Cara anak menerima dan berbagai informasi serta konten ini semakin terintegrasi. Terutama bagi anak remaja, yang belajar melalui video, menerima berita melalui teman daring di situs media sosial, atau bertemu teman baru selagi bermaiin game online.
Konten berisiko merupakan konten berbahaya dan tidak patut untuk anak remaja, ujaran kebencian, dan lainnya. Sedangkan kontak berisiko merupakan konten seksual yang tidak diinginkan, seoerti pelecehan, eksploitasi, dan radikalisasi.
Konten dan kontak berisiko ini saling terhubung di media sosial dan harus dibicarakan dengan anak. Penting bagi Mama untuk bicara dengan anak tentang aplikasi, game, atau situs web kesukaannya dan minta ia jelaskan bagaimana cara menggunakannya serta siapa yang ia temui di sana.
Mama juga perlu mengingatkan anak, bahwa orang di media sosial tidak selalu seperti apa yang terlihat di sana. Bahas dengan anak tentang siapa yang menghubunginya dari media sosial, atau cara membatasi kontak yang tidak dinginkan melalui pengaturan aplikasi.
Misalnya, Mama harus secara proaktif berbicara dengan anak tentang batasan menerima permohonan berteman, orang yang mungkin tidak dikenal, serta siapa saja yang bisa melihat informasi tentang anak, atau men-tag foto atau berbagai foto.
Mama juga bisa memperingatkan anak pada risiko bertemu langsung orang yang tidak mereka kenal di kehidupan nyata. Intinya, Mama harus meyakinkan remaja mama bahwa Mama melakukan yang terbaik untuk menjaga keamanannya dan anak bisa selalu mendatangi Mama kapan pun.
Namun, jika Mama memiliki otoritas untuk menjalankan akun media sosial anak, gunakan kesempatan ini untuk membahas dan berbagi nilai-nilai keluarga dengan menggunakan konten media sebagai bahan obrolan.
Tanyalah pendapat anak tentang konten tersebut dan bantu ia memikirkan arti di balik konten itu. Bahas isu-isu serius secara santai, seperti tentang pacaran, seks, dan perkelahian, jika topik tersebut muncul.