Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/Freepik
Freepik/Freepik

Al-Fatihah bukan sekadar surah pertama alias pembuka dalam Al-Qur’an,  tetapi juga memiliki posisi istimewa dalam ajaran Islam. Surah yang memiliki arti ‘Pembukaan’ ini menjadi inti dari setiap salat dan disebut sebagai ‘Ummul Kitab’ (Induk Kitab).

Di balik keistimewaannya, banyak yang tidak tahu alasan mengapa Al-Fatihah jadi surah pertama dalam Al-Qur’an. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan. 

1. Al-Fatihah bukan wahyu pertama yang diturunkan

Freepik/H9images

Surah Al-Fatihah bukanlah surah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu dari Allah. Urutan surah dalam Al-Qur’an tidak disusun berdasarkan waktu turunnya wahyu, sehingga wahyu pertama tidak selalu menjadi surah pertama, dan wahyu terakhir tidak selalu berada di akhir mushaf. 

Ada berbagai pendapat mengenai wahyu pertama. Tetapi yang paling umum ialah wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah Surah Al-‘Alaq ayat 1-5 Ayat pertama dari surah ini berbunyi, "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan." 

2. Susunan surah dalam Al-Qur’an bagaikan struktur cincin

Freepik

Allah tentu memiliki alasan dan kebijaksanaan tersendiri mengenai penempatan urutan surah dalam Al-Qur’an. Menariknya, Al-Qur’an memiliki struktur yang mendalam. 

Dalam hal struktur bahasa, Raymond Farrin dalam bukunya Structure and Qur’anic Interpretation (2014) menjelaskan bagaimana Al-Qur’an disusun mengikuti pola yang ia sebut sebagai ring structure atau struktur cincin. 

Dalam studi linguistik, struktur ini digambarkan seperti sebuah cincin dengan batu utama di tengahnya. Ketika cincin berputar, ia akan selalu kembali ke batu utama tersebut. 

Intinya adalah susunan surah dalam Al-Qur’an mengikuti pola serupa, di mana keseluruhan isinya saling berhubungan membentuk satu kesatuan yang utuh, seperti sebuah cincin besar.

3. Alasan surah Al-Fatihah menjadi pembuka di Al-Qur’an

Pexels/Şeyhmus Kino

Surah pertama dalam Al-Qur’an, Al-Fatihah, dimulai dengan kalimat "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam," yang menggambarkan Allah sebagai Tuhan yang menguasai seluruh alam. 

Sementara itu, surah terakhir, An-Naas, berbunyi "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia," yang menunjukkan bahwa Allah adalah pelindung dan penguasa seluruh umat manusia.

Kedua surah ini memiliki keterkaitan karena sama-sama menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan bagi semua makhluk, bukan hanya kelompok tertentu. 

Dengan kata lain, Al-Fatihah dan An-Naas terhubung oleh tema tentang keuniversalan Tuhan. Sehingga, mencerminkan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan bagi seluruh alam semesta dan manusia.

4. Setiap awal dan akhir surah mencerminkan satu sama lain

Pexels/Thirdman

Banyak umat Islam yang tidak menyadari bahwa surah-surah dalam Al-Qur’an disusun berpasangan. Misalnya, Surah Al-Baqarah (surah ke-2) dan Surah Ali ‘Imran (surah ke-3) merupakan satu pasangan. 

Jika pola ini diteruskan ke seluruh Al-Qur’an, maka akan terlihat bahwa surah-surah tersebut membentuk pasangan yang pada akhirnya membentuk pola cincin.

Dalam penelitiannya, Raymond Farrin menemukan bahwa terdapat 19 cincin dalam struktur Al-Qur’an. Bahkan, setiap surah itu sendiri memiliki pola seperti cincin.

Contohnya, Surah Al-Fatihah dimulai dengan pengagungan Allah, lalu di bagian tengah terdapat doa kepada-Nya, "Ihdinas shiratal mustaqim" (Tunjukkanlah kami jalan yang lurus), dan di bagian akhir terdapat permohonan berkah dan perlindungan dari kesesatan. 

Struktur ini menunjukkan bahwa bagian awal dan akhir surah saling berkaitan atau mencerminkan satu sama lain. Dengan kata lain, setiap surah di Al-Qur’an memiliki pola yang seimbang, di mana awal dan akhir saling terhubung dalam sebuah struktur cincin.

5. Urutan surah dalam Al-Qur’an merupakan ketetapan Allah SWT

Freepik/rawpixel.com

Urutan surah dalam Al-Qur’an ditetapkan oleh Allah dan di dalamnya terdapat rencana ilahi. Sulit membayangkan bahwa susunan isi Al-Qur’an dibuat oleh manusia, karena begitu rapi dan memiliki pola yang mendalam. 

Nabi Muhammad SAW sendiri tidak menentukan atau mengatur urutan surah dalam Al-Qur’an, karena hal itu berada di luar kendali beliau. Tugas Nabi Muhammad SAW adalah mengajarkan Al-Qur’an kepada para sahabatnya. 

Demikian penjelasan mengenai mengapa Al-Fatihah jadi surah pertama dalam Al-Qur’an. Tak heran jika surah ini menjadi surah yang paling populer bagi umat Islam. 

Editorial Team