Kurang Istirahat, 6 Tanda Anak Mama Alami Kelelahan Parah

Mungkin terlihat normal, namun kelelahan lebih dari sekadar capek biasa lho, Ma!

14 Mei 2021

Kurang Istirahat, 6 Tanda Anak Mama Alami Kelelahan Parah
Freepik/Zinkevych

Berkembangnya usia anak, membuatnya semakin aktif mengikuti beragam kegiatan. Memasuki usia remaja, anak mulai banyak disibukkan dengan aktivitas seperti belajar, mengerjakan proyek sekolah, mengambil program ekstrakulikuler, kursus tambahan dan sebagainya.

Capek menjadi hal yang wajar setelah anak menjalankan rutinitasnya tersebut. Namun tahukah Mama bahwa ada perbedaan besar antara capek dan kelelahan?

Mungkin Mama selama ini hanya menganggap anak capek, namun bisa saja ia mengalami kelelahan akibat padatnya rutinitas.

Penting untuk mengetahui perbedaannya, karena kelelahan bisa sangat berbahaya.

Jadi, jika remaja mama mengalami salah satu gejala kelelahan yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini, ingatkan anak untuk segera tidur secepatnya ya!

1. Bibir yang kering

1. Bibir kering
Freepik/Natali_ploskaya

Jika Mama melihat bibir anak yang pecah-pecah, kulit bersisik, dan sering mengeluhkan sakit kepala, hal ini bisa disebabkan karena dehidrasi.

Dehidrasi menjadi masalah yang umum terjadi di iklim cuaca panas seperti Indonesia.

Namun, jika anak merasa lelah, maka Mama harus tahu bahwa hal itu seiring dengan kelelahan.

"Anak merasa lebih lelah jika mengalami dehidrasi, jika terus-menerus menginginkan sesuatu untuk diminum atau mengalami kulit dan bibir kering, maka ia mungkin mengalami tingkat hidrasi yang dapat menyebabkan kelelahan." kata Michael J. Breus, PhD, seorang ahli gangguan tidur klinis bersertifikat.

Air memengaruhi begitu banyak sistem dalam tubuh anak sehingga tidak mungkin dapat mempertahankan tingkat energi jika anak tidak minum air dalam jumlah yang cukup, jelasnya.

Dr. Breus juga mengatakan bahwa anak seringkali lupa minum karena tidak terpikirkan.

Setiap orang berbeda, namun ia selalu memberi tahu orang-orang bahwa harus minum air sampai urin menjadi jernih.

2. Pikiran cepat kabur alias mudah lupa

2. Pikiran cepat kabur alias mudah lupa
Freepik/Nakaridore

Otak membutuhkan tidur seperti mobil membutuhkan bahan bakar, tidak ada yang berjalan dengan baik saat kosong.

“Tubuh menggunakan tidur untuk menstabilkan ketidakseimbangan kimiawi, menyegarkan area otak yang mengontrol suasana hati dan perilaku, dan untuk memproses ingatan dan pengetahuan yang dikumpulkan sepanjang hari,” kata Wayne Scott Andersen, MD, direktur medis Take Shape for Life.

Dilansir dari dailyburn.com, tidur sangat penting selama periode 90 menit yang dikenal sebagai tidur REM (rapid eye movement). Saat diganggu, pikiran anak mungkin lesu keesokan harinya.

Dr. Andersen juga mengatakan bahwa anak tidak akan dapat mempertahankan pengetahuan dengan baik, karena otak bergantung pada tidur untuk memproses ulang apa yang ia alami sepanjang hari. Kelelahan dapat membuat anak lebih rentan untuk melupakan hal-hal penting hingga merasa sangat mudah tersinggung.

Editors' Pick

3. Aktivitas olahraga menjadi terganggu

3. Aktivitas olahraga menjadi terganggu
Freepik

Mungkin anak telah rutin berolahraga ringan setiap hari untuk meningkatkan kebugaran fisiknya selama menjalani aktivitas.

Namun, kelelahan dapat menyebabkan setiap olahraga anak jadi lebih menyiksa.

“Berolahraga membutuhkan fokus mental serta aktivitas fisik. Jika tidak cukup istirahat, kemampuan diri untuk menantang tubuh dengan benar akan terbatas, dan di samping itu banyak konsekuensi yang datang jika pola tidur yang buruk." ujar Dr. Andersen.

