7 Cara Mudah Mengelola Amarah Remaja Agar Jadi Lebih Stabil

Berbagai tekanan yang dirasakan remaja dapat membuatnya mudah marah

5 Januari 2022

7 Cara Mudah Mengelola Amarah Remaja Agar Jadi Lebih Stabil
Freepik/gpointstudio

Sebagai manusia, rasa kesal atau marah adalah hal yang wajar. Apalagi, di masa-masa remaja, di mana anak mengalami pubertas yang membawa perubahan fisik dan mental, serta munculnya berbagai tekanan sekolah yang sangat besar. 

Sayangnya, rasa marah yang berlebihan dan sering dilakukan, bisa menganggu kesehatan dan hubungan dengan orang lain, seperti orangtua, saudara, hingga teman-teman terdekat anak.

Karena itu, bantu remaja mengatasi amarahnya dengan anger management atau pengelolaan rasa marah.

Anger management ini merupakan cara untuk mengurangi efek marah pada seseorang. Namun ini memerlukan latihan, agar emosi yang dirasakan remaja jadi lebih mudah dikontrol.

Berikut Popmama.com telah merangkum tujuh cara mudah mengelola amarah remaja agar jadi lebih stabil, di bawah ini!

1. Mengajarkan anak teknik mengambil napas dalam-dalam

1. Mengajarkan anak teknik mengambil napas dalam-dalam
Freepik

Ketika Mama melihat atau merasakan emosi remaja yang mulai naik, bantu ia mengeluarkan diri dari situasi 'panas' tersebut. Ajak anak waktu berdua sebentar, dan mintalah ia untuk mengambil napas dalam-dalam. 

Lakukan menarik dan menghembuskan napas ini selama dua menit atau hingga anak sudah terlihat lebih tenang. 

Metode ini tak hanya dinilai efektif untuk memenangkan emosi. Namun mengambil nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara perlahan, juga bisa mencegah remaja dari perbuatan negatif yang dapat membuatnya menyesal kemudian.

2. Memberikan remaja buku catatan atau diary

2. Memberikan remaja buku catatan atau diary
Freepik/karlyukav

Bukan hal yang mengherankan jika kerap kali remaja menjadi frustasi hanya karena perkara sepele. Akhirnya marah-marah dan menyusahkan orang lain di sekitarnya. Ketika ini sering terjadi, Mama dapat memberikan remaja buku catatan atau diary khusus.

Ketika emosinya akan meledak-ledak, Mama dapat meminta anak untuk ke kamarnya atau ke suatu tempat yang tenang, dan tulislah hal-hal yang membuatnya marah. Selain itu, remaja juga bisa mencoret-coret kertas hingga amarahmu reda.

Menyediakan waktu untuk melepaskan amarah dapat membuat mood jadi lebih baik. Cara ini juga dapat menyelamatkan remaja dari menyimpan amarah, yang dapat merusak harinya. 

Editors' Pick

3. Melacak berapa hari mood negatif yang dirasakan dengan mood tracker

3. Melacak berapa hari mood negatif dirasakan mood tracker
Freepik/user21856044

Berkaitan dengan cara di atas, dengan menggunakan buku diary atau catatan, Mama juga dapat meminta remaja menulis apa yang ia alami dan rasakan setiap harinya.

Misalnya membuat mood tracker untuk melacak berapa hari ia marah dalam satu bulan. Setiap malam, buatlah grafik mood yang dirasakan, apakah sedih, marah, senang, dan lainnya. 

Jika dalam beberapa hari mood negatif semakin jarang ditemui, maka tandanya pengelolaan amarah yang dilakukan ini sudah berjalan baik.

Selain itu, remaja juga bisa menambahkan bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi amarah, bagaimana reaksi orang lain, dan bagaimana harapan remaja terhadap situasi yang dialaminya.

Cara ini perlu dilakukan agar anak bisa mengeluarkan perasaan dalam hati dan pikirannya, beserta solusinya. 

