Infeksi Hepatitis C (HCV) adalah infeksi virus kronis yang mempengaruhi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Ada dua jenis infeksi hepatitis C yaitu akut dan kronis. Jenis hepatitis C akut relatif tidak berbahaya dan sembuh dalam waktu 6 bulan.
Anak-anak yang tidak dapat menghapus infeksi HCV pada tahap akut akan mengalami bentuk hepatitis C kronis. Ini merupakan penyakit serius yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang dan membutuhkan perawatan jangka panjang. Walaupun hepatitis C lebih jarang terjadi pada anak-anak (mempengaruhi sekitar 0,15 persen anak usia 6-11 tahun, dan 0,4 persen anak usia 12-19 tahun), hepatitis C berpotensi menyebabkan sirosis hati bahkan untuk anak berusia 8 tahun.
Gejala
Gejala-gejalanya mungkin tidak muncul selama tahap awal penyakit. Setelah masa inkubasi dua hingga enam minggu, virus dapat menyebabkan kerusakan hati yang semakin besar, dan anak akan menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Nyeri otot,
- kulit yang gatal,
- sakit perut,
- tanda-tanda penyakit kuning,
- kelelahan,
- kotoran berwarna abu-abu,
- kelelahan ekstrim,
- demam ringan.
Hepatitis C tidak menyebar melalui udara, sentuhan, atau ASI. Dalam kasus yang sangat jarang, infeksi dapat menular dari ibu ke bayi baru lahir. Karena virus hepatitis C ditularkan melalui darah, kemungkinan besar anak akan mendapatkannya:
- Jika anak disuntik dengan jarum yang digunakan pada orang yang terinfeksi.
- Ketika peralatan medis digunakan kembali tanpa disterilkan.
- Anak mendapatkan transfusi dari darah yang terinfeksi.
Hepatitis C akut dan kronis diobati dengan cara yang sangat berbeda. Jika anak menderita hepatitis C akut, dokter akan menyarankan istirahat yang cukup, pola makan yang baik, dan mengonsumsi banyak cairan.
Bila infeksi telah bertahan lebih dari 6 bulan, anak menderita hepatitis C kronis, dokter akan merekomendasikan rencana perawatan yang mencakup pemberian obat anti-virus yang menghilangkan HCV dari tubuh anak. Jika anak mengalami kerusakan hati yang parah, transplantasi hati mungkin diperlukan
Untuk mencegah anak tertular virus ini, pastikan anak selalu mendapatkan jarum suntik baru atau mendapatkan darah yang aman dari virus saat transfusi.