Berikut ini adalah cara-cara yang tepat bagaimana berbicara dengan anak tentang rokok agar ia bisa menghindari bahaya merokok:
Mulailah lebih awal. Ada baiknya untuk mulai berbicara dengan anak tentang bahaya rokok saat usianya lima atau enam tahun. Pertahankan percakapan agar tetap berjalan seiring bertambahnya usia anak.
Jadikanlah pembicaraan dua arah. Beri anak kesempatan untuk berbicara secara terbuka, terutama saat mereka beranjak remaja. Tanyakan apakah anak mengenal orang yang merokok dan bagaimana perasaannya tentang hal itu.
Tetap terhubung. Studi menunjukkan bahwa anak dekat dengan orangtua mereka cenderung berisiko lebih kecil untuk merokok, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak dekat dengan orangtuanya.
Perjelas aturan dan harapan. Anak yang tahu bahwa orangtuanya memperhatikan dan tidak setuju tentang merokok maka kemungkinannya kecil untuk mencoba rokok.
Bicarakan tentang risiko rokok. Anak mungkin mengira mereka tidak perlu khawatir tentang hal-hal seperti kanker dan penyakit jantung sampai mereka beranjak remaja. Maka, beri tahu anak bahwa merokok dapat langsung memengaruhi kesehatan mereka.
Rokok juga dapat mempengaruhi area lain dalam kehidupan mereka. Mama bisa menjelaskan risiko ini:
- Masalah pernapasan. Pada saat dewasa dewasa, anak yang merokok cenderung lebih mengalami sesak napas, batuk, mengi, dan lebih sering sakit daripada anak yang tidak pernah merokok. Merokok juga membuat anak lebih rentan terkena asma.
- Kecanduan. Jelaskan bahwa rokok dibuat sesedikit mungkin untuk membuat ketagihan. Beri tahu anak bahwa ia akan sangat sulit berhenti jika mulai merokok.
- Pemborosan uang. Rokok itu mahal. Mintalah anak mencari tahu berapa biaya untuk membeli satu bungkus sehari selama 6 bulan, dan apa yang dapat mereka beli dengan uang itu.
- Bau. Walaupun rokok telah habis, baunya akan tetap menempel di napas, rambut, dan pakaian. Karena terbiasa dengan bau rokok, perokok bisa tidak menyadari baunya yang menempel.
- Pergaulan yang buruk. Seiring bertambahnya usia anak, teman-temannya lebih memengaruhi pilihan anak. Risiko anak akan merokok meningkat jika teman-temannya pun juga merokok.