Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
AI
Freepik

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) terus melaju dengan pesat, menghadirkan berbagai inovasi yang mempermudah hidup manusia. Namun di balik semua kemudahan itu, muncul kekhawatiran besar: jutaan lapangan pekerjaan diperkirakan akan hilang.

Menurut jurnal Future of Jobs Report dari World Economic Forum, akan terdapat 11 juta lapangan pekerjaan baru, namun sekitar 9 juta pekerjaan lainnya juga akan terancam tergantikan oleh teknologi otomatisasi dan AI dalam beberapa tahun ke depan.

Fenomena ini tak hanya mengguncang sektor industri dan manufaktur, tetapi juga mulai merambah profesi-profesi yang sebelumnya dianggap aman dari sentuhan teknologi. Lalu, bagaimana nasib para pekerja? Apa yang bisa dilakukan agar kita tetap relevan di tengah arus perubahan ini?

Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi seputar 9 juta pekerjaan diprediksi akan hilang karena AI yang dikutip dari akun Instagram tech and gadget enthusiast @satriandaru. Simak informasinya di bawah ini.

1. Sebanyak 83% perusahaan di Indonesia sudah siap menggunakan AI

Freepik/rawpixel.com

83% perusahaan di Indonesia, mengatakan bahwa sudah siap untuk menggunakan AI dalam operasional bisnis mereka. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan angka global yang hanya mencapai 60% saja. 

Perusahaan-perusahaan di Indonesia memprediski, pada tahun 2030 pekerjaan pekerjaan akan terbagi rata antara manusia, mesin, serta kolaborasi manusia dan mesin.

2. Pekerjaan yang diperkirakan akan bertambah

Freepik/pressfoto

Di tengah arus digitalisasi, tidak semua profesi akan menghilang. Justru, ada beberapa jenis pekerjaan yang akan semakin dibutuhkan karena belum bisa tergantikan oleh teknologi secara penuh, atau karena perkembangan teknologi justru menciptakan permintaan baru dalam profesi tersebut.

Petani

Meski banyak teknologi pertanian bermunculan, pekerjaan sebagai petani justru diprediksi akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya kebutuhan pangan global dan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan. Selain itu, tren pertanian modern seperti urban farming dan smart farming justru membuka peluang baru bagi generasi muda untuk terlibat di sektor ini, dengan dukungan teknologi tanpa menggantikan peran manusia sepenuhnya.

Supir

Kendaraan otonom memang mulai dikembangkan, tapi penerapannya masih sangat terbatas di banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam waktu dekat, permintaan terhadap supir—baik itu supir logistik, transportasi umum, hingga ojek online—masih akan tetap tinggi. Terutama di daerah-daerah yang infrastruktur teknologinya belum memadai, peran supir tetap vital.

Software Developers / Programmer

Profesi ini menjadi salah satu tulang punggung revolusi digital. Semakin berkembangnya AI, IoT, dan berbagai platform digital, semakin tinggi pula kebutuhan akan tenaga pengembang perangkat lunak. Mereka yang bisa menguasai berbagai bahasa pemrograman dan mampu berinovasi akan sangat dicari di berbagai sektor industri.

Tradeworkers (Tukang Bangunan, Teknisi, dll.)

Pekerjaan berbasis keterampilan tangan, seperti tukang kayu, teknisi listrik, atau tukang bangunan, masih sangat dibutuhkan dan belum bisa tergantikan oleh robot secara efisien. Banyak tugas di sektor ini yang membutuhkan fleksibilitas, improvisasi, dan sentuhan manusia—yang sulit dicapai oleh mesin.

Sales

Meski teknologi dapat mendukung pemasaran digital, pekerjaan sebagai sales tetap krusial karena masih membutuhkan pendekatan personal dan kemampuan komunikasi yang kuat. Apalagi untuk produk dan layanan kompleks, kehadiran manusia sebagai sales representative sangat penting untuk membangun kepercayaan dengan pelanggan.

Tenaga Medis

Teknologi dapat membantu mendiagnosis atau mendukung pengobatan, tetapi tenaga medis seperti dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya tetap menjadi kebutuhan utama. Sentuhan manusia, empati, dan pengalaman klinis tidak bisa digantikan oleh mesin.

Pramusaji

Di industri kuliner dan perhotelan, interaksi manusia tetap penting. Meski ada restoran yang menggunakan robot sebagai pelayan, mayoritas pelanggan tetap mengharapkan pelayanan ramah dan responsif dari manusia. Oleh karena itu, pekerjaan ini masih akan bertumbuh seiring meningkatnya sektor pariwisata dan gaya hidup.

