Alasan Mengapa Anak Selalu Salah di Mata Orangtua

Hal ini bisa menimbulkan dampak negatif bagi psikologis dan mental anak

26 Januari 2021

Alasan Mengapa Anak Selalu Salah Mata Orangtua
freepik/peoplecreations

Hampir setiap anak diajarkan harus menghormati orangtua, beberapa orangtua pun seringkali memberikan nasihat-nasihat pada anak agar menjadi anak yang pandai, rajin, berbakti pada orangtua dan lain-lain.

Orangtua bahkan cukup sering memberikan anak instruksi atau nasihat, yang membuat anak harus meyakini bahwa nasihat yang diberikan adalah benar dan harus diikuti. Bahkan jika dilanggar, tak jarang ada omelan atau hukuman yang menanti anak.

Hal ini yang membuat anak selalu merasa salah dimata orangtua, padahal di sisi lain anak mungkin belum memahami apakah nasihat orangtua selalu benar. Sayangnya, cara ini bisa menyebabkan dampak serius pada psikologis anak.

Kali ini Popmama.com akan membahas seputar mengapa anak selalu salah di mata orangtua, dan apakah orangtua selalu benar? Simak informasi berikut ini untuk mendapatkan jawabannya.

1. Karena anak belum memiliki pengalaman atau cara berpikiran yang berbeda

1. Karena anak belum memiliki pengalaman atau cara berpikiran berbeda
Freepik/User15160105

Tanpa disadari, indoktrinasi atau penanaman gagasan, sikap, cara berpikir, perilaku, dan kepercayaan, seharusnya menjadi masalah terbesar ketika memberbicarakan tentang cara mengasuh anak.

Orangtua memang harus memberikan anak kesempatan untuk mengetahui setiap pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki orangtuanya. Namun penting juga untuk disadari bahwa anak tidak 100 persen sama dengan orangtuanya.

Anak mungkin tidak akan hidup dengan cara yang sama, ia juga tidak ingin diberi tahu segalanya, anak juga perlu belajar untuk melatih dirinya sendiri, bahkan jika itu mungkin menyakiti dirinya secara fisik atau emosional.

Hal ini akan membuat anak bebas dari indoktrinasi dan menjadi pemikir kritis yang mengetahui apa yang salah dan apa yang benar dari sudut pandangnya dan pengetahuannya sendiri.

Editors' Pick

2. Memiliki gagasan yang dianggap "sempurna" untuk anak

2. Memiliki gagasan dianggap "sempurna" anak
Freepik/Wavebreakmedia

Tidak dapat dipungkiri bahwa, tidak ada orangtua yang bisa benar sepanjang waktu. Walaupun mungkin merasa menanamkan gagasan yang “sempurna”, ketahui bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang benar-benar dapat mengklaim dirinya sangat sempurna.

Karena setiap orang bisa membuat kesalahan, baik anak maupun orangtua juga bisa membuat kesalahan.

Namun anak juga harus tahu, bahwa orangtua umumnya belum memahami betapa berbedanya dunia pada zaman dulu, sekarang, dan pada saat anak besar nanti. Sehingga, tak ada salahnya bagi anak untuk mendengar nasihat orangtua yang juga memiliki lebih banyak pengalaman daripada anak.

3. Memiliki gangguan kepribadian narsistik yang membuat orangtua merasa lebih unggul

3. Memiliki gangguan kepribadian narsistik membuat orangtua merasa lebih unggul
Freepik/Karlyukav

Orangtua yang memiliki gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic personality disorder (NPD) memiliki rasa diri yang tinggi. Hal ini membuat beberapa orangtua menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain.

Orangtua dengan gangguan ini merasa selalu benar. Tidak ada ruang untuk debat atau diskusi yang sehat dengan anak-anak. Bahkan anak mungkin tidak diperbolehkan mengutarakan pendapatnya kecuali jika pendapat tersebut mirip dengan orangtuanya tersebut.

