Terlihat Baik-Baik Saja, 6 Tanda Smiling Depression pada Remaja

Depresi ini menunjukkan anak yang tampak baik-baik saja walaupun memiliki gejala depresi

15 Juni 2021

Terlihat Baik-Baik Saja, 6 Tanda Smiling Depression Remaja
Freepik/Victoriafly

Apa yang Mama pikirkan ketika membayangkan seseorang yang depresi? Apakah Mama membayangkan seseorang yang terlihat sangat sedih atau banyak menangis?

Meskipun ini mungkin merupakan tanda yang jelas untuk gejala depresi, tidak semua orang yang mengalami depresi atau mengalami masa-masa depresi akan menunjukkan perasaan mereka, termasuk anak remaja.

Sebaliknya, anak mungkin menunjukkan tanda smiling depression yang di mana ia menyembunyikan emosinya dan tampak bahagia dan ceria. Akibatnya, jenis depresi ini sering tidak terdeteksi.

Seperti apa smiling depression? Dan apa tanda-tandanya? Simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!

Apa itu Smiling Depression?

Smiling depression adalah istilah untuk seseorang yang hidup dengan depresi di dalam, sementara memiliki tampilan yang tampak sangat bahagia di luar, bahkan mungkin sebagian orang menyebutnya normal atau sempurna, demikian dilansir dari laman Healthline.

Smiling depression memang tidak diakui sebagai suatu kondisi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), tetapi kemungkinan akan didiagnosis sebagai gangguan depresi mayor dengan fitur atipikal.

Simak tanda-tanda smiling depresion pada remaja di bawah ini:

1. Anak tampak ceria, optimis, dan bahagia hanya di luar

1. Anak tampak ceria, optimis, bahagia ha luar
Freepik/Cookie-studio

Apakah Mama melihat anak bisa bangun di pagi hari, bersekolah, dan berinteraksi dengan orang lain tanpa menunjukkan seberapa buruk perasaannya?

Menurut Heidi McKenzie, seorang psikolog klinis yang berpraktik di Pittsburgh, Pennsylvania, smiling depression adalah nama lain untuk depresi yang berfungsi tinggi atau gangguan depresi persisten.

Hal menandakan anak dapat “berfungsi” secara normal, dan menjalani harinya seperti orang lain, seperti terlihat ceria atau humoris, mampu bersosialisasi, mampu bersekolah, meskipun ia mungkin mengalami gejala depresi secara internal.

Editors' Pick

2. Anak terobsesi untuk menunjukkan kepada orang lain betapa "sempurna" hidupnya di media sosial

2. Anak terobsesi menunjukkan kepada orang lain betapa "sempurna" hidup media sosial
Freepik/Odua

Kehidupan remaja tak dapat dipisahkan dari media sosial, ada salah satu tanda-tanda dari smiling depression yang bisa Mama perhatikan pada anak. Apakah hal-hal yang diposting pada akun media sosial anak mencerminkan apa yang terjadi dalam kehidupannya yang sebenarnya?

Meskipun normal untuk hanya membagikan momen terbaik di media sosial, secara aktif mencoba menunjukkan kehidupan online yang terlihat seperti menjalani kehidupan “sempurna” dapat membahayakan kesehatan mentalnya.

Anak mungkin memposting foto atau video untuk menunjukkan kepada orang lain betapa bahagianya, namun ia tidak merasakan hal serupa di kehidupan nyata atau bahkan lebih buruk. Ini bisa menyebabkan kekosongan dalam diri anak yang memberi ruang pada depresi untuk tumbuh.

3. Anak enggan mencari bantuan karena khawatir akan terlihat lemah

3. Anak enggan mencari bantuan karena khawatir akan terlihat lemah
Freepik/Zinkevych

Pernah mendengar kalimat, "laki-laki sejati tidak menangis"? Statistik yang dilakukan berdasarkan penelitian YouGov, mensurvei lebih dari 2.500 orang yang memiliki masalah kesehatan mental, menunjukkan 28 persen laki-laki mengakui bahwa mereka tidak mencari bantuan medis, dibandingkan dengan 19 persen perempuan.

Dari statistik tersebut memperlihatkan bahwa anak laki-laki memiliki kemungkinan untuk menghindari bantuan medis, karena merasa takut dihakimi atau diperlakukan berbeda karena gejala depresinya. Hal ini juga berlaku untuk anak perempuan yang dituntut secara keras untuk menjadi perempuan yang mandiri.

Akibatnya, anak mungkin lebih cenderung menunjukkan penampilan yang bahagia dan menyimpan perasaan mereka untuk diri mereka sendiri.

4. Anak berpura-pura tersenyum meskipun sedang mengalami beberapa perubahan besar dalam hidup

4. Anak berpura-pura tersenyum meskipun sedang mengalami beberapa perubahan besar dalam hidup
Freepik/master1305
Ilustrasi

Pernahkah anak mengalami kegagalan dalam kompetisi atau atau pindah ke lingkungan tempat tinggal baru? Seperti jenis depresi lainnya, smiling depression dapat dipicu oleh perubahan besar dalam hidup.

Entah itu perpisahan dengan orang yang dicintai atau kematian seseorang yang dekat dengan anak, perubahan besar ini dapat membawa gejala depresi, namun anak dengan smiling depression ini menjaga penampilan agar tampak seperti tidak terpengaruh.

5. Anak menghabiskan banyak waktu untuk tetap sibuk

5. Anak menghabiskan banyak waktu tetap sibuk
Freepik/Raulteran

Apakah Mama melihat anak belajar hingga tengah malam akhir-akhir ini? Baik itu pekerjaan, tugas, atau hobi, anak-anak dengan smiling depresion mungkin menyibukkan diri untuk menghindari menghadapi perasaannya yang sebenarnya.

Penghindaran untuk mengakui dan mengatasi emosi dapat berbahaya dan dapat menyebabkan kelelahan emosional dan fisik.

6. Anak selalu menyangkal perasaannya

6. Anak selalu menyangkal perasaannya
Freepik/Ufabizphoto

Mendiagnosis anak dengan smiling depression sulit karena berbagai alasan. Pertama, beberapa anak bahkan mungkin tidak menyadari bahwa ia mengalami depresi dan sebagian yang sadar seringkali menyangkal sehingga tidak mencari bantuan.

Selanjutnya, menurut sebuah makalah dari World Health Organization (WHO), smiling depression hadir dengan gejala yang bertentangan dibandingkan dengan depresi klasik, yang membuatnya lebih sulit untuk didiagnosis.

Nah itulah beberapa tanda-tanda smiling depression, yaitu jenis depresi yang tidak terlihat pada anak secara fisik. Karena tanda-tanda depresi jenis ini sangat halus, penting bagi orangtua untuk menjaga komunikasi dan hubungan yang erat dengan remaja, bahkan ketika ia tampak baik-baik saja.

Selain itu, remaja perlu mendengar bahwa orangtuanya tidak akan kecewa jika ia bukanlah anak yang “sempurna”, dan menganggap bahwa meminta bantuan adalah bentuk kekuatan, bukan kelemahan.

Baca juga:

The Latest