General Managers

Manajer dengan kemampuan memimpin, mengambil keputusan strategis, dan memotivasi tim akan tetap sangat dibutuhkan. Meskipun teknologi dapat menyediakan data dan analisis, peran pemimpin manusia tetap penting dalam mengatur arah bisnis dan menangani situasi kompleks yang membutuhkan intuisi dan pengalaman.

3. Pekerjaan yang terancam tergantikann

Freepik/jcomp

Kemajuan AI dan otomatisasi memiliki dampak besar terhadap pekerjaan yang bersifat rutin dan berulang. Berikut adalah pekerjaan yang paling rentan tergantikan oleh teknologi:

Kasir

Mesin self-checkout, pembayaran digital, dan belanja online telah memangkas kebutuhan akan kasir di banyak toko ritel. Supermarket besar hingga minimarket kecil kini mulai menggunakan sistem otomatis yang menggantikan peran kasir manusia.

Sekretaris Administratif

Tugas-tugas seperti menjadwalkan pertemuan, mencatat, mengarsip dokumen, dan membuat laporan sederhana kini bisa dilakukan dengan bantuan asisten virtual berbasis AI. Aplikasi seperti Google Calendar, Notion AI, dan lainnya telah menggantikan banyak fungsi sekretaris konvensional.

Cleaning Services

Mesin pembersih otomatis, vacuum cleaner robot, dan teknologi kebersihan cerdas (smart cleaning) mulai digunakan secara luas, terutama di gedung-gedung besar, perkantoran, dan hotel. Meskipun tenaga manusia masih dibutuhkan, jumlahnya diprediksi akan menurun drastis.

Security

CCTV pintar, sistem pengenal wajah, dan pengawasan berbasis AI telah membuat sistem keamanan jauh lebih efisien. Teknologi ini dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan tanpa perlu banyak petugas keamanan secara fisik.

Teller Bank

Layanan perbankan digital dan mobile banking telah mengurangi kebutuhan akan layanan teller di kantor cabang. Transaksi seperti setor tunai, transfer, dan pembayaran kini bisa dilakukan melalui aplikasi tanpa harus datang ke bank.

Data Entry

AI dapat dengan cepat membaca, memproses, dan memasukkan data dalam jumlah besar, dengan risiko kesalahan yang lebih rendah daripada manusia. Pekerjaan input data manual menjadi semakin usang karena efisiensi teknologi.

Graphic Designer (Tingkat Dasar)

Dengan munculnya alat desain otomatis seperti Canva, Adobe Firefly, dan AI art generator, banyak tugas desain dasar bisa dikerjakan secara instan. Namun, desainer dengan kemampuan konsep kreatif yang kuat tetap akan bertahan.

Akuntan

Banyak software akuntansi yang kini bisa menyusun laporan keuangan secara otomatis. AI juga dapat mendeteksi anomali dalam transaksi dan memberikan rekomendasi keuangan. Akuntan yang hanya melakukan tugas pencatatan dasar sangat rentan tergantikan.

4. Pekerjaan yang akan naik daun

Freepik/storyset

Era AI juga menciptakan peluang baru dan mendorong tumbuhnya profesi-profesi baru yang dulunya tidak populer. Beberapa pekerjaan ini akan mengalami peningkatan signifikan dalam permintaan:

Spesialis AI dan Machine Learning

Mereka adalah otak di balik sistem AI yang digunakan di berbagai industri. Profesi ini membutuhkan keahlian tinggi dalam analisis data, pemrograman, dan pengembangan algoritma. Permintaan terhadap spesialis ini sangat tinggi, dan diprediksi akan terus meningkat.

Engineer FinTech (Financial Technology)

Dengan maraknya layanan keuangan digital, dibutuhkan banyak tenaga ahli yang memahami perpaduan antara keuangan dan teknologi. Engineer FinTech berperan penting dalam mengembangkan sistem pembayaran, aplikasi pinjaman digital, hingga blockchain.

Programmer dan Software Developer

Seperti disebut sebelumnya, profesi ini akan tetap relevan dan bahkan semakin dibutuhkan. Mereka berperan dalam membangun berbagai sistem digital yang menunjang operasional bisnis, layanan publik, hingga hiburan.

