9 Alasan Mengapa Remaja Perlu Melakukan Detoks Media Sosial

"Membersihkan tubuh" dari efek negatif penggunaan media sosial

25 Agustus 2021

9 Alasan Mengapa Remaja Perlu Melakukan Detoks Media Sosial
Freepik/Drobotdean

Mama mungkin tahu tentang detoks obat, teh detoks, atau makanan detoks, yang semuanya berperan untuk membersihkan tubuh dari racun atau bakteri jahat. Tapi tahukah Mama jika ada detoks media sosial?

Sama seperti detoks lainnya, detoks media sosial adalah "membersihkan tubuh" dari efek-efek negatif penggunaan media sosial, yang umumnya dilakukan dengan mengurangi penggunaan dan konsumsi media sosial secara sadar untuk jangka waktu tertentu.

Seperti yang Mama tahu, anak-anak hingga remaja kini tak lepas dari ponsel dan media sosialnya. Menggulir ponsel setiap saat sehingga terkadang lupa dengan kehidupan nyata di sekitarnya.

Selain membantu mengurangi penggunaan layar, ada beberapa manfaat penting detoks media sosial yang baik untuk remaja. Berikut Popmama.com akan membahas informasinya di bawah ini!

1. Memutuskan siklus perbandingan sosial

1. Memutuskan siklus perbandingan sosial
Pexels/Pixabay

Dilansir dari Life Hack, para ilmuwan telah menemukan bahwa kebanyakan orang yang menggunakan media sosial akhirnya membandingkan diri mereka dengan kehidupan semua orang yang di follow di media sosial.

Masalahnya adalah, ini dapat berdampak serius pada harga diri remaja. Misalnya, jika anak melihat kehidupan mewah dari teman-temannya atau influecer, tetapi anak tidak merasakan hal tersebut ia mungkin akan merasa kurang percaya diri.

Menurut Forbes, ini bahkan dapat menyebabkan depresi serius bagi sebagian orang. Maka, cobalah mengajak anak untuk melepaskan diri dari siklus yang tidak sehat ini, dengan beristirahat sejenak dari media sosial sehingga ia dapat terhubung kembali dengan semua hal yang dapat disyukuri dalam hidupnya.

2. Mencegah remaja untuk bersikap kompetitif pada hal yang tidak perlu

2. Mencegah remaja bersikap kompetitif hal tidak perlu
Freepik

Bahkan jika anak tidak menyadarinya, media sosial bisa memunculkan sisi kompetitif. Ini karena dasar utama jaringan media sosial adalah untuk menarik perhatian pengguna lain ke postingan.

Tak jarang, setiap reaksi, baik itu like dan komentar adalah ukuran seberapa populer remaja, dan inilah yang dapat membuat anak selalu berusaha untuk mengalahkan orang lain dan bahkan kemampuan dirinya sendiri.

Ketahuilah bahwa jenis daya saing ini tidak sehat, dan dapat menyebabkan kecemasan dan depresi. Melakukan detoks media sosial sejenak, dapat membantu meningkatkan kesehatan mental anak.

3. Meningkatkan suasana hati secara keseluruhan

3. Meningkatkan suasana hati secara keseluruhan
Freepik/Cookie-studio

Penelitian dari Universitas Pittsburgh telah menemukan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan di situs media sosial, maka semakin besar kemungkinan mengalami depresi.Selain itu, jumlah waktu yang dihabiskan di situs-situs ini secara langsung berkaitan dengan apakah anak merasa stres atau bahagia.

Dengan kata lain, jika remaja terlihat mudah cemas, stres, atau depresi, inilah saat yang tepat untuk mengajaknya detoks media sosial. Ia mungkin terasa aneh pada awalnya, tetapi ini dapat menyebabkan suasana hati anak secara keseluruhan akan mulai membaik.

Editors' Pick

4. Mengatasi Fear of Missing Out (FOMO) dan mencegahnya muncul kembali

4. Mengatasi Fear of Missing Out (FOMO) mencegah muncul kembali
Freepik

Dilansir dari Computer World, mengatakan bahwa media sosial direkayasa untuk membuat penggunanya ketagihan seperti kokain. Ini ditunjukkan ketika anak pertama kali berhenti menggunakan media sosial, ia dapat merasakan gejala penarikan untuk menggunakannya lagi.

Para ilmuwan mengatakan bahwa ini adalah karena rasa takut kehilangan atau FOMO yang sudah mendarah daging. Masuknya notifikasi juga membuat anak semakin sulit untuk menjauh.

Namun jika anak sudah kecanduan media sosial, pada akhirnya dapat menghancurkan hubungan pribadinya. 

Mama dapat meminimalkan dampak ini setelah menyarankan anak untuk detoksifikasi dengan menjadwalkan membuka media sosial favoritnya satu kali sehari. Setelah kunjungan itu selesai, jangan melihat media sosial selama sisa hari itu.

