Keputihan pada Anak: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan

Apakah keputihan pada anak berbahaya?

20 Juli 2021

Keputihan Anak Penyebab, Gejala, Pencegahan, Pengobatan
Unsplash/Dasha Shashina

Keputihan ternyata bisa juga terjadi pada anak, lho.

Apabila Mama menemukan bercak putih, kuning, atau kehijauan pada celana dalam anak yang baru digunakan maka kemungkinan besar anak mama kini sedang mengalami keputihan.

Meski keputihan pada usia anak-anak menuju remaja memang wajar terjadi, namun akan lebih baik jika Mama memberitahukan terlebih dahulu pada anak mengenai penanganan keputihan secara tepat.

Sebagai pedoman, berikut Popmama.com telah merangkum 5 fakta penting dari verywellhealth.com mengenai keputihan pada anak.

Perhatikan baik-baik, Ma!

Apa itu Keputihan?

Apa itu Keputihan
todaysparent.com

Keputihan merupakan cairan berwarna putih atau bening yang keluar dari vagina. Keputihan ada yang normal dan ada juga yang tidak normal. Keputihan yang normal  memiliki fungsi, antara lain menjaga kelembapan vagina, mencegah berkembangnya bakteri jahat, dan membawa keluar sel-sel mati dalam vagina sehingga lingkungan vagina tetap bersih dan sehat.

Untuk mengetahui cairan keputihan anak yang normal, perhatikanlah beberapa ciri-ciri berikut:

  • Berwarna bening atau putih seperti susu,
  • tidak berbau,
  • tidak menimbulkan gatal atau rasa panas di sekitar kemaluan.

Editors' Pick

Penyebab Keputihan pada Anak

Penyebab Keputihan Anak
s-i.huffpost.com

Keputihan pada anak biasanya terjadi karena kurangnya kebersihan daerah sekitar vagina dan lubang dubur.

Pada kasus terbanyak, keputihan pada anak berasal dari bakteri Escherichia coli (E. coli) yang berasal dari feses terutama jika arah ceboknya salah. Saat membersihkan daerah dubur dan kemaluan, arah cebok harus dari depan ke belakang bukan dari belakang ke depan.

Penyebab lain keputihan pada anak yang sering terjadi adalah bakteri Streptococcus dan Staphilococcus yang ditularkan melalui tangan dari daerah mulut dan kerongkongan.

Selain itu, kebiasaan anak yang duduk sembarangan oleh karena daerah kemaluannya belum menutup sempurna, juga bisa menyebabkan keputihan pada anak karena jamur, bakteri atau benda asing mudah masuk ke vagina anak.

Sementara itu, bahan kimia dari sabun dan detergen juga bisa menimbulkan iritasi.

Bahkan, air kencing yang tidak sengaja keluar di celana dalam berisiko membuat lembap, iritiasi dan rasa gatal.

Gejala yang Dirasakan

Gejala Dirasakan
Freepik

Keputihan adalah semua cairan yang keluar dari vagina selain darah. Keputihan dibedakan menjadi dua yaitu keputihan normal dan patologis atau penyakit.

Jadi, tidak semua keputihan adalah penyakit. Pada anak pun, keputihan normal juga bisa terjadi. Cara membedakannya adalah pada keputihan normal jumlahnya sedikit.

Sedangkan keputihan penyakit, jumlahnya lebih banyak. Warna putih jernih untuk keputihan normal umumnya kuning, cokelat, kehijauan dan aroma yang ditimbulkan tidak menyengat.

Sementara keputihan yang disebabkan oleh penyakit memiliki warna kemerahan dengan aroma yang menyengat.

Pada keputihan penyakit, bau yang ditimbulkan bisa asam, amis, atau bahkan busuk.

Pada keputihan normal cairan yang keluar biasanya agak lengket, sedangkan pada keputihan penyakit, cairannya bisa cair atau putih kental seperti susu kental manis.

Cara Mencegah Keputihan pada Anak

Cara Mencegah Keputihan Anak
psychologytoday.com

Selain menghindari mandi busa dan mempraktikkan kebersihan yang baik (menyeka dari depan ke belakang setelah buang air kecil), Mama dapat membantu anak mencegah infeksi di saluran kemih dengan mengajarnya untuk melakukan beberapa hal berikut:

  • Buang air kecil dengan lutut terbuka lebar.
  • Ganti pakaian basah sesegera mungkin, termasuk pakaian olahraga berkeringat.
  • Hindari pakaian ketat.
  • Kenakan pakaian katun longgar yang pas.
  • Hindari produk beraroma atau mengandung parfum yang digunakan di sekitar kemaluan.
  • Gunakan sabun ringan yang tidak menyebabkan iritasi dan bilas setelah mandi atau mandi.
  • Hindari menggunakan sampo di area vagina dan sekitarnya.
  • Cuci dan keringkan area vagina dengan lembut saat setelah mandi.
  • Hindari penyemprotan, semprotan feminin dan tampon beraroma.
  • Membantu mencuci pakaian dalam anak dengan deterjen bebas pewarna dan parfum dan menghindari pelembut kain.

Obat Alami untuk Mengatasi Keputihan

Obat Alami Mengatasi Keputihan
Freepik

Berikut ini adalah beberapa bahan tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi keputihan pada anak, antara lain:

  • Minyak kelapa

Minyak kelapa diduga efektif memerangi jamur C. albicans. Minyak ini dapat digunakan dengan mengoleskannya langsung pada area vagina.

Guna mendapatkan manfaat maksimal, pastikan Mama menggunakan minyak kelapa organik.

Meskipun relatif aman sebagai pengobatan alternatif infeksi jamur vagina, penggunaan obat ini tidak disarankan apabila anak mama memiliki alergi terhadap minyak kelapa atau sedang menggunakan pengobatan untuk keputihan.

  • Yoghurt

Makanan probiotik seperti yoghurt mengandung bakteri hidup seperti Lactobacillus acidophilus yang membantu keseimbangan kadar bakteri dalam tubuh.

Mengonsumsi yoghurt dipercaya dapat mengobati keputihan pada anak. Pasalnya, yoghurt diketahui mampu meredakan gejala infeksi jamur vagina.

Kandungan probiotik dalam yoghurt dipercaya dapat memerangi C. albicans penyebab keputihan.

Selain beberapa langkah di atas, ada cara lain yang bisa Mama gunakan untuk mengatasi keputihan pada anak.

Salah satunya adalah dengan menggunakan obat Rivanol. Tuangkan satu tutup botol dalam lima liter air kemudian berendam di dalamnya selama 5-10 menit setiap hari.

Pada umumnya, dalam seminggu obat ini sudah menunjukkan hasil.

Selain itu, hal penting lain yang tidak boleh dilewatkan adalah ajari anak untuk menjaga kebersihan area kemaluannya.

Ajarilah cara cebok yang benar, mengeringkan kemaluannya dan jaga selalu kebersihan tangannya.

Perlu diketahui juga bahwa dampak keputihan pada vagina anak jika terlalu sering terjadi dapat menyebabkan penyebaran infeksi pada organ lainnya, yakni pada saluran kemih dan saluran kemaluan.

Baca juga:

The Latest