Security Management Specialist (Cybersecurity)

Dengan meningkatnya ancaman keamanan siber, perusahaan kini berlomba-lomba merekrut ahli keamanan data. Mereka bertanggung jawab untuk menjaga sistem agar tidak dibobol, diretas, atau disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.

UI dan UX Designer

Di dunia digital, pengalaman pengguna (user experience) sangat menentukan kesuksesan produk. Profesi UI/UX designer yang merancang tampilan dan interaksi antar pengguna dan aplikasi kini sangat dibutuhkan, dan menjadi bagian penting dalam tim pengembang teknologi.

5. Skill yang perlu dikuasai agar dapat bersaing dengan AI

Freepik

Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan hadirnya kecerdasan buatan (AI) di berbagai sektor, dunia kerja pun mengalami perubahan besar. 

Banyak pekerjaan yang terancam tergantikan oleh mesin, namun di sisi lain, muncul pula kebutuhan akan keterampilan baru yang hanya bisa dikuasai manusia.

Untuk tetap relevan dan unggul di era digital ini, penting bagi kita untuk membekali diri dengan skill-skill yang akan terus dibutuhkan di masa depan. Berikut ini adalah 10 keterampilan yang diprediksi tumbuh paling cepat dan penting dikuasai hingga tahun 2030:

AI and Big Data

Kemampuan memahami dan mengelola data besar serta kecerdasan buatan menjadi sangat penting. Skill ini mencakup kemampuan dalam analisis data, penggunaan alat AI (seperti machine learning, deep learning), dan pemahaman pola untuk pengambilan keputusan berbasis data.

Networks and Cybersecurity

Dengan semakin tingginya konektivitas digital, kemampuan mengelola jaringan dan menjaga keamanan data (cybersecurity) menjadi krusial. Skill ini penting untuk melindungi sistem dari serangan siber, peretasan, dan kebocoran data.

Technological Literacy

Melek teknologi tidak hanya berarti tahu cara menggunakan gadget, tetapi juga memahami cara kerja teknologi digital modern, seperti cloud computing, sistem otomatisasi, perangkat lunak, dan perangkat keras.

Creative Thinking

Berpikir kreatif adalah kemampuan yang belum bisa ditiru sepenuhnya oleh AI. Ini meliputi inovasi ide, pemecahan masalah out-of-the-box, hingga membuat strategi dan konten yang unik dan menarik.

Resilience, Flexibility and Agility

Dalam dunia kerja yang terus berubah, individu perlu cepat beradaptasi dan tahan banting terhadap tantangan. Resiliensi dan fleksibilitas menjadi penentu kemampuan seseorang untuk tetap relevan dan kompetitif.

Curiosity and Lifelong Learning

Rasa ingin tahu yang tinggi dan semangat belajar seumur hidup penting agar individu terus berkembang dan mengikuti perubahan zaman. Mereka yang terus meng-upgrade skill-nya akan lebih siap menghadapi disrupsi teknologi.

Leadership and Social Influence

AI bisa memproses data, tapi tidak bisa memimpin tim atau menginspirasi orang lain. Kemampuan memimpin, mempengaruhi secara sosial, dan bekerja dalam tim tetap merupakan keahlian manusia yang tak tergantikan.

Talent Management

Kemampuan merekrut, melatih, dan mempertahankan talenta terbaik sangat dibutuhkan dalam dunia kerja yang dinamis. HR atau pemimpin tim dengan skill ini akan berperan penting menjaga performa organisasi.

Analytical Thinking

Skill berpikir analitis melibatkan kemampuan mengevaluasi informasi secara kritis dan membuat keputusan berbasis logika. Ini penting untuk pekerjaan yang memerlukan evaluasi kompleks, pemecahan masalah, dan strategi.

Environmental Stewardship

Di tengah isu perubahan iklim, keterampilan dalam menjaga lingkungan dan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam kerja menjadi nilai tambah. Profesi hijau (green jobs) akan tumbuh pesat dan membutuhkan orang-orang dengan kepedulian dan pengetahuan soal lingkungan.

Itulah informasi mengenai 9 juta lapangan pekerjaan diprediksi akan hilang karena AI. Dunia sedang memasuki era di mana bukan hanya ijazah yang penting, tetapi juga kemampuan untuk terus belajar dan berkembang. Maka dari itu, mari jadikan perubahan ini sebagai tantangan sekaligus peluang untuk tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh, adaptif, dan siap bersaing di dunia kerja masa depan.

Editorial Team