Pariwisata.mojokertokab.go.id
Sebagai daerah yang dulunya merupakan pusat Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara, di Trowulan banyak ditemukan peninggalan arkeologis yang masih bisa dikunjungi hingga hari ini. Beberapa di antaranya bahkan berdiri kokoh dan dikelola dengan baik sebagai situs wisata sejarah.
Lima situs utama yang paling mudah dijangkau dan menarik untuk dikunjungi bersama anak-anak adalah Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Tikus, Situs Kedaton, dan Gapura Wringin Lawang.
Perjalanan bisa diawali dari Gapura Wringin Lawang, sebuah gerbang megah bergaya candi bentar yang diperkirakan berasal dari abad ke-14. Arsitekturnya yang tinggi menjulang tanpa atap membuatnya terlihat unik.
Nama "Wringin Lawang" sendiri berarti "gerbang beringin", mengacu pada keberadaan pohon beringin besar yang dahulu tumbuh di dekatnya. Situs ini buka setiap hari pukul 07.00–17.00 WIB, dengan tiket masuk sekitar Rp2.000–4.000 per orang. Dari sini, pengunjung hanya butuh waktu sekitar 10 menit berkendara untuk sampai ke situs berikutnya.
Tak jauh dari sana, terdapat Candi Tikus, sebuah kolam petirtaan yang dulunya digunakan sebagai tempat pemandian atau ritual pembersihan spiritual oleh bangsawan Majapahit.
Meski dinamai “Candi Tikus”, bentuknya lebih menyerupai kolam batu bata merah dengan tangga menurun ke dasar.
Tempat ini sangat menarik untuk anak-anak karena bentuknya yang unik dan penuh relief. Buka dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, tiket masuknya juga sangat terjangkau, hanya sekitar Rp3.000 per orang.
Di dekat Candi Tikus, pengunjung akan menemukan Candi Bajang Ratu, sebuah gapura paduraksa megah yang diduga dibangun untuk menghormati Raja Jayanegara, putra Raden Wijaya.
Arsitektur candi ini sangat khas, dengan ukiran relief yang menceritakan kisah Ramayana dan legenda Sri Tanjung. Meski bukan candi besar dalam arti bangunan utama, Bajang Ratu menyimpan nilai sejarah dan estetika tinggi. Candi ini buka setiap hari dari pukul 07.00 hingga 16.45 WIB, dengan tiket masuk Rp1.500–3.000.
Lanjutkan perjalanan ke Candi Brahu, yang lokasinya masih berada dalam satu kawasan Trowulan. Candi ini berbeda dari lainnya karena bergaya Buddha, bahkan dipercaya berasal dari era Mataram Kuno, sebelum Majapahit berjaya.
Candi Brahu disebut-sebut sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja awal Majapahit. Dikelilingi lahan luas dan suasana yang tenang, tempat ini cocok untuk wisata reflektif maupun edukasi sejarah anak. Jam buka mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, dengan tiket masuk rata-rata Rp3.000.
Terakhir, jangan lewatkan Situs Kedaton, sebuah kompleks reruntuhan batu bata merah yang diyakini sebagai bagian dari istana atau bangunan penting Majapahit.
Meski bentuknya tidak semegah candi lainnya, kawasan ini menyimpan aura historis kuat dan memberi ruang untuk berimajinasi tentang bagaimana kehidupan kerajaan dahulu berlangsung. Lokasinya sangat dekat dari candi-candi lain di Trowulan, dan biasanya dikunjungi sebagai bagian dari paket wisata sejarah dengan tiket gabungan sekitar Rp3.000–5.000.
Menariknya, seluruh situs ini terletak dalam radius yang cukup dekat, hanya 5–15 menit berkendara satu sama lain. Mama sekeluarga bisa menjadwalkan eksplorasi sejarah Majapahit di Trowulan dengan mengunjungi candi-candi itu bahkan hanya dalam satu hari saja.
Alamat: Trowulan, Kabupaten Mojokerto
Jam buka: 08.00–16.00 WIB