Hindari Anak dari Kecanduan Minuman Keras dengan 8 Cara Ini

Ini hal yang harus Mama lakukan agar anak terhindar dari bahaya alkohol

4 Juli 2019

Hindari Anak dari Kecanduan Minuman Keras 8 Cara Ini
Pixabay/Free-Photos

Tahukah Mama? Berdasarkan laman KPAI atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Riset Gerakan Nasional Anti Miras atau (GeNAM) mencatat, 23 persen dari seluruh remaja di Indonesia menjadi pengonsumsi minman keras. Pada tahun 2014, angkanya mencapai 14,4 juta jiwa. Pada 2017, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menyatakan bahwa remaja Indonesia mulai mencoba meminum alkohol pada usia 15 tahun. 

Efek yang dihasilkan pastinya bisa mengarah ke hal yang negatif. Mama tentu tak ingin si Anak nantinya menjadi peminum, apalagi mencoba-coba menenggak miras oplosan yang sudah terbukti melenyapkan banyak nyawa.

Berbincang mengenai miras dengan anak, sebaiknya dilakukan dari dini, Ma. Mama tak perlu menunggu agar anak berusia 15 tahun terlebih dahulu untuk berbincang mengenai minuman keras. Agar anak mau mendengarkan Mama, coba terapkan beberapa langkah yang dihimpun oleh Popmama.com ini.

1. Beritahu bahaya alkohol kapanpun Mama bisa

1. Beritahu bahaya alkohol kapanpun Mama bisa
Pixabay/Thomas Meier

Berita mengenai miras tentu bertebaran di mana-mana. Di berita televisi, koran, media sosial. Bahkan mungkin menjadi gosip di lingkungan tetangga. Saat Mama mendengar berita negatif tersebut bersama si Anak, bahkan saat usianya masih 10 tahun atau bahkan kurang, singgunglah hal tersebut.

Mama bisa berkata, misalnya, "sedih banget ya. Alkohol atau minuman keras kan tidak baik untuk kesehatan. Lihat tuh, akibatnya. Orang mabuk jadi menabrak pejalan kaki. (Atau bahkan kehilangan nyawa). Itulah kenapa anak-anak dilarang minum miras."

2. Sebisa mungkin jawab pertanyaan anak

2. Sebisa mungkin jawab pertanyaan anak
Pixabay/Arek Socha

Bisa jadi si Anak bertanya, mengapa orang dewasa boleh minum minuman keras sementara anak kecil tidak? "Kan kecelakaan juga gara-gara bapak-bapak yang mabuk?" misalnya.

Jika menemui pertanyaan seperti ini, maka inilah kesempatan Mama untuk menjelaskan efek alkohol terhadap otak. Mama bisa memaparkan, bahwa memang mengemudi tidak diperbolehkan bagi orang yang minum miras. 

Jelaskan padanya bahwa miras memberi efek buruk pada otak orang dewasa. Apalagi pada anak-anak, yang otaknya jelas-jelas masih berkembang. Efek yang dihasilkan miras (bahkan obat terlarang) terhadap anak-anak bisa jadi terentang dalam waktu yang lama bahkan permanen.

3. Jelaskan selengkapnya akibat negatif dari alkohol

3. Jelaskan selengkap akibat negatif dari alkohol
Pixabay/Geralt

Jika Mama berhadapan dengan anak yang memiliki teman-teman yang sudah mencoba-coba minuman keras, Mama harus jelaskan lebih dalam lagi, apa saja akibat dari alkohol, sebelum si Anak menemukan jawabannya sendiri.

Mama bisa memberi alasan seperti ini:

  • Bahwa otak si Anak masih berkembang, jadi meminum alkohol akan mengubah cara kerja otak, dan mengurangi kecerdasan serta rasa senang si Anak, hingga seumur hidupnya.
  • Menurut penelitian, anak yang mencoba alkohol sebelum usia 15 tahun memiliki risiko kecanduan miras 4 kali lipat dibandingkan dengan orang yang mencobanya setelah dewasa.
  • Menjalani masa remaja itu memiliki tantangan tersendiri, dan menentukan pilihan yang tepat nantinya, yang tentu saja membutuhkan pemikiran yang cemerlang. Jika saat remaja sudah meminum miras yang menyebabkan pemikirannya dangkal, maka si Anak bisa jadi menyesal dengan pilihannya ini.
  • Selain untuk otak, alkohol tidak baik juga untuk perkembangan tubuh. Apalagi untuk anak yang amat gemar berolahraga.

