7 Cara Mendidik Anak yang Pesimis agar Menjadi Lebih Optimis

Anak yang pesimis jarang melihat keindahan dalam hidup

14 Juli 2021

7 Cara Mendidik Anak Pesimis agar Menjadi Lebih Optimis
PExels/Kindel Media

Hadapi saja, anak-anak yang memiliki sikap pesimis adalah salah satu tipe orang yang mungkin paling membuat Mama frustrasi.

Cepat dan mudah sekali untuk menyerah, percaya apa pun yang ia lakukan tidak akan membuat perbedaan, menganggap apa yang dilakukan tidak akan pernah berhasil, dan sayangnya, ia juga jarang melihat hal-hal baik dan indah dalam hidup.

Kabar baiknya adalah Mama dapat membantu untuk membuat anak belajar menjadi lebih optimis!

Gunakan tips yang telah Popmama.com rangkum berikut ini, untuk membantu anak mengubah caranya berpikir tentang masalah atau tantangan dalam hidup.

1. Hilangkan hal-hal negatif di sekitar anak

1. Hilangkan hal-hal negatif sekitar anak
Pexels/Anastasia Shuraeva

Mulailah dengan melakukan apa yang dapat Mama lakukan, misalnya dengan memotong sumber yang mungkin memperburuk pesimisme anak.

Misalnya seperti mengurangi paparan berita mengerikan di televisi, berhenti membicarakan hal-hal buruk di media sosial, atau membicarakan pengalaman negatif Mama sendiri.

Di mana dulu peristiwa-peristiwa dunia yang tragis dan menakutkan tampak begitu jauh, atau hanya dicetak kata-kata di surat kabar, sekarang peristiwa itu tersiarkan hampir setiap waktu di televisi dan layar gadget anak.

Jadi lebih untuk membatasi penggunaan layar anak dan muali menceritakan bagaimana Mama bisa melewati masa-masa sulit dengan pemikiran positif.

2. Membuat rutinitas untuk melaporkan kabar baik setiap malam

2. Membuat rutinitas melaporkan kabar baik setiap malam
Freepik/Pch.vector

Selanjutnya, secara sadar tekankan pandangan yang lebih optimis di rumah, sehingga anak dapat melihat bagian baik dari kehidupan, bukan hanya sisi negatifnya.

Misalnya, membuat rutinitas keluarga untuk melaporkan kabar baik setiap malam, di mana setiap anggota keluarga dapat melaporkan sesuatu yang baik yang terjadi hari itu kepadanya atau berbagi cerita optimis.

Selain itu, Mama juga bisa menceritakan tentang kehidupan tokoh-tokoh yang berjuang dalam mencapai mimpinya.Dunia dipenuhi dengan contoh individu yang mengalami hambatan besar, tetapi mereka tidak menyerah pada pemikiran pesimis.

Sebaliknya mereka tetap optimis, dan terus mengejar impiannya sampai berhasil. Jadi carilah contoh untuk dibagikan kepada anak mama.

Editors' Pick

3. Hadapi pemikiran pesimis dan seimbangkan

3. Hadapi pemikiran pesimis seimbangkan
Freepik/Bearfotos

Salah satu cara untuk menggagalkan pemikiran pesimis anak adalah dengan memberikannya sudut pandang yang lebih seimbang. Jika Mama menggunakan strategi itu dengan cukup, anak akan selalu menggunakannya untuk membantu melawan pikiran pesimis.

Misalnya, anak tidak ingin berkumpul dengan teman-teman sebayanya karena ia berpikir tidak ada yang menyukainya. Mama dapat menawarkan pandangan yang lebih seimbang, jika mereka tidak menyukaimu, maka mereka tidak akan mengundangmu untuk berkumpul bersama.

Atau jika anak gagal dalam ujian matematikanya dengan mengatakan bahwa ia bodoh. Mama bisa berkata, “Tidak ada yang bisa menjadi baik dalam segala hal. Kamu pandai dalam sejarah dan seni. Sementara itu, mari kita cari tahu cara meningkatkan kemampuan matematikamu, ya?.”

