5 Tips agar Anak Tidak Menjadi Penggemar yang Fanatik

Mama perlu mengarahkan agar anak-anak tidak menjadi penggemar yang fanatik terhadap idolanya

8 Desember 2020

5 Tips agar Anak Tidak Menjadi Penggemar Fanatik
Instagram.com/bts.bighitofficial

Musik K-pop yang mendominasi di Indonesia membuat banyak kalangan menggemari boyband dan girlbandasal Korea Selatan. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa pun bisa menyukai K-Pop. 

Tak jarang di beberapa negara, termasuk Indonesia memiliki sekumpulan fans yang fanatik. Anak remaja yang sudah mulai fanatik seringkali mengutamakan dan selalu mendambakan idola mereka, bahkan jika dibiarkan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental mereka. 

Anak remaja mengidolakan boyband atau girlband memang boleh-boleh saja, namun perlu ada batasan tersendiri agar tidak terlalu berlebihan. Pengendalian diri tetap diperlukan agar sesuatu yang berlebihan, termasuk mengidolakan orang lain dapat berujung buruk untuk diri sendiri atau orang lain. 

Sebagai orangtua, Mama perlu tetap mengarahkan anak-anak ketika sudah mulai mengidolakan seseorang.

Demi menghindari kejadian buruk karena sikap fanatik anak terhadap idolanya, kali ini Popmama.com memiliki tips tersendiri agar anak remaja tidak menjadi penggemar yang fanatik. 

1. Orangtua tetap perlu memantau setiap kegiatan anak

1. Orangtua tetap perlu memantau setiap kegiatan anak
Freepik/Demanna

Sebagai orangtua, Mama tentu harus mengajarkan anak termasuk hal-hal yang baik dan buruk. Ini perlu dilakukan agar si Anak semakin paham mengenai mana yang seharusnya diperbuat. 

Melihat maraknya K-Pop dan sebagian penggemar yang fanatik, Mama pun perlu memantau perkembangan anak-anak ketika sedang mengidolakan seseorang. Perhatikan dengan seksama terkait perubahan karakter si Anak, apakah cenderung semakin baik atau banyak hal-hal buruk yang terjadi ketika sudah mengidolakan sosok tersebut. 

Jika terlihat ada banyak hal negatif yang dilakukan olehnya, cobalah mulai memberikan nasihat kepada anak. Apabila Mama cenderung cuek dan tidak mengamati setiap perkembangan anak, maka ini akan berakibat buruk terutama bagi kesehatan mental anak. Apalagi jika sosok yang menjadi idola anak memiliki karakter yang kurang baik. 

Editors' Pick

2. Mengajarkan menggunakan media sosial dengan baik

2. Mengajarkan menggunakan media sosial baik
Pexels/Lisa Fotios

Di era yang sudah canggih ini, anak remaja tentu telah memiliki gadget pribadi untuk berkomunikasi atau keperluan sekolah. Tak jarang, anak-anak pun sudah bisa mengakses media sosial dan membangun interaksi di dunia maya.  

Namun, Mama tetap perlu memantau setiap perkembangan anak-anak agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Perlu diingat kembali bahwa konten di media sosial itu tidak sepenuhnya positif, mengingat ada berbagai konten negatif yang dapat memengaruhi perkembangan anak remaja. 

Jika Mama mengizinkan anak untuk bermain media sosial. maka perlu mengajarkan tata cara atau penggunaannya secara bijak. Selain itu, jelaskan juga dampak buruk dari media sosial yang mungkin belum diketahui oleh anak-anak. 

Terkait fans yang fanatik, Mama harus mengetahui kalau seringkali para penggemar bisa saling bertengkar untuk membela idolanya. Penggunaan kata-kata kasar pun sering sekali muncul di media sosial dan akan menganggu kesehatan mental anak. Bahkan ada juga yang menyerang menggunakan kata-kata kasar sampai menghina fisik seseorang. 

Sebagai orangtua, Mama tentu tidak ingin kalau anak-anak akan memiliki gangguan mental akibat penggunaan media sosial yang kurang bijak. Maka dari itu, penting sekali untuk tetap memantau dan berikan si Anak nasihat terkait kegemarannya terhadap idola.

