Ketika bayi baru lahir, orangtua biasanya mengadzankan di telinga kanan dan mengiqamahkan di telinga kirinya. Tradisi ini sudah lama dilakukan agar kalimat tauhid menjadi suara pertama yang didengar bayi, sekaligus melindunginya dari godaan setan.
Meskipun tidak ada ayat Al-Quran yang secara eksplisit menyebutkan adzan untuk bayi baru lahir, tradisi ini didukung oleh hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan dianggap sebagai bagian dari sunnah yang baik
Diriwayatkan bahwa beliau mengazankan cucunya, Hasan bin Ali, saat dilahirkan oleh Fatimah:
"Aku melihat Rasulullah SAW mengumandangkan azan di telinga Hasan bin Ali ketika Fatimah melahirkannya, dengan lafaz seperti azan untuk shalat." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Ini menjadi landasan sunnah bagi umat Islam.
Selain itu, adzan juga menjadi cara untuk membangun ikatan spiritual antara bayi, orang tua, dan Allah SWT. Dengan memperdengarkannya di hari pertama hadir di dunia, orangtua berharap sang anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai keislaman dan selalu dekat dengan Allah SWT.
Sebagai sunnah yang baik untuk dilakukan, adzan biasanya dilakukan oleh seorang Papa saat bayinya baru dilahirkan. Namun, jika Papa tidak bisa melakukannya, ini bisa dilakukan oleh orang lain yang bertanggung jawab atas bayi tersebut, seperti kakek, om, kakak, atau anggota keluarga laki-laki lainnya.
Hal ini sama seperti yang dilakukan oleh seorang kakak yang viral di media sosial, saat menggantikan peran Papanya untuk melafalkan kalimat tauhid berupa adzan kepada sang adik.
Semoga informasi di atas bermanfaat dan bisa menginspirasi kita untuk terus melestarikan nilai-nilai Islam dalam menyambut kelahiran buah hati tercinta ya, Ma, Pa.