4. Hadapi kesalahan atau kegagalan dengan optimis

4. Hadapi kesalahan atau kegagalan optimis
Freepik

Anak yang pesimis seringkali menyerah pada tanda pertama kesulitan, tidak menyadari bahwa kesalahan atau kegagalan adalah fakta yang umum dalam kehidupan.

Kiat untuk membantu anak memertahankan pandangan yang lebih optimis terhadap kegagalan adalah, menekankan bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan atau mengalami kegagalan. Hal ini membuatnya belajar untuk mengambil risiko. 

Mama juga bisa menceritakan pada anak pengalaman Mama ketika membuat kesalahan. Ini membantu anak mengenali membuat kesalahan terjadi pada semua orang.

5. Memikirkan semua kemungkinan hasil, baik secara positif dan negatif

5. Memikirkan semua kemungkinan hasil, baik secara positif negatif
Freepik

Bantu anak dalam memikirkan kemungkinan hasil dari situasi apa pun, sehingga ia akan lebih cenderung memiliki penilaian yang realistis sebelum membuat keputusan apa pun, serta lebih kecil kemungkinannya untuk mengucapkan keputusan yang pesimis.

Dalam hal ini, Mama mungkin dapat bertanya “bagaimana jika?” pada jenis pertanyaan untuk membantu anak memikirkan konsekuensi potensial yang positif.

Untuk menguatkan keputusan, Mama dan anak dapat membuat daftar pro dan kontra dari setiap pilihan yang membantunya mempertimbangkan hasil positif dan negatifnya. 

6. Kembangkan sikap bersyukur

6. Kembangkan sikap bersyukur
Pexels/olia danilevich

Ide lain untuk membantu anak agar lebih optimis adalah dengan mengembangkan sikap syukur. Caranya yaitu dengan mendorong anak untuk menulis lima hal yang ia syukuri setiap hari, seperti hal apa yang meningkatkan kepuasan hidup, kebahagiaan, atau nilainya di sekolah.

Atau anak mungkin bisa menulis daftar panjang tentang sesuatu yang ia syukuri, dan terus tambahkan ke daftar itu setiap kali ia memikirkan hal-hal baru. Anak dapat menulis daftar tersebut di selembar kertas besar, atau memiliki buku catatan kecil.

Ketika anak didorong untuk merasa bersyukur atas apa yang ia miliki, itu mengubah caranya dalam berpikir. Ini membantu anak untuk melihat semua hal positif dalam hidupnya dan menempatkan hal-hal dalam perspektif ketika terjadi kesalahan.

7. Penting bagi orangtua untuk tidak mengeluh setiap saat di hadapan anak

7. Penting bagi orangtua tidak mengeluh setiap saat hadapan anak
Freepik/Benzoix

Dilansir dari Parent 4 Success, seringkali anak yang berpikiran negatif  ternyata juga memiliki orangtua yang berpikiran negatif. Jadi tantangannya di sini adalah menghentikan diri sendiri untuk mengeluh, menggerutu, atau bersikap kritis. 

Jika Mama bisa, cobalah untuk memastikan bahwa semua yang dikatakan adalah positif, membantu, baik, dan menunjukkan kebaikan dalam situasi tersebut. Walaupun ini tidak akan mudah, ini dapat menunjukkan pada anak bahwa ia mampu mengubah kebiasaan berpikir negatifnya.

Melakukan hal ini akan membantu anak menyadari bahwa ada cara berbeda dalam memandang masalah. Cara yang lebih bermanfaat, realistis, dan positif. 

Hadapilah, masa-masa remaja adalah waktu yang sulit bagi anak untuk tumbuh dewasa, dan mendengarkan situasi buruk seringkali membuat anak hanya melihat sisi bawah dari situasi apa pun.

Dunia benar-benar tempat yang indah dan penuh harapan. Orangtua hanya perlu meluangkan waktu dan menunjukkan semua kebaikan di dalamnya kepada anak. Bagaimanapun, ini adalah dunianya juga, dan kebiasaan yang ia pelajari saat ini dapat bertahan seumur hidup.

Itulah cara membuat anak agar lebih optimis. Jadi Ma, pastikan bahwa salah satu kebiasaan anak adalah berpikir optimis dan mengenali keindahan dalam hidup.

Baca juga:

The Latest