5 Cara Membantu Anak yang Kurang Berprestasi di Sekolah

Mencari tahu penyebabnya, adalah langkah awal untuk mengakhiri prestasi buruk anak di sekolah

2 Februari 2022

5 Cara Membantu Anak Kurang Berprestasi Sekolah
Pexels/RODNAE Production

Kurang berprestasi terjadi ketika anak berhenti peduli dengan kinerjanya di sekolah, seperti terlihat dengan tidak belajar untuk ujian, tidak menyelesaikan tugas, menggunakan sekolah untuk waktu sosial, atau bolos sekolah sama sekali.

Hal ini dapat menyayat hati orangtua, ketika nilai ujian atau nilai keseluruhan terkadang menjadi penentu pendidikan lanjutan anak. Misalnya pada saat mencari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga perguruan tinggi.

Akibatnya orangtua merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan untuk memotivasi anak agar kembali belajar dengan benar.

Namun dengan sedikit pengertian dan kesabaran, ada beberapa cara yang dapat dilakukan Mama untuk membantu anak yang kurang berprestasi. Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa tipsnya di bawah ini:

1. Pahami penyebab anak kurang berprestasi

1. Pahami penyebab anak kurang berprestasi
Freepik/gpointstudio

Hal pertama yang perlu dilakukan orangtua untuk memperbaiki keadaan anak adalah dengan mengetahui sumber penyebab terjadinya anak kurang berprestasi. Dilansir dari BookWidgets, ada beberapa alasan mengapa anak bisa menjadi kurang berprestasi. Ini termasuk:

  • Takut gagal dan sukses
  • Harapan tidak seimbang dan realistis yang ditetapkan oleh orangtua
  • Kesulitan untuk mengatasi tekanan atau frustrasi
  • Bosan dengan apa yang diajarkan di sekolah
  • Kurangnya kontrol impuls
  • Ketidakmampuan belajar yang tidak terdiagnosis

Mungkin ada faktor lain yang berperan juga. Dan tak menutup kemungkinan bahwa setiap anak memiliki alasan yang berbeda mengapa mereka kurang berprestasi. Sehingga mungkin perlu beberapa waktu untuk sampai ke akar masalahnya.

Tapi begitu penyebabnya ditemukan, itu bisa diperbaiki dan anak bisa mulai meninggalkan stigma kurang berprestasi.

Editors' Pick

2. Pastikan untuk memberikan pujian atas upaya yang telah anak lakukan untuk belajar

2. Pastikan memberikan pujian atas upaya telah anak lakukan belajar
Freepik/Tirachardz

Meski hasil tugas dan tes itu penting, anak juga perlu memahami bahwa ada yang lebih penting lagi yaitu upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas dan belajar.

Dilansir dari The Center For Parenting Education, ketika orangtua memberikan pujian atas upaya yang telah anak lakukan untuk belajar, anak akan lebih banyak menerima motivasi untuk mengatasi tugas-tugas yang tampak menantang atau lebih sulit untuk dilakukan.

Dan karena itulah, ketika anak dihadapkan pada tugas yang membutuhkan usaha ekstra, ia tidak mau menyerah. Ia akan terus berusaha sampai menyelesaikan apa yang diminta dan ini akan membantunya menjadi orang yang berprestasi.

Sebaliknya, jika orangtua hanya berfokus pada hasil kinerja pekerjaan, bisa membuat anak merasa yakin bahwa dirinya tidak mampu dan selalu gagal. Hal ini menyebabkannya kurang termotivasi dan merasa bahwa tidak perlu memperbaiki diri.

3. Hindari memberikan label negatif pada anak

3. Hindari memberikan label negatif anak
Freepik/peoplecreations

Ketika orangtua memberikan label pada anak yang kurang berprestasi seperti "anak bodoh", akibatnya, anak hanya akan melihat dirinya sendiri dalam label ini.

Ia tidak melihat alasan untuk mencoba, karena merasa tidak ada lagi orang yang mengharapkan apapun darinya. Jadi secara tidak langsung, ini juga sebagai alasan mengapa anak kurang berprestasi.

Dilansir dari website Dr. Sylvia Rimm, Ph.D., label yang diberikan ini membuat anak memiliki alasan mengapa ia kurang berprestasi. Sehingga pada saat ia memberikan label pada dirinya sendiri, ini menyebabkan motivasinya memudar. 

Oleh karena itu, orangtua tidak boleh membiarkan ini menjadi alasan mengapa anak berprestasi rendah. Sebaliknya, gunakan kekurangan anak sebagai cara untuk memotivasinya agar bisa mencapai potensi keberhasilan di sekolah.

4. Biarkan anak tahu bahwa kinerjanya penting dalam mencapai cita-citanya

4. Biarkan anak tahu bahwa kinerja penting dalam mencapai cita-citanya
Pexels/Ron Lach

Memberi tahu anak bahwa kinerjanya penting dalam mencapai cita-citanya di masa depan, dapat menjadi faktor motivasi yang membuat anak akan berusaha lebih keras dalam pendidikan.

Dilansir dari EmpoweringParents.com, ketika orangtua menjelaskan bahwa kinerja yang baik memiliki peran besar dalam mencapai impian, ini dapat meletakkan dasar yang positif.

Ini juga dapat mendorong anak untuk ingin berbuat lebih baik, karena ada seseorang yang percaya padanya untuk melakukan hal-hal lebih baik.

Ingatlah bahwa ada saat-saat di mana cara ini mungkin tidak akan berhasil. Tetapi jika orangtua terus mendorong anak dengan menyatakan bahwa Mama Papa percaya pada kemampuannya, anak mungkin mulai percaya pada diri sendiri dan sebagai hasilnya menjadi termotivasi.

5. Tetapkan tujuan yang dapat dicapai perlahan-lahan

5. Tetapkan tujuan dapat dicapai perlahan-lahan
Pexels/August de Richelieu

Terkadang, tujuan yang dimiliki orangtua untuk anak berbeda dengan apa yang sebenarnya bisa dicapai. Dengan demikian, tujuan tersebut perlu didiskusikan dan, dalam beberapa kasus, direvisi.

Dilansir dari Boys Town, ketika tujuan ditetapkan oleh orangtua yang tampaknya tidak realistis, kemungkinan besar akan terjadi penurunan prestasi.

Anak yang percaya bahwa standar yang ditetapkan untuknya terlalu tinggi, terkadang tak ragu untuk berhenti mencoba. Hal ini terjadi karena anak merasa bahwa apa yang diharapkan tidak dapat dicapai, maka tidak ada gunanya untuk mencoba.

Untuk mengatasinya, Mama dan anak harus duduk bersama dan mendiskusikan tujuan realistis yang dapat dicapai secara perlahan-lahan.

Setelah ini ditentukan, maka itulah tujuan yang harus dicapai. Orangtua seharusnya tidak mendorong anak terlalu keras dan anak harus berada di jalur yang tepat untuk mengatasi prestasinya yang kurang.

Nah itulah beberapa cara membantu anak yang kurang berprestasi di sekolah. Inilah sebabnya mengapa sangat penting bagi orangtua untuk menemukan apa yang penting bagi anak dan memanfaatkannya sebagai motivasi untuk sekolah.

Untuk mengakhiri prestasi yang buruk, juga memerlukan proses yang panjang dan butuh kesabaran Ma. Ingatlah bahwa dukungan positif dan dorongan yang sehat dari orangtua dapat membantu anak memotivasi dirinya sendiri lebih baik. Tetap semangat ya Ma!

Baca juga:

The Latest