Jika anak mama ingin membela idola, cobalah untuk diingatkan agar tidak menggunakan kata-kata kasar agar tidak menyakiti hati orang lain.

3. Cari sisi positif dari idola yang sedang digemari oleh anak

3. Cari sisi positif dari idola sedang digemari oleh anak
Facebook.com/BTS Official

Setiap anak remaja tentu memiliki cara pandang masing-masing terkait idolanya, apalagi sudah menjadi fans selama bertahun-tahun. Demi tetap memantau setiap perkembangan anak, Mama tidak ada salahnya untuk ikut mengenal sosok yang dikagumi oleh anak. 

Misalnya saja, anak mama menyukai BTS sebagai idolanya saat ini. Dari sosok BTS, Mama perlu mencari sisi positif yang bisa menjadi bahan diskusi bersama anak. 

Salah satu lagu BTS pada album Love Yourself: Her, yaitu Pied Piper bercerita tentang seorang penggemar yang terlalu fanatik terhadap idolanya sehingga melupakan kewajibannya di kehidupan nyata. Lagu tersebut bisa dijadikan bahan diskusi bersama anak di rumah.

Lirik lagu Pied Piper seolah menyadarkan para penggemarnya untuk tetap fokus dan menjalani kehidupan nyata. Mengingat ada sebagian anak remaja yang terlalu mengagumi idolanya sampai lupa kewajibannya sendiri, seperti belajar. 

Dengan adanya lagu tersebut, diharapkan semua penggemar BTS atau boyband lainnya bisa mendukung dengan cara yang positif. Mendukung dengan cara yang positif dan sewajarnya dengan cara mendengarkan setiap karya musiknya. Ingat juga bahwa seorang fans juga perlu mempunyai kehidupan lain yang harus dijalani, sehingga tidak selalu fanatik dengan idolanya. 

Jadikan idola sebagai motivasi di kehidupan nyata anak-anak ya, Ma. 

4. Ajak anak untuk saling berdiskusi terkait idola kesukaannya

4. Ajak anak saling berdiskusi terkait idola kesukaannya
Freepik

Ketika Mama sudah mengetahui beberapa idola yang mungkin disukai oleh anak-anak saat ini, cobalah meluangkan waktu untuk mendiskusikan hal tersebut bersama. Pembicaraan yang menyangkut idola si Anak tentu akan menarik perhatiannya, sehingga proses diskusi tidak terkesan membosankan.

Dari banyaknya idola yang mungkin disukai mereka, Mama bisa mengajak si Anak diskusi terkait karakter atau karya hal apa saja yang diidolakan. Mengingat anak remaja pun sudah punya pemikiran dan alasan tersendiri terkait keputusan mereka untuk mengidolakan seseorang.  

Berdasarkan apa yang disenangi oleh anak-anak ini, Mama pun bisa menjadikan idola mereka sebagai sebuah motivasi positif. 

5. Menyadarkan anak untuk menjalani kehidupan nyata agar bisa bertemu sang idola

5. Menyadarkan anak menjalani kehidupan nyata agar bisa bertemu sang idola
masandpas.com

Seiring dengan maraknya K-Pop tentu membuat sang Idola dari anak-anak mengadakan konser di Indonesia. Hal itu tentu membuat penggemar senang dan mempunyai peluang bertemu idola mereka. Namun, harga tiket konser yang ditawarkan juga mahal dan belum tentu orangtua bisa menuruti keinginan anak.

Tak bisa dipungkiri bahwa ini akan membuat anak mama menjadi sedih, apalagi tidak bisa bertemu dengan idolanya. Di sinilah peran orangtua diperlukan untuk memberikan pengertian kepada si Anak dan terus memberikan semangat. 

Mama bisa menjelaskan ke anak bahwa jika ia mau menyelesaikan tanggung jawabnya, berbuat baik dan pintar membagi waktu mungkin nanti ada saatnya bisa bertemu dengan sang Idola. Hal ini dilakukan agar anak tetap menjalani kewajibannya sebagai seorang pelajar dan tidak menjadi fans yang fanatik, bahkan lupa pada kehidupan nyata.

Itulah beberapa tips yang bisa Mama ikuti agar anak remaja tidak menjadi penggemar yang fanatik karena telah mengidolakan seseorang. 

Semoga bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest