Banyaknya aktivitas di sekolah dan beban pelajaran seringkali membuat anak merasakan lelah yang luar biasa sepulang sekolah. Tak jarang saat mengalami kondisi ini anak seringkali menampakkan perilaku yang kurang menyenangkan seperti berteriak, menjerit, atau kadang menangis tanpa alasan yang jelas. Fenomena inilah yang kemudian disebut oleh Andrew Loewen Nair dengan istilah after-school restrains collapse.
Berbeda dengan perilakunya yang seringkali tampak baik-baik di sekolah, pada umumnya anak-anak yang mengalami fenomena after-school restrains collapse akan melepaskan emosi terpendam yang dirasakannya sepanjang hari di kala ia pulang sekolah.
Sebenarnya perilaku anak ini tak hanya terkait dengan kelelahan fisik yang dapat diselesaikan dengan tidur siang, tetapi juga sebagai bentuk dari pelampiasan dari kelelahan secara mental dan emosional yang sangat umum terjadi pada anak di bawah usia 12 tahun.
Anak yang mengalami after school restrains collapse seringkali akan bertindak kekanakan dan melakukan hal-hal yang sebenarnya tak pantas dilakukan di usianya lagi. Misalnya saja merengek, murung, sangat emosional, bahkan menghindari komunikasi dengan siapapun.
Familiar dengan kondisi ini? Jangan dibiarkan berlarut-larut, Ma. Popmama.com punya tipsnya untuk Mama.
