Anak Kecanduan Menonton Porno, Orangtua Sebaiknya Lakukan 5 Cara ini

Kebanyakan orangtua masih beranggapan bahwa membahas pornografi dengan anak adalah hal yang tabu atau terasa canggung. Jika Mama mengetahui anak menonton porno, jangan membuatnya merasa malu atau takut ya!

Daripada membuat mereka merasa telah melakukan sesuatu yang salah, Mama bisa membahas topik tersebut dengan tenang. Jika pikiran Mama dan anak tenang, itu membantu mereka merasa lebih nyaman untuk terbuka dan mau mendengarkan.

Perlu diketahui bahwa keingintahuan seksual merupakan bagian alami dari perkembangan anak. Jika usia anak sudah memasuki 10 tahun ke atas, mungkin ini saat yang tepat untuk Mama membahas topik tersebut untuk memberi tahunya bahaya seks di usia dini dan sebagainya.

Tetap beri tahu secara perlahan ya, Ma!

Jika anak mulai kecanduan pornografi, Mama bisa mengatasinya dengan pendekatan agama sesuai keyakinan maisng-masing.

Beri tahu anak bagaimana dampak yang akan terjadi jika anak menonton porno secara terus menerus. Jelaskan secara perlahan bagaimana bahaya yang akan ia alami agar anak bisa mengerti dan mau mendengarkan.

Alih-alih memarahi, Mama bisa mengajak anak untuk rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Pendekatan agama dirasa mampu mengatasi permasalahan anak yang kecanduan pornografi. Itulah mengapa pentingnya mengajarkan pendidikan agama pada anak sejak usia dini, Ma. 

Jika anak merasa kurang perhatian atau kesepian, biasanya mereka akan mencari kegiatan lain yang membuatnya terhibur. Hal ini yang akhirnya membuat anak berakhir menonton porno.

Untuk itu, luangkan waktu Mama dan Papa untuk menjelaskan kepada mereka bahwa pornografi bisa berdampak negatif bagi mereka. Bukan berarti pornografi bertentangan dengan nilai moral mereka, tetapi topik ini dapat memberikan padangan pada anak untuk berhati-hati tentang seks.

Jelaskan apa saja yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan seputar seks di usianya. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, pastikan mereka memahami apa yang Mama dan Papa maksud ya!

Buatlah rencana untuk mengatasi hal tersebut, misalnya dengan mengikuti naluri Mama untuk mengambil ponsel atau laptop anak untuk mengetahui apakah mereka menonton porno atau tidak.

Tetapi dariapda melarang mereka mengakses teknologi saat ini, Mama dan Papa bisa memberikan solusi yang dapat disetujui olehnya. Misal dengan mengajak anak berbicara seputar seks sesuai dengan usianya. Hal ini dapat menjadi panduan bagi Mama dalam menjelaskan bahaya porno dan seks di usianya.

Mama dan Papa bisa membuat rencana sesuai dengan nilai-nilai keluarga. Misalnya memberikan batasan jam penggunaan gadget saat memasuki waktu makan, tidur, atau kumpul keluarga. Mama dan Papa juga bisa meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama anak.

Perlu diketahui, Ma, membangun kedekatan dengan anak juga dapat menjadi satu cara terbaik yang bisa digunakan untuk memerangi kecanduan pornografi sejak dini. Sebab anak yang dekat dengan orangtua tentu akan lebih terbuka dan mau mendengarkan. 

Saat anak menonton porno, Mama bisa melakukan pecakapan jujur tentang apa yang mereka lihat pada situs porno tersebut.

Mama bisa memulai dengan menjelaskan padanya bahwa pornografi tidak selalu mewakili apa yang terjadi ketika orang berhubungan seks.

Mama bisa memberikan penjelasan yang mudah dipahami dengan menggunakan perumpamaan film superhero favoritnya.

Sangat menyenangkan bagi mereka ketika menonton film tersebut, tetapi orang dibalik film tersebut hanyalah aktor dan efek khususnya semua dibuat oleh komputer.

Begitu pula dengan pornografi, tidak semua pornografi yang mereka lihat menggambarkan hubungan seks yang biasa dilakukan orang dewasa.

Pornografi bahkan dapat mengabadikan gagasan tidak sehat tentang hubungan atau citra tubuh seseorang.

Meski terasa canggung membahas tentang seks pada anak, namun ini akan membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan emosional yang mereka butuhkan untuk menciptakan hubungan yang sehat kelak, Ma. 

Itulah 5 cara mengatasi anak yang kecanduan nonton porno. Semoga bermanfaat dan dapat diterapkan pada buah hati di rumah ya!