5 Cara Menghilangkan Kecemburuan Anak pada Dunia Media Sosial

Ketika anak merasa cemburu pada "kesempurnaan" di media sosial, ada cara untuk mengatasinya

16 Juli 2021

5 Cara Menghilangkan Kecemburuan Anak Dunia Media Sosial
Pexels/Ibraim Leonardo

Hidup di zaman modern ini, hampir setiap remaja menggunakan media sosial. Sulit bagi anak untuk tidak jatuh ke dalam perangkap membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dan merasa cemburu akibat like, followers, dan kesempurnaan hidup yang ditunjukkan dalam feeds.

Tak hanya, orang dewasa, anak juga bisa iri pada penampilan, kecerdasan, kesuksesan, kekayaan orang lain, dan masih banyak lagi.

Tak peduli seberapa keras anak berusaha untuk sesuatu, atau seberapa baik penampilannya, menurutnya akan selalu ada seseorang yang lebih baik.

Secara tidak sadar, remaja membandingkan dirinya dengan orang lain dan merasakan kecemburuan. Untuk menghilangkan kebiasaan ini, ada beberapa hal yang perlu remaja lakukan.

Bantu anak mengatasi kecemburuan media sosialnya dengan 5 cara yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!

1. Bangga dengan diri sendiri dan apa yang telah dimiliki

1. Bangga diri sendiri apa telah dimiliki
Freepik

Bagi remaja, ini mungkin terdengar lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi hal utama untuk mencegah rasa cemburu adalah melihat diri sendiri. Sangat penting untuk bangga dengan diri sendiri dan semua yang telah dicapai.

Ketika anak mengejar segala sesuatu yang tidak dimiliki, namun ia merasa sangat membutuhkannya, ia mudah untuk lupa bersyukur atas apa yang sebenarnya sudah dimiliki.

Disinilah peran orangtua sangat dibutuhkan, untuk mengingatkan anak bawah ia memiliki orang-orang di yang peduli dengannya.

Ingatkan anak bahwa ia juga bisa bersyukur atas sekolahnya, gaya dan kepribadian yang unik, bahkan juga kemampuannya untuk bekerja keras melakukan apapun yang ia inginkan dalam hidup.

Editors' Pick

5. Ikut bahagia dan bangga pada pencapaian orang lain

5. Ikut bahagia bangga pencapaian orang lain
Freepik

Ketika datang rasa cemburu di media sosial yang tidak sehat, itu seringkali berkaitan dengan teman-teman terdekat remaja. Sayangnya, sangat mudah bagi anak untuk membandingkan diri sendiri dengan teman-teman disekitarnya.

Saat temannya merayakan nilai bagus, peringkat tinggi, memenangkan sesuatu, kesuksesan di media sosial, atau sesuatu yang serupa, kecemburuan dapat dengan cepat muncul pada anak dengan pertanyaan seperti “mengapa itu bukan saya?”.

Walaupun seringkali normal untuk merasa iri, penting bagi anak untuk belajar merasa bahagia dan bangga terhadap pencapaian temannya. Mengapa?

Karena kecemburuan dapat mengakibatkan anak meremehkan orang lain dalam pikirannya dan membiarkan kecemburuan menguasai dirinya. Alih-alih merasa dan bertindak seperti itu, penting untuk bangga dengan teman-teman atas pencapaian mereka.

Dalam kondisi ini, Mama juga mengingatkan anak bahwa ia perlu menerima bahwa nanti ada gilirannya untuk bersinar, dan saat ini adalah milik teman-temannya dulu. Tidak apa-apa untuk menunggu dan berusaha lebih keras.

3. Ubah kecemburuan menjadi sesuatu yang positif

3. Ubah kecemburuan menjadi sesuatu positif
Freepik/Karlyukav

Kecemburuan biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang negatif. Cemburu pada orang lain, hingga merasa tidak cukup baik atau kompeten. Tapi bagaimana jika remaja bisa mengubah perasaan itu menjadi sesuatu yang positif?

Kapan pun anak merasakan cemburu, alih-alih membiarkan anak jatuh, Mama harus "merangkulnya". Bukan berarti Mama membiarkan anak untuk mengakui bahwa ia tidak cukup baik, tetapi benar-benar merasakan apa yang mengganggu anak dan bagaimana cara yang bisa untuk mengubahnya.

Cobalah untuk mencari tahu mengapa pencapaian orang lain dapat menjatuhkan motivasi anak, alih-alih terus memotivasi anak untuk berbuat lebih baik.

4. Berhenti mencari persetujuan dari orang lain

4. Berhenti mencari persetujuan dari orang lain
Pexels/Khoa Võ

Dalam hal ini, kemandirian juga menjadi salah satu aspek kebahagiaan seorang remaja. Ketika anak mampu berpikir secara mandiri, ia tidak mencari persetujuan dan bergantung pada pendapat orang lain.

Sehingga, minta anak untuk berhenti mencari persetujuan dari dan membandingkan dirinya dengan orang lain.

Bagi orangtua, hindari juga memberikan pujian yang berlebihan, karena ini juga menyangkut bagaimana anak selalu merasa butuh pengakuan dari orang lain untuk bahagia.

Penting juga untuk menjadi panutan anak ketika Mama merasa bahagia untuk menjadi diri sendiri, dan tunjukkanlah rasa bahagia terhadap apa yang Mama lakukan.

5. Bersyukurlah untuk hal-hal kecil

5. Bersyukurlah hal-hal kecil
Freepik/Senivpetro

Terakhir dan tak kalah penting adalah, membiasakan bersyukur untuk hal-hal kecil sebagai rutinitas. Salah satu cara termudah untuk bersyukur adalah, menyarankan anak untuk memulai kebiasaan menulis semacam jurnal rasa syukur.

Mama tak perlu memaksa anak untuk menulisnya setiap merasa cemburu, tetapi setidaknya pastikan untuk meluangkan beberapa saat setiap pagi dan/atau sore hari untuk memikirkan apa yang patut anak syukuri dalam hidup.

Fokus pada hal positif, fokus pada hal-hal kecil.

Setiap hari anak mungkin mengalami hal-hal kecil yang besar, namun ketika ia tidak meluangkan waktu untuk memikirkannya, ia lupa untuk menghargainya. Luangkan waktu sejenak untuk berhenti, pejamkan mata, pikirkan hari ini dan tersenyumlah untuk hal-hal kecil, kata-kata manis, pencapaian kecil.

Itu mungkin akan meninggalkan senyum manis di wajah anak, dan kecemburuan akan segera pergi.

Nah itulah beberapa cara untuk menghilangkan rasa cemburu anak terhadap dunia media sosial. Ketika remaja mungkin tidak bisa lepas dari media sosial, menghentikannya sekaligus memang mustahil. Namun ada banyak cara untuk memastikan anak menggunakan media sosial dengan sehat.

Menerapkan cara-cara di atas, yang dilakukan bersamaan dengan pola hidup positif seperti, tidur yang cukup, meluangkan waktu untuk aktivitas fisik, mengonsumsi makanan sehat, dan membatasi penggunaan media sosial dapat membantu anak untuk mengatasi kecemburuannya.

Baca juga:

The Latest