Dipaksa Makan Pensil, Muntah Anak 10 Tahun Ini Berwarna Hitam!

Malangnya anak yang jadi korban bullying ini!

23 September 2018

Dipaksa Makan Pensil, Muntah Anak 10 Tahun Ini Berwarna Hitam
Freepik/freephoto

Bagi para Mama, melihat anak muntah mungkin bukan pemandangan yang aneh lagi, ya. Baik bayi, balita, atau anak besar usia sekolah pun sering muntah ketika kondisi tubuhnya sedang menurun.

Namun berbeda kondisinya dengan anak 10 tahun asal Daqing, China, yang satu ini. Anak bernama Liu Xinze ini pernah memuntahkan isi perutnya dan terlihat ada unsur-unsur berwarna hitam di dalamnya.

Dilansir dari The Asian Parents Singapore, rupanya kisah Liu sangat menyedihkan dan perlu dijadikan pembelajaran bagi para orangtua dengan anak usia sekolah. Mari simak kisah tragis Liu di bawah ini.

Muntah Setelah Makan Malam

Muntah Setelah Makan Malam
Freepik/Xb100

Seperti biasa, Liu dan keluarganya makan malam bersama di rumah. Namun setelah makan malam, Liu merasa dirinya kurang enak badan, ia juga mengaku sedikit pusing. Bagi para orangtua, mungkin keluhan seperti ini sudah biasa, dan keluarganya pun hanya menduga Liu sedikit kelelahan saja.

Namun tak lama setelah itu, Liu bergegas ke kamar mandi dan langsung memuntah seluruh isi perutnya. Menyadari ada yang tak beres, orangtua Liu kemudian menghampirinya.

Kaget bukan kepalang, karena baru kali ini mereka melihat muntah berwarna hitam pekat. “Ada banyak unsur-unsur berwarna kehitaman di muntahnya. Saya pikir ini seperti habis makan biskuit Oreo,” ujar kakak Liu saat diwawancara Heilongjiang Television Station, China.

Editors' Pick

Misteri Penyebab Muntah Berwarna Hitam

Misteri Penyebab Muntah Berwarna Hitam
Freepik/kwanchaichaiudom

Melihat muntah Liu berwarna hitam, maka keluarganya langsung membawa Liu ke Daqing Oilfield General Hospital. Setelah diperiksa oleh tim dokter, ternyata penyebab muntah hitam itu adalah ujung pensil (biasa disebut grafit) dalam jumlah banyak. Saking banyaknya, grafit yang sudah dikonsumi Liu telah mengubah warna asam lambungnya menjadi hitam.

Fatal! Ini tidak hanya membuat tim medis kaget dan bingung, tetapi juga sangat mengancam kesehatan Liu. Tidak mau ambil risiko, maka keluarga Liu memutuskan untuk menerima saran dokter untuk mengoperasi Liu dan menguras grafit dari perutnya. Operasi ini begitu rumit dan butuh ketelitian, maka tak heran kalau menghabiskan waktu sekitar 3 jam.

Korban Bullying

Korban Bullying
Freepik/freephoto

Setelah operasi selesai dan kondisi Liu mulai membaik, keluarga pun menanyakan Liu tentang kenapa ia mengonsumsi ujung pensil dalam jumlah yang sangat banyak. Dengan nada takut dan panik, Liu menjawab kalau ia “hanya lapar.” Sebagai orangtua, mereka pasti tahu kalau jawaban ini tidak jujur. 

Dengan penuh kesabaran, orangtuanya bertanya sekali lagi sambil memohon Liu untuk berkata jujur. Dan akhirnya kali ini Liu menjawab jujur.

Menurut Liu, ia dipaksa makan ujung pensil oleh dua anak nakal pelaku bullying di sekolahnya. Mereka adalah dua anak perempuan yang lebih tua dari Liu, mereka sama-sama bersekolah di Daqing Petrochemical No. 4 Elementary School, China. Dua anak perempuan itu mengancam akan memukul Liu jika ia tidak mau makan ujung pensil yang diberikan.

Liu yang bermasalah dengan kepercayaan diri ini tidak pernah memberi tahu orangtuanya kalau ia sering menjadi korban bullying di sekolah.

Tidak Ada Bahaya Lanjutan

Tidak Ada Bahaya Lanjutan
Freepik/freevector

Walau butuh waktu hingga lebih dari 3 jam untuk mengoperasi perut Liu, namun untunglah ia tidak mengalami masalah kesehatan yang serius atau keracunan yang bisa berakhir dengan kematian. Liu sangat beruntung, karena grafit-grafit murni itu tidak membuatnya cedera atau merusak sistem pencernaannya.

Luka bullying ini mungkin tidak terlihat, karena bukan menyerang fisiknya, melainkan mentalnya. Semua mental anak yang mengalami bullying bisa terluka, bahkan seumur hidupnya.

Jika Mama merasa anak mama adalah korban bullying, jangan diam saja, segera beraksi dan selamatkan mereka.

Cara Mencegah Bullying

Ada beberapa langkah untuk mencegah anak menjadi korban bullying. Di antaranya:

1. Memperkenalkan anak kepada norma sosial 

Memberinya pengetahuan tentang mana hal yang baik dan buruk berdasarkan tanggapan masyarakat.

Bantu ia memahami dengan memberi peringatan jika melakukan hal-hal yang sekiranya bersifat negatif.

2. Mengawasi lingkungan sekitar

Jika Mama menemukan beberapa oknum di sekitar tempat tinggal atau sekolah yang sikapnya terlalu negatif, beri pemahaman pada anak mama untuk agak menjaga jarak.

3. Menjadi teman baik anak

Si Anak akan lebih menghargai nasehat dan arahan dari Mama jika dikatakan secara baik-baik dan bersahabat.

Bukan memarahi atau menghardik, tapi merangkul dan berdiskusi. Berikan ia hak untuk berpendapat, dan jangan segera menyalahkan meskipun Mama tahu pemikirannya kurang tepat.

4. Meningkatkan kepercayaan diri anak

Anak yang percaya diri akan sulit menjadi korban atau pelaku bully. Kepercayaan diri tidak muncul tiba-tiba tetapi harus dilatih. Beri kesempatan kepada anak untuk mengembangkan dirinya. Kepercayaan dan dorongan dari orangtua untuk si Anak melakukan apapun, akan membuatnya tumbuh menjadi percaya diri. 

Semangat Mama!

The Latest