Seperti fobia pada umumnya, heliophobia dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Heliophobia mungkin memiliki penyebab atau asal-usul yang berbeda yang bergantung pada berbagai faktor. Beberapa penyebab penting dari heliofobia adalah sebagai berikut:
Riwayat kesehatan keluarga dapat memengaruhi kesehatan mental maupun fisik keturunan-keturunannya. Hal ini menandakan bahwa seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami fobia spesifik seperti heliophobia apabila anggota keluarga ada yang memiliki gangguan kecemasan serta fobia spesifik yang sama maupun berbeda.
Heliophobia pun berpotensi diperburuk oleh keberadaan gangguan mental lainnya.
Pernah mengalami kulit terbakar yang sangat parah saat masih kecil adalah salah satu contoh kejadian yang dapat membuat seseorang trauma.
Karena tak ingin sampai terjadi kembali, seseorang akan menghindari sinar matahari secara ekstrem. Bahkan ketika terpapar sedikit saja sinar matahari dapat menimbulkan ketakutan yang hebat.
Seseorang dapat begitu merasa cemas dan ketakutan terhadap sinar matahari karena membaca atau mendengar informasi mengenai efeknya. Membaca ataupun mendengarkan berita dan cerita tentang efek penuaan yang disebabkan oleh paparan sinar matahari dapat menimbulkan rasa takut luar biasa.
Selain kabar tentang penuaan dini, efek paparan sinar matahari yang mampu memicu kanker kulit pun dapat menjadi hal menakutkan bagi beberapa orang.
Seseorang dapat mengalami heliophobia karena pengaruh lingkungan sehingga menjadi suatu respons yang dipelajari. Seseorang yang sering melihat bagaimana orang tua, kerabat atau temannya menghindari matahari karena alasan tertentu, ada kemungkinan hal ini menumbuhkan rasa takut dan keinginan yang sama untuk menghindari matahari.
Dalam kasus ini, orang yang menderita Gangguan Obsesif Kompulsif, mulai berpegang teguh pada pikiran obsesif yang terkait dengan pengembangan kanker kulit. Hal ini membangun rasa takut dalam diri mereka terhadap paparan sinar matahari.
Orang yang mempunyai migrain kronis di mana bisa dipicu oleh paparan sinar matahari juga cenderung menghindari terkena paparan.
Kemudian, orang yang memiliki penyakit Keratokonus, kelainan yang berhubungan dengan mata yang menyebabkan sensitivitas optik yang ekstrem terhadap cahaya terang, juga menghindari beraktivitas saat matahari masih bersinar terang.
Orang pengidap Porphyria Cutanea Tarda (PCT) juga cenderung takut dengan matahari karena kondisi kulitnya yang terlalu sensitif sehingga takut membentuk lepuh pada kulit akibat dari sinar matahari.