Seorang Remaja 14 Tahun Meninggal Akibat Algoritma Media Sosial

Molly menemukan gambar, video, dan teks tentang melukai diri sendiri hingga bunuh diri

5 Oktober 2022

Seorang Remaja 14 Tahun Meninggal Akibat Algoritma Media Sosial
People.com

Pada tahun 2017 lalu, seorang remaja berusia 14 tahun bernama Molly Rose Russell ditemukan bunuh diri setelah mengalami depresi dan self harm alias menyakiti diri sendiri.

Proses pemeriksaan kematian Molly akhirnya terungkap pada hari Jumat (30/10/22) oleh seorang koroner bernama Andrew Walker.

Andrew memutuskan bahwa penyebab kematian Molly Russell, adalah akibat menggunakan platform media sosial dan "terjebak" dalam fitur algoritma yang dimiliki media sosial.

Untuk mengetahui informasinya tentang remaja 14 tahun meninggal akibat algoritma dari media sosial berikut Popmama.com telah merangkum selengkapnya di bawah ini:

1. Molly menerima konten terkait menyakiti diri sendiri melalui media sosial Pinterest dan Instagram

1. Molly menerima konten terkait menyakiti diri sendiri melalui media sosial Pinterest Instagram
Pexels/Tracy Le Blanc

Seorang koroner atau pemeriksa medis untuk kematian menyimpulkan bahwa media sosial berkontribusi pada kematian seorang remaja berusia 14 tahun bernama Molly Russell.

Pada hari Jumat (30/10/2022) seorang koroner bernama Andrew Walker memutuskan bahwa penyebab kematian seorang remaja perempuan asal Inggris bernama Molly Russell, adalah akibat mengikuti platform media sosial.

Sang Papa, Ian Rusell, mengetahui bahwa Molly menerima beberapa konten terkait menyakiti diri sendiri tanpa henti melalui media sosial Pinterest dan Instagram.

Andrew menambahkan bahwa internet memengaruhi kesehatan mentalnya secara negatif dan berkontribusi pada kematiannya.

2. Ia menemukan gambar, video, teks, tentang melukai diri sendiri hingga bunuh diri

2. Ia menemukan gambar, video, teks, tentang melukai diri sendiri hingga bunuh diri
Pexels/Pixabay

Melansir dari The Guardian, Molly menemukan gambar, video, dan teks tentang melukai diri sendiri, bunuh diri, atau yang bersifat negatif dan menyedihkan.

“Gambar, klip video dan teks tentang atau berkaitan dengan melukai diri sendiri, bunuh diri atau yang bersifat negatif atau menyedihkan. Beberapa di antaranya dipilih dan disediakan tanpa Molly meminta mereka”. ujar Andrew.

Beberapa konten ini menormalisasikan tindakan melukai diri sendiri yang dilakukan oleh orang-orang muda pada diri mereka sendiri.

Sementara ada juga konten lain berusaha untuk mengajarkan mengisolasi dan mencegah diskusi, yang sebenarnya dapat membantu mengatasi masalah. 

Inilah sebabnya koroner memutuskan bahwa Molly bukan bunuh diri tetapi meninggal karena tindakan melukai diri sendiri saat menderita depresi dan efek negatif dari konten online.

3. Andrew mengatakan bahwa konten yang dilihat seharusnya tidak tersedia untuk anak-anak

3. Andrew mengatakan bahwa konten dilihat seharus tidak tersedia anak-anak
Pexels/Alexas Fotos

Setelah kematian Russell, sebuah yayasan amal didirikan oleh keluarga dan teman-temannya yang disebut Molly Rose Foundation (MRF). Yayasan ini bertujuan untuk membantu mencegah bunuh diri bagi masyarakat muda di bawah usia 25 tahun.

Menurut situs web MRF, Andrew mencatat materi online yang dilihat oleh Molly, termasuk Instagram dan Pinterest, "tidak aman" dan "seharusnya tidak tersedia untuk dilihat anak-anak."

Melansir dari New York Times, enam bulan sebelum kematiannya, Molly dilaporkan telah membagikan, menyukai, atau menyimpan 16.300 konten di Instagram, di mana 2.100 di antaranya terkait dengan bunuh diri, melukai diri sendiri, dan depresi, menurut data yang diungkapkan oleh perusahaan induk platform Instagram, yaitu Meta.

Editors' Pick

4. Andrew menghubungkan bahwa algoritma media sosial sebagai faktor penyebab kematian

4. Andrew menghubungkan bahwa algoritma media sosial sebagai faktor penyebab kematian
Pexels/Lisa Fotios

Putusan koroner Andrew adalah yang pertama di dunia, karena secara eksplisit menghubungkan mesin rekomendasi media sosial atau algoritma sebagai faktor penyebab kematian

Media sosial berkembang dengan melihat bagaimana keterlibatan pengguna, mulai dari seberapa banyak perhatian yang dikumpulkan oleh setiap konten, seberapa luas dibagikan, berapa lama dilihat, dan seterusnya. 

Mesin rekomendasi atau algoritma ini diprogram untuk memantau apa yang disukai setiap pengguna dan menyarankan konten lain yang mungkin mereka sukai. 

