Pelaku saat itu masih setia menemani korban hingga selesai pengobatan. Menurut Cecep hal tersebut dilakukan oleh HI karena FNM masih ada hubungan saudara dengannya.
Setelah dua hari mendapat perawatan di rumah, pada hari Minggu (22/7) korban mengeluh kesakitan hingga ia jatuh pingsan.
Ayah korban, Feri (38) mengatakan, anaknya sempat mendapatkan penanganan medis dengan kondisi terlihat setengah sadar. "Kondisi anak saya sudah setengah sadar," katanya.
Selanjutnya keluarga korban dibawa pulang, namun di rumah korban muntah-muntah dan sempat mengalami kejang selama beberapa menit. Orangtua korban kembali membawa anak tersebut ke Klinik IGD Cikajang untuk mendapatkan penanganan medis, kemudian dibawa pulang lagi.
Korban kembali muntah-muntah bercampur darah, lalu dibawa kembali ke klinik, namun di perjalanan sudah meninggal dunia. "Namun di perjalanan anak saya sudah tidak bernyawa, saya lalu membawa kembali anak saya ke rumah," ungkap Feri.
Feri mengaku sedih setelah anaknya meninggal dan menganggap ini sebagai musibah. Selanjutnya kasus tersebut akan diselesaikan secara kekeluargaan. "Keluarga saya dengan keluarga M juga masih ada ikatan keluarga, jadi saya ingin menyelesaikan secara kekeluargaan," katanya.
Pada Senin (24/7) sore, foto FNM mulai viral di dunia maya karena seorang warganet mengunggah foto korban ke media sosial. Pihak keluarga tak melaporkan peristiwa itu, kemudian polisi turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan. Dalam penyelidikan tersebut, polisi berhasil menyita seragam korban dan gunting yang digunakan pelaku.
"Untuk sementara kami menyita baju seragam milik korban serta gunting yang diduga dipakai untuk menghabisi nyawa korban," kata Cecep.