9 Ciri-Ciri FOMO pada Anak Remaja

Apakah anak mama memiliki perilaku FOMO?

16 Februari 2021

9 Ciri-Ciri FOMO Anak Remaja
Freepik/Miksturaproduction

Mungkin Mama akhir-akhir ini cukup sering mendengar FOMO, dan apa artinya? FOMO atau Fear of Missing Out adalah rasa takut akan ketinggalan.

Fenomena ini menjadi sangat umum dalam masyarakat saat ini karena semakin banyak orang yang menjadi cemas tentang apa yang terjadi di belakang mereka, dan sadar ingin memiliki atau menghadiri semua rencana yang dilakukan oleh orang lain .

Gejala FOMO adalah masalah yang terjadi setiap hari untuk setiap orang dari kalangan usia, baik remaja hingga orang ddewasa. Bagian terburuknya adalah ketika anak melihat teman-teman terdekatnya melakukan kegiatan tanpa kehadiran anak.

Dari media sosial, ia melihat teman-temannya tertawa serta membuat kenangan. Jauh di lubuk hati anak mungkin ia mengakui bahwa itu menyakitkan baginya.

Jika Mama tidak yakin apakah remaja menderita FOMO, berikut ini Popmama.com akan membahas 9 ciri-ciri FOMO pada anak remaja yang meyakinkan Mama apakah si Anak mengalami ini atau tidak.

1. Anak menggunakan media sosial setiap jam dan tidak dapat mengalihkan pandangan dari ponselnya

1. Anak menggunakan media sosial setiap jam tidak dapat mengalihkan pandangan dari ponselnya
Freepik/Odua

Di abad ke-21 ini kemajuan teknologi dan gaya hidup yang meningkat, membuat anak yang berusia di atas 7 tahun sekarang memiliki smartphone.

Gejala FOMO dapat dilihat ketika remaja menggunakan smartphone dan media sosialnya selama waktu yang lama, hingga ia benar-benar tidak dapat meletakkan telepon dan selalu gelisah menunggu teks atau undangan.

Mama mungkin juga pernah mengalaminya, begitu Mama melihat seseorang melakukan sesuatu tanpa Mama. FOMO membuat anak harus memeriksa setiap jam untuk melihat apakah teman-temannya menikmati atau tidak.

Yang terburuk adalah ketika anak memeriksa semua bentuk media sosial untuk memastikan ia tidak melewatkan informasi penting.

2. Ingin mengambil bagian pada tren atau kegiatan yang sedang dilakukan banyak orang

2. Ingin mengambil bagian tren atau kegiatan sedang dilakukan banyak orang
Freepik/Vgstockstudio

Rutinitas yang padat terdengar seperti bagian dalam hidup anak, meski terkadang tubuhnya tidak setuju. Gejala utama FOMO adalah kebutuhan terus-menerus untuk mengambil bagian dalam tren atau kegiatan sebanyak mungkin hal karena anak takut ketinggalan.

Anak merasa perlu pergi ke acara ini atau ke konser itu, atau bahkan untuk membeli smartphone terbaru karena anak takut merasa akan ketinggalan jaman. FOMO juga dapat meminta remaja mengikuti perkembangan tren di media sosial dan mengunduh aplikasi dengan tujuan mengubah sesuatu dalam hidup.

Mencoba melakukan segalanya dan berada di mana saja akan membuat anak memiliki sedikit waktu untuk melakukan beberapa hal yang benar-benar penting. Mama dapat bertanya pada anak, “Apa yang bisa terjadi jika kamu melewatkan aktivitas ini?”.

Kemungkinan seringkali, jawaban anak berputar-putar karena pikirannya yang tidak jelas, bahkan mungkin mencoba membenarkan tindakan yang tidak bermanfaat.

Waktu dan tenaga sangat berharga, jadi ingatkan anak sebaik mungkin untuk tidak menghabiskannya dalam "tren" berikutnya, apalagi jika itu bukan sesuatu yang benar-benar digunakan dalam jangka panjang.

3. Memiliki masalah pada hubungan sosialnya

3. Memiliki masalah hubungan sosialnya
Freepik/Glaushkina1

Ini adalah gejala FOMO yang paling umum. Yaitu anak mendapatkan masalah dengan teman-teman terdekatnya karena mereka melakukan sesuatu tanpa anak, bahkan walaupun tidak semua teman-temannya ada di sana.

Anak kemudian merasa kesal dan marah karena teman-temannya melakukan sesuatu, dan ketika anak mengatakan kesalahannya karena anak tidak hadir, kesalahan sebenarnya terletak pada anak bukan kesalahan teman-temannya.

Editors' Pick

4. Anak mulai mencoba mengubah rencananya

4. Anak mulai mencoba mengubah rencananya
Freepik

Misalnya, anak telah memberi tahu teman-temannya bahwa ia tidak bisa pergi karena sedang mengerjakan tugas atau tidak ada uang tambahan untuk membayar keluar malam. Tapi kemudian teman-temannya membicarakan tentang apa yang akan mereka kenakan.

