F meminta seluruh keluarganya berkumpul di momen detik-detik terakhir hidupnya. "Ternyata dia pengin kumpul sama adiknya, sama bapaknya, sama mamanya," ujar perwakilan keluarga F, Ningrum.
Saat-saat terakhir itu, F berhasil berkumpul dengan keluarganya, termasuk adik, ayah, dan ibunya. "Pada saat itulah mereka berempat. Mungkin itu harapan F, kumpul berempat," ujar Ningrum.
Meskipun orang tua F telah berpisah selama delapan tahun, F tinggal bersama ibu dan kakeknya. Jenazah F kemudian dikebumikan di TPU Padurenan, Kota Bekasi, pada pukul 13.00 WIB.
Dalam tragedi yang menimpa F, siswa yang menjadi korban bullying di SDN Jatimulya 09 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, orangtua dan guru diingatkan akan urgensi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari intimidasi. Kepergian F tidak hanya meninggalkan kesedihan bagi keluarganya, tetapi juga menjadi dorongan bagi semua orang untuk bekerja sama untuk melawan perilaku bullying yang dapat memiliki konsekuensi tragis.
Semoga peristiwa ini mendorong perhatian lebih besar pada kesejahteraan fisik dan mental siswa di sekolah dan mendorong semua orangtua dan para guru untuk bekerja sama membuat lingkungan belajar yang positif dan mendukung.