Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Ilustrasi Remaja Livestream
Freepik

Bullying di kalangan remaja masih menjadi masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian, apalagi ketika kekerasan tersebut terjadi di depan banyak orang dan disiarkan secara langsung melalui media sosial. Baru-baru ini, kasus perundungan kembali menghebohkan masyarakat, khususnya warga Depok.

Seorang remaja perempuan berinisial OZ (15 tahun) menjadi korban kekerasan oleh temannya sendiri.

Ironisnya, aksi penganiayaan ini bukan hanya dilakukan secara langsung, tetapi juga direkam dan disebarkan di media sosial melalui fitur live streaming yang ditonton oleh lebih dari seribu orang. Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (5/7/2025) di sebuah rumah teman korban di kawasan Beji, Depok. Korban mengalami penganiayaan secara fisik oleh temannya sendiri yang berinisial C.

Kejadian ini pun mengundang perhatian banyak pihak. Orangtua korban telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian dan meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Sebagai orangtua, tentu kejadian ini menimbulkan kekhawatiran.

Media sosial yang seharusnya menjadi sarana berkomunikasi dan mengekspresikan diri secara positif, justru menjadi alat untuk menyebarluaskan tindakan kekerasan terhadap sesama remaja.

Seperti apa informasi selengkapnya? Berikut Popmama.com telah merangkumnya lebih lanjut.

1. Diawali dengan rasa cemburu pelaku

Freepik

Korban menjelaskan bahwa awal mula kejadian terjadi karena rasa cemburu dari C yang merupakan teman dekatnya, terhadap hubungannya dan pacarnya. Sebelumnya, pacar C sering menghubungi OZ tanpa sepengetahuan C, bahkan sempat mengajak bertemu secara diam-diam.

“Dia (pacar C) ngechat dan ngajak ketemu. Aku tolak, tapi dia maksa. Sampai akhirnya C tahu soal itu dan marah,” jelas OZ.

Setelah itu, C mulai menyindir OZ lewat unggahan Instagram Story, bahkan sempat melakukan live streaming untuk menjelaskan versinya kepada lebih dari seribu penonton.

“Terus juga dia sempat kayak bikin status instagram gitulah. Kayak tentang peringatan-peringatan gitu, kayak hati-hati sama nih orang, kayak ngasih tahu ke semua orang gitu kalau aku tuh kayak seakan-akan salah banget gitu, padahal aku juga sebelumnya udah minta maaf duluan kan,” jelas OZ.

2. Korban sempat mencoba menyelesaikan masalah dengan damai

Freepik

Karena merasa tertekan secara mental oleh teror dari C, OZ memutuskan untuk menemui C bersama seorang teman di rumah teman mereka berinisial S. OZ berharap konflik bisa diselesaikan secara baik-baik.

“Di sana (rumah S) ternyata kayak udah lumayan rame juga ya. Aku mikir tuh juga disitu nggak bakal kayak main tangan gitu, diomongin baik-baik,” ucap OZ.

OZ pun sempat mendengar pemilik rumah yakni S mengingatkan kepada C tidak bermain tangan. Hal itu dikarenakan di rumah tersebut terdapat CCTV dan dilihat orang tuanya yang sedang sakit. Sayangnya, harapan tersebut tak sesuai kenyataan. OZ mengaku langsung dipukul oleh salah satu teman C berinisial N, kemudian dianiaya oleh C sendiri.

“Pas saya duduk sambil main HP, si N (teman C) ini tiba-tiba datang dari arah kamar mandi langsung mukul saya,” terang OZ.

Tidak hanya itu, C ikut menganiaya dirinya dan sempat teman C remaja lainnya yang datang ikut melerai. Namun tindakan tersebut tidak dapat dicegah dikarenakan C telah menganiaya korban.

3. Orangtua korban melapor ke polisi dan menuntut keadilan

Freepik/wirestock

Orangtua OZ, yang berinisial RA, langsung melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Depok. RA merasa tidak terima anaknya diperlakukan secara tidak manusiawi oleh pelaku.

“Saya enggak terima anak saya dibikin kayak binatang. Siapapun terlepas dari benar atau salah anak saya, mereka nggak berhak menghakimi anak saya seperti itu, kayak binatang anak saya, diinjak, dipukul,” ucap RA.

RA meminta Polres Metro Depok dapat mengusut kasus bullying yang dialami anaknya hingga mengalami luka. RA berharap, Polres Metro Depok memberikan hukuman terhadap tersangka sesuai perbuatan yang telah dilakukannya.

“Saya enggak ikhlas, enggak ridho anak saya diginiin. Saya maunya kasus ini diusut tuntas dan pelaku dihukum setimpal,” pungkasnya.

Itulah informasi mengenai remaja perempuan di Depok dianiaya teman saat live streaming. Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua orangtua untuk lebih peka terhadap perubahan sikap anak. Perundungan, baik yang terjadi secara langsung maupun melalui media sosial, dapat memberikan dampak psikologis serius bagi anak remaja. Komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak adalah salah satu kunci utama mencegah serta menangani bullying sejak dini.

Editorial Team