Jadi apa yang anak lakukan ketika ia memiliki FOMO? Anak berusaha sekuat tenaga untuk mengubah rencananya sehingga ia dapat menghadiri acara tersebut. Bahkan anak mungkin rela datang ke pesta saat tubuhnya sedang sakit. Ia akan terus berusaha agar tidak merasa kehilangan momen bersama teman-temannya.

5. Tidak mau kesepian hingga ingin mengetahui semua kegiatan temannya

5. Tidak mau kesepian hingga ingin mengetahui semua kegiatan temannya
Freepik

Mama bisa mengetes anak dengan menanyakan kegiatan temannya, seperti “Oh, Mama ingin tahu apa yang dilakukan (nama teman anak) hari ini?” dan coba dengarkan, jika anak tahu semua kegiatan temannya hingga setiap detailnya, maka anak memiliki gejala FOMO.

Hal ini bisa terjadi karena anak ingin mengetahui kegiatan temannya di media sosial, dan ia tidak mau sendirian. Perilaku ini memang dapat dimaklumi, namun jika anak terus menerus merasa kesepian Mama perlu waspada karena bisa berdampak pada kesehatan mentalnya.

6. Sedih ketika tidak diundang

6. Sedih ketika tidak diundang
Freepik/Vitalii-petrushenko

Merasa sedih ketika tidak diundang, adalah reaksi manusia yang umum terhadap berbagai hal, tetapi 100 persen merupakan gejala FOMO, meskipun itu hanya kasus FOMO ringan. Jika anak ingin menghadiri setiap pesta atau diundang ke mana-mana maka memiliki gejala FOMO.

7. Sering membandingkan dirinya dengan kehidupan orang lain

7. Sering membandingkan diri kehidupan orang lain
Freepik/Sewcream

Ketika setiap orang tampaknya memiliki kehidupan yang lebih menakjubkan dari anak, ia akan mulai membandingkan dirinya dengan orang lain, yang juga dipenuhi rasa kecemburuan.

Jika perasaan ini dikombinasikan dengan perilaku FOMO, maka dapat memberikan anak dorongan besar untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, jika tidak maka membuat anak merasa kalah dalam persaingan yang bahkan “tidak nyata” dalam hidupnya.

Lagi pula, anak tidak pernah melihat apa yang terjadi di balik layar dan perjuangan apa yang dilalui teman-temannya dapat mendapatkan apa yang mereka tampilkan di sosial media.

Tidak sedikit orang yang membagikan kehidupan mereka di media sosial. Jika anak memiliki FOMO, ia akan terus mencoba mengejar dan mengalahkan orang lain, yang mungkin hal ini akan membuat anak tidak fokus mencapai cita-cita sesungguhnya di kehidupan nyata.

8. Sangat tertarik pada pengalaman baru

8. Sangat tertarik pengalaman baru
Freepik/Asmedvednikov

Dilansir dari Patrickmcginnis.com, beberapa penelitian mengatakan anak yang memiliki FOMO, lebih fokus pada pengalaman, dari yang besar seperti berlibur ke luar kota atau ke luar negeri, atau seperti pergi ke restoran baru yang megah di kota.

Untuk mendapatkan pengalaman ini, banyak Milenial yang bermain api dan menggunakan kartu kredit untuk makanan yang terlalu mahal atau tempat wisata yang terlalu mahal.

Seolah-olah ingin menampilkan citra diri, anak justru berisiko menambah hutangnya. Ini, juga dikombinasikan dengan fakta bahwa remaja masih menghasilkan lebih sedikit uang daripada orangtuanya.

Sehingga pengalaman ini lebih menjadi perjuangan yang berat, yang mungkin tidak akan pernah anak menangkan. Itu tidak berarti anak tidak bisa memanjakan dirinya dengan sesuatu yang benar-benar istimewa.

Namun kuncinya adalah memastikan apa pun yang anak pilih perlu dipertanggung jawabkan dengan alasan yang benar.

9. Anak memotret semua momennya bersama teman-temannya

9. Anak memotret semua momen bersama teman-temannya
Freepik/Miksturaproduction

Gejala FOMO terakhir yang tak kalah penting dan mudah diperhatikan adalah, anak memotret segala sesuatu sehingga semua orang dapat melihat apa yang ia lakukan. Tetapi orang terdekat anak yang melakukan hal ini, sebenarnya yang menyebabkan FOMO pada anak pertama kali.

Nah itulah Ma, ciri-ciri FOMO yang mungkin terlihat pada anak remaja. Jika anak memiliki dua atau lebih gejala, maka anak mempunyai perilaku FOMO.

Jangan khawait, meskipun penyebaran FOMO ini akan ada selama masih terdapat media sosial, ada obat untuk perasaan ini, yaitu diperlukan banyak disiplin dan fokus pada apa yang benar-benar penting untuk anak.

Baca juga:

The Latest