Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
anak laki-laki mengaji
Freepik

Pendidikan agama sejak dini adalah fondasi penting dalam membentuk karakter anak. Hal ini dibuktikan oleh pengalaman Fe Rachmat, seorang mama asal Indonesia yang kini tinggal di Irlandia, yang berhasil menanamkan kebiasaan dzikir dan mengaji pada anak-anaknya.

Melalui akun Instagram pribadinya @@ferachmat, Mama dua orang anak itu mengaku menerapkan kebiasaan baik pada anaknya dengan melakukan ibadah sunnah.

Dalam salah satu video, ia membagikan bagaimana putra sulungnya yang kini sudah berusia 18 tahun, tetap konsisten menjalankan salat dhuha dan mengaji setiap hari. Bahkan, dalam setengah hari, sang anak mampu mengkhatamkan dua juz Al-Quran.

Kisah inspiratif ini viral dan menjadi bukti nyata manfaat pembiasaan ibadah sejak kecil. Lalu, bagaimana cara menerapkannya dalam pola asuh sehari-hari? Berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.

1. Dzikir adalah pondasi dalam membentuk karakter anak

Mengajarkan dzikir sejak dini adalah cara efektif untuk membimbing hati dan perilaku anak. Mengutip Nahdlatul Ulama Online, Pengasuh Pesantren Daarul Mughni Al-Maliki menyebut bahwa dzikir dapat membentuk karakter, mengubah kecenderungan nakal pada anak menjadi lebih baik melalui penanaman kesadaran spiritual.

Kebiasaan sederhana seperti membaca doa harian atau kalimat thayyibah dapat menciptakan rutinitas positif, yang akan dibawa anak sebagai bekal untuk ia lakukan saat besar nanti.

Seperti yang diterapkan Fe Rachmat, kebiasaan ini rupanya tertanam kuat dan menjadi bagian dari diri anak hingga dewasa, sekali pun mereka tinggal di lingkungan yang berbeda.

2. Kebiasaan sunnah yang menjadi suatu kebutuhan

Freepik/rawpixel.com

Selain berdzikir, mengaji atau membaca ayat-ayat Al-Quran juga harus dikenalkan sebagai aktivitas yang menyenangkan dan bermakna, bukan beban.

Fe Rachmat menekankan bahwa mengaji adalah bentuk dzikir yang membersihkan hati dan mendekatkan diri pada Allah. Dengan menjadikannya ritual harian yang ringan dan konsisten, anak akan tumbuh dengan rasa cinta dan kebutuhan terhadap Al-Quran.

Hasilnya, seperti terlihat pada si sulung yang terekam dalam video, kebiasaan ini bertahan meski ia sudah memasuki usia legal yakni 18 tahun.

Bahkan, saat anak-anak seusianya di Irlandia sudah memiliki dunia serta kebebasannya sendiri, sang anak tetap dengan keyakinannya untuk selalu melakukan rutinitas sejak keccil yang kini menjadi suatu kebutuhan, yakni salat dhuha dan membaca Al-Quran.

"Salah satu cara paling sederhana untuk minta hati kita (dan hati anak-anak kita) tetap bersih adalah mendekat pada Qur’an. Karena membaca Qur’an itu juga bagian dari dzikir, dan dzikir itu ibarat “sabun” paling lembut untuk mencuci hati—membersihkan dari keraguan, keburukan, dan hal-hal yang bikin kita jauh dari Allah," tulis Mama Fe Rachmat dalam caption unggahannya.

3. Peran orang tua dalam memberikan pendidikan agama

Freepik

Selain mendapatkan ilmu dari sekolah maupun tempat mengaji, pendidikan agama juga bisa dimulai dari dalam rumah, Ma.

Peran orang tua adalah memberikan contoh dan menciptakan lingkungan yang mendukung adalah kunci yang perlu dilakukan secara konsisten dan penuh kesabaran.

Fe Rachmat menunjukkan bahwa konsistensi dalam membimbing dan mengingatkan anak tentang ibadah sunnah, seperti salat dhuha, adalah kunci keberhasilan.

Namun, ia juga menyadari bahwa usaha manusia memiliki batas. Setelah berikhtiar maksimal, orang tua perlu bertawakal dan memohon kepada Allah agar hati anak selalu bersih dan terjaga.

Doa tulus orang tua inilah yang menjadi pelindung terbaik bagi anak di setiap fase kehidupannya.

Kisah Fe Rachmat mengajarkan bahwa menanamkan kebiasaan dzikir dan mengaji sejak dini adalah investasi abadi bagi masa depan anak. Nilai-nilai spiritual yang tertanam dengan lembut dan konsisten akan menjadi benteng dan penuntun dalam hidup mereka, di mana pun mereka berada.

Sebagai orang tua, tugas kita adalah memulai dengan ikhlas, konsisten, dan senantiasa memasrahkan hasilnya pada rahmat Allah SWT. Semoga informasi di atas bisa menginspirasi kita dalam mendidik anak-anak ya, Ma, Pa.

Editorial Team