Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Perbedaan Kecepatan Internet Indonesia Vs Korea Selatan, Beda Jauh!
Freepik

Seorang konten kreator Tiktok dengan 7,7 juta pengikut asal Surabaya bernama Stanley Hao menjadi sorotan usai membahas kesenjangan kecepatan internet di Indonesia dan Korea Selatan.

Dalam video yang diunggah pada Senin (8/9/2025) lalu, Stanley Hao menyampaikan keresahannya terkait kecepatan internet di Indonesia yang masih tertinggal jauh dengan Korea Selatan.

Stanley Hao mengawali video tersebut dengan memamerkan percakapan dengan temannya, Jang Hansol yang tinggal di Korea Selatan dengan kecepatan internet Hansol yang menyentuh angka 1.9 Gbps (gigabyte per detik).

Jang Hansol sendiri atau yang lebih dikenal sebagai Korea Reomit, adalah seorang YouTuber berkebangsaan Korea Selatan yang terkenal karena fasih berbahasa Indonesia dan Jawa dengan aksen medok.

Kemampuan dan aksen tersebut ia peroleh setelah menghabiskan masa kecilnya di Malang, Jawa Timur selama 16 tahun.

Sehingga, Hansol sudah tidak asing lagi dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia, termasuk kecepatan internetnya.

Untuk mendalami perbedaan ini lebih jauh, Popmama.com telah merangkum informasi seputar perbedaan kecepatan internet Indonesia vs Korea Selatan.

1. Kesenjangan kecepatan internet dengan harga yang hampir sama

Tiktok.com/stanleyhao

Dalam video tersebut, Stanley menceritakan bagaimana Hansol yang berada di Korea Selatan mengirimkan tangkapan layar hasil uji kecepatan internet dengan hasil mencapai 1,9 Gbps.

Stanley pun membandingkannya dengan internet miliknya di Indonesia yang hanya 50 Mbps.

Perbedaan tersebut sontak membuat Stanley terkejut. Ia juga menceritakan pengalamannya mengunduh sebuah game berukuran 20 gigabytes.

Dengan kecepatan internet Indonesia yang hanya 50 Mbps, game tersebut baru berhasil diunduh setelah 12 jam berlalu. Waktu yang sama dengan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dengan kereta.

Dengan kecepatan internet Korea Selatan, game berukuran 20 Gb tersebut dapat diunduh hanya dalam 10 detik saja.

Tidak hanya itu, Stanley juga menyoroti perbedaan harga yang harus dibayar untuk berlangganan internet di dua negara ini.

Stanley harus membayar Rp270.000 per bulan untuk mendapatkan kecepatan 50 Mbps, sementara Hansol hanya mengeluarkan sekitar Rp300.000 untuk internet dengan kecepatan 1,9 Gbps.

Sebuah perbedaan harga yang sangat tipis untuk kualitas internet yang sangat besar perbedaannya.

2. Kecepatan internet yang masih belum merata di penjuru Indonesia.

Tiktok.com/stanleyhao

Setelah membagikan kisah tersebut ke Instagram, salah satu teman Stanley yang sedang berada di Papua pun ikut berkomentar.

Berdasarkan hasil internet speed test, kecepatan internet di Papua hanya berada di angka 0.88 Mbps. Angka tersebut tidak menyentuh 1 Mbps, sehingga bisa dibayangkan betapa sulitnya akses internet di daerah tersebut.

Menurutnya, video YouTube hanya bisa ditonton dengan kualitas 144p, dengan kualitas terendah pun, video YouTube juga masih tidak bisa ditonton dengan lancar.

Tidak hanya itu, Stanley juga menyampaikan kebingungannya terkait kesenjangan ini.

Ia menyoroti fakta bahwa Indonesia dan Korea Selatan merdeka di tahun yang sama dengan hari kemerdekaan yang hanya terpaut 2 hari saja. Stanley pun mempertanyakan faktor-faktor yang mengakibatkan kesenjangan ini.

Saat ini video tersebut sudah ditonton sebanyak 1,1 juta kali, dan menuai berbagai komentar dari warganet.

3. Apa gunanya internet cepat untuk kemajuan negara?

Freepik

Banyak orang mungkin menganggap kecepatan internet hanya penting untuk hiburan, seperti streaming film atau bermain game.

Padahal, internet yang cepat memiliki dampak yang jauh lebih luas dalam kehidupan sehari-hari.

Bayangkan saat masyarakat ingin mencari informasi kesehatan, resep masakan, atau tips parenting. Dengan internet yang cepat, semua informasi bisa diakses dalam hitungan detik, sehingga memudahkan setiap orang untuk membuat keputusan lebih cepat dan tepat.

Tidak hanya untuk kebutuhan pribadi, internet cepat juga sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan.

Di era digital ini, proses belajar dan mengajar tidak terbatas pada ruang kelas. Anak dapat mengikuti kelas secara daring, mengakses materi pelajaran, hingga berdiskusi dengan guru maupun teman sekelas secara online.

Dengan koneksi internet yang cepat, anak-anak yang berada di area dengan kondisi alam yang ekstrem, misalnya kepulauan kecil atau pegunungan seperti di Papua bisa merasakan kesempatan belajar yang sama dengan anak-anak di perkotaan.

Jika koneksi internet lambat, kualitas pembelajaran akan terganggu, bahkan membuat banyak anak kehilangan semangat dan akses untuk belajar.

Selain itu, internet cepat juga mendukung proses komunikasi dalam pembangunan dan kerja sama antarindividu maupun organisasi.

Misalnya, pertemuan kerja atau pangkalan data untuk merancang sebuah proyek berskala nasional di berbagai sektor penyokong kehidupan negara seperti perbankan, medis, infrastruktur hingga transportasi kini banyak dilakukan secara online.

Tanpa koneksi internet yang memadai, kolaborasi akan terhambat, bahkan bisa merugikan produktivitas.

Oleh karena itu, kecepatan internet adalah kebutuhan penting yang berdampak pada pendidikan, pekerjaan, hingga kemajuan suatu bangsa.

Itulah informasi mengenai perbedaan kecepatan internet Indonesia vs Korea Selatan. Jauh sekali ya, bedanya!

Editorial Team