Sebagai orangtua, peran kita dalam membimbing anak tak hanya harus penuh memperhatikan hal akademik saja, ya, Ma.
Lebih daripada itu, memastikan anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang berperilaku baik, kritis, dan menghindari kekerasan adalah bagian dari pola asuh krusial yang menjadi tanggungjawab Mama dan Papa.
Tatkala Mama dan Papa telah mencoba menerapkan lingkungan yang baik agar anak selalu merasa tenang dan damai di rumah, bisa jadi si anak malah terpicu faktor lainnya yang membuatnya menjadi agresif, contohnya adalah terpengaruh ajakan buruk dari teman-temannya.
Maka dari itu, peran Mama dan Papa lagi-lagi tidak boleh lalai dalam memberikan pengarahan yang besar bagi anak dalam membentuk lingkaran pertemanan yang sehat.
Apalagi seiring bertambahnya usia mereka, anak remaja akan lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang punya kepribadian berbeda-beda.
Maka dari itu, peran Mama dan Papa lagi-lagi tidak boleh lalai dalam memberikan pengarahan yang besar bagi anak dalam membentuk lingkaran pertemanan yang sehat.
Dalam sebuah pertemanan biasanya timbul rasa solidaritas, yaitu sebuah keterikatan yang membuat dua orang atau lebih merasa satu nasib akibat timbulnya perasaan setia kawan.
Solidaritas tentu baik karena membuat pertemanan terasa kompak. Namun, akan berbahaya jika solidaritas diatasnamakan untuk melakukan hal negatif.
Maka dari itu, ajarkan anak remaja mama pentingnya menerapkan solidaritas positif, yuk!
Supaya anak tidak salah kaprah mengartikan solidaritas, berikut beberapa contoh tindakan solidaritas positif bagi anak remaja yang bisa anak lakukan sejak usia sekolah.