Setiap perbedaan pendapat dihilangkan paling awal dengan cara memberi hukuman atau omelan. Pada akhirnya, orangtua dengan gangguan ini memastikan bahwa pendapat anak bisa diubah agar sesuai dengan pendapatnya sendiri, dan bahkan anak bisa merasa pendapat pribadinya tidak ada nilainya.

4. Dampak yang terjadi jika selalu menyalahkan anak

4. Dampak terjadi jika selalu menyalahkan anak
Freepik/jcomp

Setiap orangtua pun perlu menyadari bahwa kesalahan bisa terjadi pada siapapun, termasuk pada anak dan pada diri sendiri. Karena memang pada dasarnya manusia yang tidak dapat luput dari kesalahan.

Beberapa akibat yang muncul ketika orangtua selalu menyudutkan anak dalam perbedaan pendapat adalah sebagai berikut:

  1. Anak dapat tumbuh menjadi seseorang yang takut mencoba
  2. Tingkat kreativitas yang lebih rendah
  3. Menjauhkan hubungan anak dan orangtua
  4. Mulai belajar berbohong dan memfitnah orang lain
  5. Terbiasa menyalahkan orang lain bahkan membentak orang lain
  6. Mudah emosi

Dampak ini bisa berkembang seiring bertambahnya usia anak, yang bisa berpengaruh pada kehidupan sosial anak di masa-masa sekolah hingga dewasa. Untuk mencegah terjadinya dampak diatas, berikut adalah beberapa tips agar tidak selalu menyalahkan anak pada situasi apapun

Tips Agar Tidak Selalu Menganggap Anak Salah dalam Berbagai Situasi

Tips Agar Tidak Selalu Menganggap Anak Salah dalam Berbagai Situasi
Freepik/Kukota

Ada kalanya Mama dan Papa juga harus mengetahui apa yang dipikirkan anak sehingga ia bertindak hal yang mungkin salah di mata Mama dan Papa. Jika anak melakukan kesalaham, bukan berarti anak selalu salah. Berikut beberapa tips agar tidak menyalahkan anak pada situasi apapun:

Ajak anak untuk diskusi terbuka

Akui bahwa Mama dan Papa tidak dapat membaca pikiran anak, begitu juga dengan anak. Sehingga, sampaikan apa yang ada dipikiran Mama pada anak. Gunakan bahasa-bahasa yang sederhana dan mudah ia mengerti.

Jaga agar komunikasi tetap berjalan dengan baik, berkepala dingin, dan menahan emosi.

Memahami alasan anak dengan tepat

Bagaimanapun, anak tetap bisa memiliki pemikiran atau pemahaman yang berbeda dengan orangtuanya, sehingga dengarkan alasan anak dengan tepat.

Dengarkan bagaimana anak menanggapi suatu situasi dari sudut pandangnya. Berbeda pendapat bukan berarti anak selalu salah.

Menggunakan intonasi yang tepat

Anak yang pernah mengalami trauma akibat disalahkan terus menerus, mungkin memiliki hati yang lebih sensitif dalam menangkap intonasi setiap kalimat yang diucapkan.

Hindari membentak atau menggunakan nada tinggi. Dalam hal ini anak dan orangtua harus bisa menahan emosi dengan baik.

Hindari mengatakan anak keras kepala

Perbedaan pemikiran bisa disebabkan karena tingkat pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-beda. Dengan mengatakan anak keras kepala, justru bisa membuatnya menjadi anak yang keras kepala.

Hal ini dapat diatasi dengan komunikasi yang terus berjalan untuk mengetahui apa alasan dari tindakan yang dilakukan.

Tetap mengatakan bahwa orangtua sayang dengan anak

Setelah menemukan titik terang, beritahu anak bahwa selama ini Mama dan Papa tetap sayang dengan anak, dan lupa untuk meminta maaf jika terjadi kesalahpahaman dari sikap-sikap sebelumnya.

Itulah yang menyebabkan mengapa anak selalu salah di mata orangtua, memahami bahwa manusia tidak ada yang sempurna dan mencontohkan anak agar menjadi pribadi yang bisa menerima kritik agar bisa selalu mengkoreksi satu sama lain, dapat membantunya dalam berkembang di kehidupan sosial.

Baca juga:

The Latest