Selain itu, Mama juga bisa memanfaatkan beragam kegiatan lainnya yang dapat menghibur anak dan mengalihkannya dari media sosial.

5. Terhubung kembali dengan dunia nyata

5. Terhubung kembali dunia nyata
Freepik

Apakah Mama melihat anak terhubung dengan baik dengan orang lain secara online, tetapi tidak pernah terhubung secara langsung? Ini bisa menjadi ideal untuk remaja introvert, namun di usianya, ia masih membutuhkan kontak manusia secara langsung.

Masih dilansir dari Life Hack, remaja yang menghabiskan banyak waktu di situs media sosial melaporkan merasa kesepian dan terisolasi dalam kehidupan nyata. Mereka juga lebih mungkin menderita sistem kekebalan yang lemah.

Kabar baiknya adalah, jika anak mama seorang introvert dan tidak nyaman dengan banyak interaksi langsung, Mama dapat meningkatkan moodnya hanya dengan keluar ke alam bebas. Misalnya mengajak anak ke taman atau restoran favoritnya jika ia lebih suka menyendiri.

6. Memulai hidup di saat ini

6. Memulai hidup saat ini
Freepik

Beberapa remaja yang sangat aktif di media sosial, mungkin terlihat selalu mengunggah setiap aktivitas atau peristiwa kehidupan yang benar-benar terjadi. Yup, ini memang menjadi cara yang tepat untuk mendokumentasikan hidup anak di masa remaja.

Namun, ini juga bisa menjadi beban yang membawa anak keluar dari momen itu. Artinya, anak merasa tidak nyaman jika ia belum mendapatkan foto yang terbaik untuk di posting, atau merasa fotonya tidak cukup bagus untuk mengalahkan temannya.

Jika remaja menjalani segalanya melalui lensa media sosial, alih-alih menjalani langsung, pengalaman anak yang seharusnya berkualitas, bisa menjadi kurang berkesan.

7. Fokus pada kreatifitas diri sendiri

7. Fokus kreatifitas diri sendiri
Freepik

Tanpa disadari, media sosial bisa menyedot energi kreatif remaja yang sangat penting untuk masa-masa pendidikannya.

Terus menggulir media sosial tanpa mengenal waktu dapat membuat anak terjebak dalam pola pikir non-kreatif. Mengambil langkah mundur untuk berhenti mengkonsumsi energi kreatif orang lain bisa menjadi hal yang anak butuhkan untuk mendapatkan kembali fokus pada diri sendiri.

Fokus pada kreatifitas yang dimiliki dapat membuat anak lebih percaya kepada kemampuan diri sendiri, dan lebih orisinil pada karya-karyanya. 

8. Berhenti terobsesi dengan masa lalu dan berdamai dengannya

8. Berhenti terobsesi masa lalu berdamai dengannya
Freepik/Miksturaproduction

Mengalami kekalahan dalam kompetisi, dan melihat orang lain yang berhasil, Ini dapat membuat anak terjebak dalam ruang kepala negatif, dan itu membuatnya jauh lebih sulit untuk pulih dan berdamai.

Meninggalkan media sosial untuk sementara waktu dapat memberi anak ruang yang dibutuhkan untuk berhenti terobsesi dan benar-benar melanjutkan hidup dengan positif.

Pastikan bahwa ketika anak kembali ke media sosial, ia telah mengambil langkah ekstra untuk berdamai dengan diri sendiri dan apapun yang ingin ia lihat di online.

9. Mendapatkan lebih banyak waktu bebas

9. Mendapatkan lebih banyak waktu bebas
Freepik

Apakah anak merasa tidak pernah punya cukup waktu untuk berolahraga, membaca, atau membersihkan kamar?

Melakukan detoks atau jeda media sosial sementara membantu anak mendapatkan kembali hampir 2 jam setiap hari, di mana ia dapat mencurahkan energinya untuk meningkatkan kehidupan.

Berjalan kaki selama 30 menit per hari menawarkan manfaat kesehatan fisik dan mental yang besar, atau anak mungkin juga bisa membaca novel favoritnya kembali, dan merapikan rumah untuk mengurangi stres.

Bagi banyak dari anak-anak, remaja, dan dewasa, yang mengganggap media sosial sudah menjadi bagian besar dari kehidupan. Namun terlepas dari manfaat yang diperoleh darinya, ada juga kerugian untuk menggunakannya, terutama jika kita menghabiskan terlalu banyak waktu.

Jika anak kesulitan untuk menghapus media sosialnya, pertimbangkan untuk mengunjungi salah satu dari banyak situs web yang menawarkan manfaat pendidikan.

Mengikuti kursus gratis atau mendengarkan podcast tentang topik yang menarik jelas merupakan cara yang lebih baik untuk menghabiskan waktu remaja, dan itu dapat memperkaya kehidupan pribadi dan profesional anak di masa depan.

Baca juga:

The Latest