4. Anak menjadi sangat stres

4. Anak menjadi sangat stres
Freepik

Apakah Mama sering melihat anak begadang di malam hari untuk mengerjakan tugasnya? Tanpa disadari hal ini dapat membuat anak menjadi lebih stres. Menurut penelitian dalam jurnal Sleep, hal inilah yang dapat menyebabkan insomnia yang memicu kelelahan.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti bertanya kepada hampir 2.900 laki-laki dan perempuan tentang stres dalam hidup mereka, termasuk berapa lama hal itu mempengaruhi mereka, seberapa parah itu, dan bagaimana mereka menangani tekanan tersebut.

Setahun kemudian, para peneliti menemukan bahwa mereka mengatasi stres dengan mengalihkan perhatiannya. Namun hal ini menunjukkan kasus insomnia kronis yang lebih tinggi, yang mereka cirikan sebagai tiga malam tanpa tidur dalam seminggu selama sebulan atau lebih.

Ini bisa berubah menjadi lingkaran setan antara stres dan kelelahan yang memicu satu sama lain. Para peneliti menyarankan untuk menggunakan teknik kesadaran dalam meredakan stres, sebagai cara yang lebih baik untuk mengatasinya.

5. Anak mengonsumsi lebih banyak junk food dari biasanya

5. Anak mengonsumsi lebih banyak junk food dari biasanya
Freepik/Rawpixel-com

Ketika mengerjakan setumpuk tugas, tak jarang ada banyak camilan yang mengisi meja belajar anak, umumnya mereka mungkin mengatakan untuk menambah semangat, tidak mengantuk, atau agar tidak bosan.

"Semakin kelelahan, orang semakin menginginkan makanan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat," kata Breus.

Kelelahan sering kali berhubungan dengan tingginya tingkat kortisol, hormon stres. Untuk menurunkan kortisol, otak anak akan sering mencari neurotransmitter serotonin. Breus mengatakan, serotonin adalah hormon yang menenangkan.

Cara mudah untuk mendapatkannya adalah dengan mengonsumsi makanan enak yang penuh karbohidrat dan lemak. Namun sayangnya, semua junk food itu akhirnya bisa membuat anak justru semakin lelah.

"Dengan makanan yang diproses dengan kadar glisemik tinggi seperti minuman ringan, permen batangan, atau bagel, kadar gula darah dan insulin akan meningkat secara dramatis. Kadar insulin yang meningkat menyebabkan gula darah anjlok, jadi otak memicu perasaan mengidam sesuatu yang penuh gula, lemak, dan kalori," kata Dr. Anderson.

Alih-alih mencari junk food yang menenangkan, Dr. Andersen merekomendasikan untuk mengisi tubuh dengan makanan kadar glisemik rendah yang sehat, seperti buah-buahan dan biji-bijian yang dapat membantu menstabilkan gula darah dan menjaga kadar insulin.

6. Kurang tidur bahkan seminggu sekali

6. Kurang tidur bahkan seminggu sekali
Freepik/Ulkas

Mama mungkin sebelumnya sudah tahu bahwa insomnia kronis dapat memicu kelelahan. Tetapi tahukah Ma, bahwa bahkan gangguan tidur di satu malam saja dapat membuat anak lebih kelelahan keesokan harinya?

Dalam sebuah studi di jurnal Sleep Medicine, 61 partisipan studi tidur selama delapan jam selama satu malam.

Malam berikutnya, istirahat mereka diganggu oleh empat panggilan telepon yang mengharuskan mereka untuk menyelesaikan tantangan komputer singkat sebelum dapat melanjutkan tidur.

Para peneliti menemukan bahwa setelah tidur malam yang terganggu, orang mengalami suasana hati yang lebih buruk, bersamaan dengan rentang perhatian yang lebih lemah, menunjukkan bahwa tidur yang terganggu mungkin sama merugikannya dengan kelelahan yang datang dengan pembatasan tidur penuh.

Dalam sebuah studi di Frontiers in Medicine, para peneliti menemukan bahwa 177 peserta melaporkan menunda-nunda waktu tidur mereka di malam hari, mereka tidur lebih sedikit dan dengan kualitas yang lebih buruk. Hal ini membuat mereka mengalami kelelahan yang lebih intens keesokan harinya.

“Atur waktu tidur dan patuhi, menghitung mundur tujuh jam dari waktu bangun adalah cara ideal untuk menentukan waktu tidur. Jangan lupa mematikan ponsel, televisi, dan perangkat lain.” ujar saran Dr. Andersen.

Nah itulah tanda-tanda kelelahan pada anak yang perlu Mama perhatikan.

Kelelahan tidak boleh dianggap sepele, apalagi jika anak memiliki aktivitas padat setiap hari. Ingatkan anak untuk istirahat yang cukup dan diimbangi dengan mengonsumsi makanan yang sehat.

Baca juga:

The Latest