Jadi, jika pengguna mengalami depresi dan memiliki pikiran untuk bunuh diri, maka program tersebut akan memberikan peningkatan konten dalam jumlah yang sama.

5. Pihak dari Pinterest dan Instagram menyesali adanya konten online yang dilihat oleh Molly

5. Pihak dari Pinterest Instagram menyesali ada konten online dilihat oleh Molly
Pexels/Brett Jordan

BBC kemudian melaporkan Elizabeth Lagone yang merupakan kepala kesehatan dan kesejahteraan di Meta, Judson Hoffman selaku kepala operasi komunitas Pinterest, untuk menghadiri pemeriksaan untuk memberikan bukti atas nama situs media sosial.

Hoffman mengakui bahwa platform Pinterest "tidak aman" ketika Russell menggunakannya. Ia pun juga menambahkan bahwa dirinya sangat menyesali konten online yang dilihat oleh Molly.

Sementara itu, Elizabeth juga mengakui beberapa unggahan di pengadilan yang melibatkan Molly akan melanggar kebijakan Instagram, meskipun juga mengklaim beberapa di antaranya "aman".

6. Yayasan MRF menekankan pentingnya keamanan dalam penggunaan media

6. Yayasan MRF menekankan penting keamanan dalam penggunaan media
Freepik

Setelah mengetahui tentang putusan tersebut, MRF mengeluarkan pernyataan yang menyambut baik putusan pemeriksaan atas kematian Molly Russell.

Pernyataan tersebut juga menekankan pentingnya keamanan media online.

"Pemeriksaan telah menunjukkan dengan sangat jelas bahaya signifikan platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Pinterest yang ada tanpa adanya peraturan yang efektif." dalam pernyataan tersebut.

Mereka juga menyarankan jika pemerintah dan platform teknologi seharusnya mengambil tindakan terhadap masalah yang diangkat dalam pemeriksaan. Karena itu akan memiliki efek positif pada kesejahteraan mental kaum muda.

7. Sang Papa, Ian Rusell, memberikan pesan pentingnya berbicara daripada terlibat dengan konten online

7. Sang Papa, Ian Rusell, memberikan pesan penting berbicara daripada terlibat konten online
itv.com

Setelah putusan tersebut, Ian Russell mengatakan pada BBC bahwa sayangnya ada terlalu banyak orang lain yang terkena dampak serupa saat ini. "

"Pada titik ini, saya hanya ingin mengatakan walaupun kelihatannya gelap, selalu ada harapan, dan jika kamu berjuang, silakan berbicara dengan seseorang yang dipercayai atau salah satu dari banyak organisasi pendukung yang luar biasa, daripada terlibat dengan konten online yang mungkin berbahaya,” jelasnya.

Ia juga mengatakan agar lakukan apa pun menjalani untuk hidup lama dan tetap kuat.

8. Pihak media sosial meyakinkan bahwa dapat memberikan pengalaman positif dan aman untuk semua pengguna

8. Pihak media sosial meyakinkan bahwa dapat memberikan pengalaman positif aman semua pengguna
Freepik

Dilansir dari People, seorang juru bicara Meta mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa perusahaan berkomitmen untuk memastikan bahwa Instagram adalah pengalaman positif bagi semua orang, terutama remaja.

Hoffman juga berbagi dengan pengadilan bahwa Pinterest itu "harus aman untuk semua orang" tetapi ia mengakui bahwa ada konten yang seharusnya dihapus yang tidak dihapus. Terutama pada saat Molly menggunakannya.

Sebagai cara menggunakan media sosial dengan aman, anak-anak bisa mengikuti beberapa hal berikut ini:

  • Like, save, share, dan tonton sampai habis video yang menghibur, informatif dan edukatif. Ini memengaruhi pola algoritma akun karena diukur berdasarkan kebiasaan pengguna.
  • Jika ada konten sebuah postingan yang meresahkan hati dan pikiran, rendah nilai edukasi dan kebaikannya maka klik pilihan "tidak tertarik" atau "mute".
  • Segera diskusikan dengan orang dewasa yang dipercaya mengenai konten yang membuat anak remaja kepikiran. 
  • Bermacam bentuk ajakan atau propaganda tentang perilaku menyimpang, melakukan bunuh diri, kekerasan terhadap orang lain ataupun diri sendiri adalah sebuah kesalahan. Hindari hal tersebut. 
  • Pilih hiburan yang juga menyhatkan, baik fisik dan mental. 

Nah itulah informasi seputar remaja 14 tahun meninggal akibat algoritma dari media sosial. Penting untuk diingat bahwa tidak setiap anak-anak ataupun remaja yang menggunakan media sosial menjadi depresi hingga berujung self harm atau bunuh diri.

Namun setiap anak yang menggunakannya, berisiko terekspos dengan algoritma berbahaya yang dapat mengancam nyawa. Pengawasan orangtua ketika anak bermain media sosial juga menjadi hal penting untuk mencegah terpaparnya konten berbahaya pada anak.

Baca juga:

The Latest