Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Perang daerah di Indonesia bukan merupakan kejadian yang langka atau rahasia umum. Sebelum kemerdekaan Indonesia dari para penjajah, sering terjadi perang antar adat atau kaum tertentu di beberapa daerah yang ada di Indonesia.

Salah satu perang daerah yang cukup terkenal di Indonesia adalah Perang Padri yang terjadi di Sumatra Barat. Perang ini terjadi diantara kaum muslim Minangkabau dan kaum adat karena terdapat perbedaan prinsip dan pendapat.

Bagi anak Mama yang duduk di bangku Sekolah Dasar, pengetahuan tentang Perang Padri ini bisa sangat membantu mereka dalam pembelajarannya di sekolah dan di rumah.

Yuk simak 6 hal yang harus diketahui tentang Perang Padri di bawah ini yang telah dirangkum oleh Popmama.com.

1. Latar belakang terjadinya Perang Padri

Ilustrasi Perang Padri - Freepik

Perang saudara ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat antara kaum Padri dan kaum Adat di Sumatra Barat. Kala itu kaum Padri yang merupakan umat islam di Minangkabau, menilai bahwa kebiasaan yang dilakukan oleh kaum Adat itu tidak sesuai dengan syariat islam.

Sebelum terjadi perang, kedua pihak sudah beberapa kali melakukan perundingan tentang masalah perbedaan tersebut. Namun pada akhirnya perang pun terjadi di tahun 1803 dan puncaknya berada di tahun 1815.

Perang ini awalnya hanya melibatkan kaum Padri dan kaum Adat, namun pada akhirnya kaum Adat meminta bantuan Belanda sehingga perang ini menjadi semakin besar.

2. Tokoh-tokoh penting dalam Perang Padri

Ilustrasi Perang Padri - Freepik

Dalam Perang Padri, banyak tokoh-tokoh penting yang harus kamu ketahui. Beberapa tokoh penting dalam Perang Padri adalah:

  • Tuanku Imam Bonjol: merupakan ulama besar yang menjalankan peran sebagai pemimpin gerakan Perang Padri.
  • Tuanku Pasaman: salah satu barisan pemimpin Perang Padri dan bertanggung jawab dalam serangan ke istana Pagaruyung.
  • Tuanku Nan Renceh: ulama besar yang juga merupakan panglima perang pada Perang Padri.

3. Pihak Belanda mulai masuk dalam peperangan

Ilustrasi Perang Padri - Freepik

Perang ini dimulai pada tahun 1803, dimana pada awalnya hanya kaum Padri sebagai Suku Minang dan kaum Adat sebagai Suku Mandailing saja yang terlibat. Seperti yang disebutkan sebelumnya, perang ini terjadi karena perbedaan pendapat yang tidak menemukan titik tengah penyelesaian masalah.

Perang ini terus berjalan hingga pada akhirnya di tahun 1815 menjadi puncak peperangan antar saudara di Sumatra Barat ini. Pada tahun 1821, pihak kaum Adat merasa kekuatan dari lawan mereka sudah sulit untuk dihadapi sehingga mereka meminta bantuan pada pemerintah Belanda yang kala itu sudah menduduki Indonesia.

4. Serangan Belanda terhadap kaum Padri

Ilustrasi Perang Padri - Unsplash/British Library

Setelah mendapatkan permintaan bantuan dari kaum Adat, pihak Belanda akhirnya ikut turun dalam peperangan ini pada tahun 1822. Tepatnya pada 4 Maret 1822.

Pasukan Belanda di bawah pimpinan Letnan Kolonel Raaf melakukan serangan kepada kaum Padri yang kala itu sudah menduduki istana Pagaruyung. Bukan hanya menyerang dengan membawa pasukan, pihak Belanda juga mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Fort Van der Capellen.

Setelah mendapatkan serangan dari Belanda, kaum Padri pun akhirnya mundur ke daerah Lintau untuk menyusun strategi baru dalam menghadapi musuh dan serangan balik. Namun pada 10 Juni 1822, pihak Belanda sudah mulai masuk ke daerah-daerah lain yang membuat kaum Padri kehilangan wilayah kekuasaan mereka.

5. Serangan balik kaum Padri terhadap Belanda

Ilustrasi Perang Padri - Unsplash/British Library

Walaupun Belanda berusaha masuk ke wilayah-wilayah lain, kaum Padri tidak diam begitu saja. Mereka terus melakukan perlawanan agar Belanda tidak masuk ke wilayah kekuasaan mereka.

Di bawah pimpinan Tuanku Nan Renceh yang merupakan panglima perang, kaum Padri berhasil melakukan serangan balik yang membuat Belanda kembali ke daerah Batusangkar. Bukan hanya itu saja, saking kuatnya pasukan kaum Padri, Belanda harus menambah pasukan mereka dalam menghadapi Suku Minangkabau itu.

Hingga pada akhirnya, gencatan senjata dideklarasikan oleh Belanda dan kaum Padri pada 15 November 1825.

6. Berakhirnya Perang Padri

Ilustrasi Perang Padri - Unsplash/Hasan Almasi

Setelah melewati bertahun-tahun dengan perang saudara, Perang Padri ini mulai mencapai titik terang dan damai.

Pada 11 Januari 1833, kedua belah pihak menyatakan untuk bersatu untuk melawan Belanda. Dan pihak Belanda yang mengetahui serangan tersebut, mengelabui kedua kaum dengan menyampaikan tujuan mereka datang hanya untuk berdagang yang mana ternyata mereka diam-diam menyusup ke daerah-daerah di Sumatra Barat.

Saat mengetahui siasat Belanda, kaum Padri dan kaum Adat terus melakukan perlawanan terhadap Belanda. Sayangnya benteng-benteng pertahanan yang dibuat oleh Tuanku Imam Bonjol berhasil diambil alih oleh Belanda, dan tokoh pemimpin perang tersebut juga ikut ditangkap oleh Belanda.

Perang pun berakhir dengan anggapan dimenangkan oleh Belanda karena berhasil mendapatkan benteng-benteng kaum Padri.

Itu dia 6 hal yang harus diketahui tentang Perang Padri. Jangan lupa untuk terus belajar mengenai sejarah Indonesia agar bisa lebih mengenal negaramu sendiri, ya!

Editorial Team