4. Olahraga ringan untuk meredakan stres

4. Olahraga ringan meredakan stres
Freepik

Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga juga bisa menjadi pereda stres. Hal ini karena adanya hormon endorfin dalam tubuh yang dipicu selama olahraga. Jika remaja tak terbiasa untuk olahraga, Mama dapat mengingatkannya bahwa tidak harus melakukan olahraga yang berat.

Misalnya, sepulang sekolah remaja dapat mengajak hewan peliharaan untuk berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah, atau sekadar bersepeda. 

Sambil berjalan atau bersepeda, anak bisa menjernihkan pikiran dan melihat perspektif baru. Setelah tenang, ia bisa pulang ke rumah dan mengambil keputusan dengan kepala dingin. 

5. Memberikan perspektif baru dari masalah yang remaja alami

5. Memberikan perspektif baru dari masalah remaja alami
Pexels/Monstera

Tak jarang, kurangnya pengalaman dan kepercayaan diri remaja dapat menimbulkan rasa pesimis, yang bisa membuatnya semakin stres dalam menghadapi masalah. Padahal, masalah bisa diatasi atau menjadi lebih kecil ketika dilihat dengan perspektif yang berbeda.

Pikiran pesimis yang ada pada remaja bisa membuat masalah yang sepele terlihat menakutkan dibandingkan kenyataan yang ada. Karena itulah, tenangkan anak dengan mengakui kekhawatirannya, dan memberikannya perspektif baru.

Misalnya, Mama dapat mengajak anak untuk melakukan brainstorming. Dari satu masalah yang terjadi, cari tahu bersama ada berapa kemungkinan solusi yang bisa dilakukan. Dengan cara ini, remaja bisa berpikir lebih positif dan realistis, serta lebih percaya diri dalam menyikapi masalah.

6. Menyetel alarm untuk istirahat sejenak

6. Menyetel alarm istirahat sejenak
Freepik/Gdolgikh

Apakah Mama sering melihat anak yang emosi di waktu-waktu tertentu? Jika iya, cobalah menyetel alarm di di waktu tersebut, misalnya saat waktu anak belajar di sore hari. Cara ini bisa menjadi pertanda untuk melakukan time out alias istirahat sejenak. 

Saat alarm berbunyi, ingatkan remaja untuk meluangkan sedikit waktu untuk me-time, seperti menonton televisi, menyantap camilan, atau bermain game sebentar. Metode healing ini akan membantu memulihkan fisik yang lelah serta menghilangkan perasaan negatif.

Namun, penting untuk menentukan berapa waktu anak istirahat, apakah 30 menit atau 1 sam, agar anak tidak lanjut bermalas-malasan sehingga lupa belajar. Setelah 1 jam berlalu, minta anak kembali fokus dan lanjutkan kembali tugasnya. 

7. Mengajak anak untuk membicarakan penyebab amarahnya

7. Mengajak anak membicarakan penyebab amarahnya
Freepik/Artfolio

Berkomunikasi menjadi salah satu cara untuk meluapkan isi hati dan pikiran. Sehingga tak ada salahnya bagi Mama untuk mengajak remaja berbicara saat ia mengalami kesulitan.

Namun, pastikan untuk mengajak anak berbicara ketika ia sudah lebih tenang. Sebab, jika emosinya masih 'panas', Mama mungkin akan kehilangan kesabaran saat menyikapi amarah remaja. Jika anak sudah tenang, tanyakan dengan nada lembut apa masalahnya dan tawarkan solusi padanya. 

Jika anak tak mau berbicara, pastikan memberi tahunya bahwa Mama akan selalu siap mendengarkan kapan pun anak ingin berbicara.

Itulah beberapa cara mudah mengelola amarah remaja agar jadi lebih stabil, dengan melatih anger management. 

Namun, jika amarah yang remaja alami tak kunjung berakhir atau menimbulkan perilaku buruk, ada baiknya Mama segera berkonsultasi ke psikolog untuk mendapatkan bantuan profesional.

Baca juga:

The Latest