 'Indonesische', yang berarti Indonesia, sebagai bentuk pengakuan para dokter tanah tir terhadap persatuan Indonesia.
VIG mengadakan kongres di Solo yang dipimpin oleh Prof. Bahder Djohan untuk mencari istilah baru dalam dunia kedokteran dan mengusahakan peningkatan upah Dokter Melayu agar setara dengan dokter Belanda, yaitu 70% dari jumlah semula 50%. Kongres ini juga membahas pemberian kesempatan dan pendidikan bagi Dokter Melayu sebagai asisten.
Dalam masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai. Akhirnya, lahirlah Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Pada tanggal 24 Oktober 1950, Soeharto menghadap notaris untuk memperoleh dasar hukum atas berdirinya perkumpulan dokter dengan nama Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sejak itulah, tanggal 24 Oktober disahkan sebagai hari lahirnya Ikatan Dokter Indonesia.
Sejak itu pula, IDI terus mengibarkan sayapnya untuk memajukan dunia kesehatan Indonesia. Selama 2 tahun dibentuk, IDI masih beraktivitas dengan dengan fasilitas yang terbatas.
Oleh karenanya, tahun 1952 IDI menetapkan anggaran khusus untuk lokasi kantor IDI dalam anggaran tahunannya.
Berkat jasa dr Tang Eng Tie, IDI dapat membeli sebuah gedung di Jalan Sam Ratulangi, Menteng, Jakarta. Gedung tersebut akhirnya digunakan sebagai kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia hingga saat kini.