Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Situasi Konferensi Meja Bundar
Wikipedia.com/Daan Noske

Mama, pernahkah anak bertanya bagaimana Indonesia bisa merdeka sepenuhnya setelah dulu dijajah? Salah satu cerita penting yang bisa Mama ceritakan adalah tentang Konferensi Meja Bundar (KMB).

Konferensi ini adalah pertemuan besar antara orang-orang penting dari Indonesia dan Belanda yang dilakukan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Dalam pertemuan itu, mereka membahas bagaimana Indonesia bisa resmi merdeka dan memulai hidup baru sebagai negara yang bebas.

Yuk Mama, bersama Popmama.com kita pelajari bersama latar belakang, isi pembicaraan, dan hasil dari konferensi ini supaya anak bisa tahu perjuangan besar di balik kemerdekaan yang kita nikmati sekarang!

Latar Belakang Terjadinya Konferensi Meja Bundar

Popmama.com/Nurhaliza Hanalia Putri

Latar belakang terjadinya Konferensi Meja Bundar (KMB) bermula dari ketegangan dan konflik yang terjadi antara Indonesia dan Belanda setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Belanda berupaya untuk kembali menguasai Indonesia dan menolak mengakui kemerdekaan negara kita. Upaya penyelesaian melalui diplomasi sebelumnya, seperti Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville, belum mampu mengakhiri konflik.

PBB pun turun tangan dengan membentuk Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI) dan mengupayakan mediasi, namun situasi tetap memerlukan forum yang lebih kuat dan komprehensif.

Dalam hal ini, UNCI bertugas memulihkan pemerintahan Indonesia dan melaksanaan perundingan lanjutan. Perundingan yang terselenggara adalah Perundingan Roem-Royen pada 17 April-7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.

Dari latar belakang inilah kemudian Konferensi Meja Bundar diadakan di Den Haag, Belanda, mulai 23 Agustus hingga 2 November 1949.

Konferensi ini mempertemukan perwakilan Indonesia, Belanda, dan juga pihak lain seperti BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg).

Tujuan utama konferensi ini adalah menyelesaikan perselisihan secara damai dan mencapai pengakuan resmi kemerdekaan Indonesia serta penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia secara penuh dan tanpa syarat.

Proses Berjalannya Konferensi Meja Bundar

Popmama.com/Nurhaliza Hanalia Putri

KMB diselenggarakan pada 23 Agustus sampai 2 November 1949 di Den Haag, Belanda, di gedung Ridderzaal (Bangsa Ksatria).

Konferensi dihadiri oleh delegasi dari pihak Republik Indonesia, Belanda, BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg/Perhimpunan Pemerintah-Pemerintah Federal bentukan Belanda), dan Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI) sebagai mediator.

Pembahasan utama dalam konferensi ini meliputi pengakuan kedaulatan Indonesia, pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS), status wilayah Irian Barat yang masih diperdebatkan, serta masalah utang Belanda yang akan menjadi tanggungan RIS.

Salah satu isu paling sulit adalah soal utang luar negeri Belanda dan status Irian Barat. Indonesia setuju menanggung utang Belanda agar pengakuan kedaulatan segera terwujud. Sedangkan, untuk isu mengenai Irian Barat, disepakati agar statusnya dibahas kemudian.

Setelah negosiasi panjang, pada 2 November 1949 terjadi penandatanganan Perjanjian Meja Bundar oleh Mohammad Hatta (Indonesia), Van Maarseveen (Belanda), dan Sultan Hamid II (BFO), disaksikan oleh mediator PBB.

Keseluruhan proses konferensi ini merupakan hasil perjuangan panjang dan diplomasi yang intens untuk mengakhiri konflik bersenjata dan mendapatkan pengakuan resmi kedaulatan Indonesia dari Belanda secara damai.

Hasil Perundingan Konferensi Meja Bundar

Popmama.com/Nurhaliza Hanalia Putri

Hasil utama dari Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung pada 1949 adalah sebagai berikut:

  1. Pengakuan kedaulatan Indonesia
    Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara yang merdeka dan berdaulat tanpa syarat, dengan penyerahan kedaulatan dilakukan paling lambat 30 Desember 1949. Ini menandai akhir resmi dari penjajahan Belanda atas Indonesia.

  2. Bentuk negara federal
    Indonesia menjadi negara federal yang dinamakan Republik Indonesia Serikat (RIS), terdiri dari 16 negara bagian yang meliputi sebagian besar wilayah bekas Hindia Belanda, kecuali wilayah Irian Barat yang statusnya disepakati akan dibahas kembali dalam waktu satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.

  3. Pembentukan Uni Indonesia-Belanda
    RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda, sebuah kerja sama longgar di bawah payung kerajaan Belanda.

  4. Pengambilalihan utang Belanda
    RIS harus menanggung utang pemerintah Hindia Belanda sebesar sekitar 4,3 miliar gulden. Meskipun ini menjadi beban ekonomi yang berat bagi Indonesia, hal ini merupakan kompromi untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan.

  5. Penggabungan pasukan
    Pasukan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) dan secara bertahap mengambil alih tugas menjaga keamanan wilayah RIS.

  6. Masalah Irian Barat
    Status Irian Barat belum diselesaikan saat itu dan menjadi permasalahan yang akan dibicarakan lebih lanjut antara RIS dan Belanda.

Dengan hasil ini, Konferensi Meja Bundar menandai pengakuan internasional atas kemerdekaan Indonesia dan berakhirnya konflik bersenjata antara Indonesia dan Belanda.

Nah Ma, itu dia latar belakang, proses, hingga hasil dari perundingan Konferensi Meja Bundar. Pertemuan ini sangat penting bagi sejarah Indonesia.

Dengan memahami sejarah dari Konferensi Meja Bundar, diharapkan Mama dapat memahami juga pentingnya kedaulatan NKRI.

Editorial Team