Museum Satria Mandala memiliki sejarah yang kaya dan signifikan dalam konteks perjuangan militer Indonesia. Diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1972, museum ini didirikan sebagai bagian dari peringatan Hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Lokasinya yang strategis di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, menjadikannya mudah diakses oleh masyarakat luas.
Gedung utama museum ini awalnya adalah rumah peristirahatan milik Ratna Sari Dewi Soekarno, istri Presiden Soekarno. Setelah masa pemerintahan Soekarno berakhir, gedung ini diambil alih oleh pemerintah dan dialihfungsikan menjadi museum.
Pemilihan gedung ini sebagai lokasi museum bukan tanpa alasan; selain memiliki nilai sejarah, gedung ini juga memiliki arsitektur yang megah dan luas, cocok untuk menampung berbagai koleksi militer. Sejak awal pendiriannya, Museum Satria Mandala bertujuan untuk mendokumentasikan dan memamerkan sejarah perjuangan militer Indonesia.
Museum ini menjadi tempat untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kedaulatan negara. Dalam perkembangannya, museum ini terus memperkaya koleksinya dengan berbagai artefak dan dokumen bersejarah, serta menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran militer dalam sejarah Indonesia.
Museum Satria Mandala juga berfungsi sebagai pusat penelitian dan pendidikan, di mana para pelajar, peneliti, dan masyarakat umum dapat mempelajari lebih dalam tentang sejarah militer Indonesia. Dengan berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan, museum ini berupaya untuk menjaga dan melestarikan warisan sejarah militer Indonesia, serta menginspirasi generasi muda untuk menghargai dan melanjutkan perjuangan para pendahulu.