Bikin Haru! Cara Jen Pratt Berterima Kasih Kepada Program Make A Wish

Jen Pratt menderita tumor saat berusia 11 tahun. Ini kisahnya saat telah sembuh dan menjadi dokter

16 Juli 2018

Bikin Haru Cara Jen Pratt Berterima Kasih Kepada Program Make A Wish
Babble.com

Dr. Jen Pratt baru berusia 11 tahun ketika ia mulai merasakan sakit di lututnya. Setelah pemeriksaan x-ray, ternyata ada tumor yang tumbuh di tulang pahanya.

“Ketika saya seharusnya menikmati masa kecil saya, saya malah terpaksa harus dirawat inap, diperiksa, dan dioperasi,” kata Jen pada Babble.

Didiagnosa dengan osteosarcoma, sebuah jenis kanker tulang, Jen mengetahui bahwa meskipun situasinya sulit, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah melewatinya. Dengan sabar Jen menjalani satu per satu perawatan, melalui kemoterapi dan upaya-upaya operasi untuk menyelamatkan hidupnya.

“Menjalani perawatan sama rasanya seperti berlari maraton,” katanya. “Kamu hanya perlu menempatkan satu kaki di depan yang lain untuk terus berjalan, dengan harapan bisa melewati garis finish.”

Terkesan oleh Make A Wish dan Menjadi Dokter

Terkesan oleh Make A Wish Menjadi Dokter
Wikimedia Commons

Garis finish, bagi Jen, termasuk perjalanannya ke Walt Disney World dari Make-A-Wish—terutama di area Give Kids the World, area khusus untuk anak dan keluarga Make-A-Wish

Make-A-Wish adalah sebuah organisasi non-profit berbasis di Amerika Serikat yang bekerja sebagai “pewujud permintaan” bagi anak berusia 3 hingga 17 tahun yang mengalami kondisi medis yang mengancam nyawa.

“Kami menjadwalkan liburan tersebut di akhir masa perawatan, dan itu ternyata menjadi pengalaman sekali seumur hidup,” kenang Jen.

“Perjalanan itu lebih dari sekedar liburan—itu adalah perayaan! Saya bisa menikmati bagaimana rasanya menjadi seorang anak-anak dan merasa normal. Sulit untuk menggambarkannya dengan kata-kata bagaimana rasa sayang dan dukungan yang dicurahkan Wish kepada anak-anak seperti saya.”

Dan dukungan tersebut malah membuat kisah Jen semakin unik, karena tidak hanya ia menjadi relawan di area Give Kids the World, tetapi ia juga kembali ke rumah sakit yang sama, Children’s Minnesota, yang dulu menyelamatkan hidupnya—tetapi kali ini, Jen berperan sebagai dokter yang menyelamatkan nyawa anak-anak yang sakit.

“Ketika Anda menghabiskan berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu, rumah sakit menjadi rumah kedua anda,” Jen menjelaskan.

“Saya selalu mengingat perasaan nyaman di Children’s Minnesota, saya terus berkoneksi dengan cara menjadi relawan dan bekerjasama dengan program dukungan bagi remaja yang memiliki penyakit serius. Jadi, ketika saya diberikan kesempatan untuk bekerja di rumah sakit yang sama saat saya diberi perawatan semasa kecil, saya langsung merasa nyaman!”

Bekerja sebagai dokter anak, terutama berspesialisasi dalam perawatan pasien rawat inap, Jen mengatakan bahwa waktu-waktu yang ia habiskan di rumah sakit sewaktu kecil menjadikannya dokter yang lebih baik saat ini.

“Berhasil melewati masa kecil dengan kanker adalah pengalaman yang sangat unik,” katanya. “Kami kadang melihat dunia dari sisi berbeda dan mempunyai empati ketika orang lain mengalami situasi menantang dan mengubah hidup.”

Dipenuhi dengan perasaan bersyukur kepada orang-orang yang berperan untuk menyelamatkan hidupnya, Jen tidak segan-segan ketika ia mengatakan bahwa orang-orang yang merawatnya, mulai dari dokter hingga perawat, ahli terapi fisik, hingga staf bagian anak, ia menganggap semua orang yang merawatnya adalah ‘pahlawan’nya—itulah sebabnya Jen ingin memberikan perawatan terbaik seperti yang ia dapatkan dahulu.

“Saya tidak hanya bekerja dengan tim yang luar biasa, tetapi menjadi seorang dokter sangat cocok bagi saya,” Jen menjelaskan.

“Saya bisa menyaksikan kebahagian anak-anak tiap hari dan bisa memanfaatkan pengalaman saya sendiri untuk memberi perawatan kepada anak-anak yang melebihi apapun yang bisa dipelajari di kelas atau buku teks kedokteran. Pada akhirnya, saya bisa berbagi kebahagiaan dengan anak-anak ketika mereka kembali ke rumah dengan lebih sehat dan bahagia.”

Jen berencana untuk sekali lagi menjadi relawan di Give Kids the World pada bulan November, kali ini bersama suaminya Steve dan Benjamin, anak mereka yang berusia 3 tahun. Tetapi, seperti yang Jen pernah katakan, ketika orang berpikir tentang anak-anak penderita kanker, mereka jarang berpikir tentang jalan yang harus dilalui anak-anak hingga dewasa.

“Jika ada yang bisa saya katakan kepada anak-anak yang berjuang melawan kanker,” kata Jen, “jalan apapun yang Anda ambil di dalam hidup, Anda selalu bisa menggunakan pengalaman Anda untuk hal yang lebih baik, untuk melihat dunia dari sudut pandang berbeda, dan untuk berempati kepada orang lain dengan cara yang unik dan kuat. Jangan takut untuk bermimpi setinggi-tingginya, dan jangan pernah berhenti menatap masa depan.”

Apa Itu Osteosarcoma

Apa Itu Osteosarcoma
Pixabay/Whitesession

Osteosarcoma adalah jenis kanker yang banyak dialami anak-anak dan remaja. Kanker ini menyerang sel tulang terutama di area tubuh yang mengalami pertumbuhan pesat, misalnya di ujung kaki atau lengan. 

Kebanyakan tumor tulang tumbuh di tulang dekat lutut. Bisa terjadi di bagian distal femur (tulang paha bagian bawah) atau di bagian proximal tibia (tulang kering bagian atas). 

Jika terjadi di lengan, kanker ini banyak ditemukan menyerang tulang di bagian atas bahu (proximal humerus). Osteosarcoma juga banyak ditemukan di pinggul dan rahang. 

Nyeri seperti yang dialami Jen, adalah tanda awal kanker tulang yang perlu diwaspadai. Yuk, Ma waspada!

The Latest