Freepik/karolina-grabowska
Dilansir dari britannica.com, hari Valentine adalah hari peringatan untuk Valentinus. Ia adalah seorang pendeta Roma pada abad ketiga masehi.
Pada masa itu, Kaisar Romawi Claudius II melarang pria untuk menikah karena dirinya percaya bahwa pria lajang merupakan prajurit yang lebih baik dan memiliki dedikasi yang tinggi.
Akan tetapi, Valentinus tidak setuju dengan keputusan tersebut. Maka secara diam-diam, ia mengatur pernikahan rahasia para pemuda dan pemudi Roma.
Hingga suatu hari, Kaisar Claudius mengetahui pernikahan rahasia tersebut dan menjebloskan Valentinus ke penjara. Bahkan, Kaisar tidak segan-segan memberikan hukuman mati pada Valentinus.
Eksekusi hukuman mati bagi Valentinus tersebut jatuh pada tanggal 14 Februari 270 M.
Pada abad kelima masehi, tanggal 14 Februari tersebut akhirnya ditetapkan sebagai Hari Valentine oleh Paus Roma Gelasius.
Sejarah Hari Valentine tersebut kemudian dikaitkan sebagai hari kasih sayang oleh sebagian orang yang merayakannya hingga sekarang.
Namun ada versi lain yang mengatakan bahwa Santo Valentinus ini sempat meninggalkan surat perpisahan kepada anak perempuan dari sipir penjara yang menjadi temannya selama menjalani masa hukuman.
Surat tersebut dibubuhi tulisan "From your Valentine" atau dalam bahasa Indonesia berarti "Dari Valentinusmu."
Karena jasa inilah yang membuat Valentinus dijadikan sebagai orang suci dalam ajaran Gereja Katolik Roma.
Namanya pun berubah menjadi Santo Valentinus atau Saint Valentine.
Kemudian, pada tahun 496, Paus Gelasius mengumumkan bahwa 14 Februari akan dirayakan sebagai Hari Santo Valentinus.
Perayaan Valentine mulanya berawal pada abad ke-17 saat Raja Charles 11 dari Swedia mempopulerkan "bahasa bunga" atau melampirkan makna pada berbagai jenis bunga di seluruh Eropa.
Dalam perayaan Valentine tersebut, jenis yang paling tradisional atau umum adalah bunga mawar.
Hal tersebut dikarenakan mawar telah diasosiasikan dengan dewi cinta Yunani, Aphrodite.
Selain itu, ada pula yang menyebutkan bahwa perayaan Hari Valentine itu hanya untuk memperingati kematian tragis Valentine dan sebagai bentuk penghormatan.
Sehingga, tidak berkaitan dengan perasaan cinta.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Hari Valentine diasosiasikan dengan cinta lantaran banyaknya kerajaan di Eropa yang terpengaruh dengan gagasan mengenai cinta.
Sejak saat itulah, kebiasaan perayaan Valentine ini berkembang setiap tahunnya hampir di semua negara dan dirayakan dengan cara yang lebih ceria, serta romantis.