Editors' Pick

4. Beri ia pandangan lebih jauh

4. Beri ia pandangan lebih jauh
Pixabay/Sasint

Saat Mama jauh, tentunya Mama tak bisa mengontrol apa yang terjadi pada anak terkait minuman beralkohol. Namun, Mama bisa membantu anak agar ia memiliki penilaian yang baik terhadap apa yang terjadi saat Mama tidak di sisinya. Tanyalah beragam hal agar si Anak bisa bisa berpikir jauh dan mengerti hal apa yang penting baginya untuk mengejar masa depan kelak. Jangan lupa dengarkan dengan saksama ya Ma.

Ini beberapa contohnya:

  • Menurut kamu, kenapa anak-anak tidak boleh minum minuman keras?
  • Apa yang akan kamu lakukan jika kamu berada di dalam mobil yang pengemudinya mabuk?
  • Siapa ya orang dewasa yang kamu kenal suka minum miras? Menurut kamu, seperti apa sih orang itu?
  • Kamu pernah ditawarin minuman keras tidak? Kamu ingin coba gak sih? Kenapa?
  • Apa jawaban yang kamu berikan ke teman saat ia menawari kamu minum padahal kamu tidak ingin, tapi kamu tak ingin dianggap pengecut gara-gara menolak?

5. Latih si Anak untuk mengatakan "tidak"

5. Latih si Anak mengatakan "tidak"
Pixabay/Free-Photos

Anak-anak tentu saja tak ingin terlihat konyol atau pengecut di hadapan teman-temannya jika menolak ditawari minuman. Mama bisa juga memberinya ide, jawaban apa yang harus ia berikan jika temannya menawarinya untuk mencoba minuman beralkohol yang disembunyikan di dalam termos yang dibawa ke sekolah, misalnya. Cobalah memberinya ide dengan kalimat seperti ini:

  • "Tidak, terima kasih, saya berlatih di klub sepakbola sebentar lagi."
  • "Tidak, terima kasih, saya alergi terhadap alkohol."
  • "Tidak, terima kasih, saya takut obat yang saya minum bereaksi terhadap alkohol."
  • "Tidak, terima kasih, kalau orangtua saya tahu, saya akan dihukum habis-habisan."

Ingat, Ma, perkuat moral anak. Didik anak Mama agar ia bisa bergaul dengan teman-temannya, namun sembari tetap bisa mengikuti pesan moral yang Mama ajarkan. 

6. Pastikan anak memiliki kegiatan menyenangkan

6. Pastikan anak memiliki kegiatan menyenangkan
Pixabay/Leoleobobeo

Anak-anak membutuhkan hal yang mendebarkan dalam kehidupannya. Bantu si Anak untuk menemukan hal-hal tersebut dalam pengawasan Mama. Kegiatan pemicu adrenalin ia butuhkan untuk kesenangan, juga sebagai hal yang dapat membantunya membangun kepercayaan diri.

Misalnya, temani anak Mama menemukan kesenangan dalam bermain skate board, roller skate, panjat tebing, renang, atau kegiatan lainnya yang membutuhkan tantangan.

7. Buat rencana agar anak bisa "melarikan diri" dari situasi yang membahayakan

7. Buat rencana agar anak bisa "melarikan diri" dari situasi membahayakan
Freepik

Saat anak terjebak berkumpul dengan teman-teman sebayanya atau yang lebih tua usianya dan mereka menawarkan anak mencoba minuman keras atau bahkan obat terlarang, bantu anak Mama untuk "melarikan diri".

Caranya, jika Mama membekalinya ponsel saat ia diizinkan pergi bersama-teman-temannya, tentukan sebelumnya kode apa yang bisa mewakili "tolong jemput, Ma," tanpa sepengetahuan teman-temannya. Misalnya emoticon tertentu melalui Whatsapp. 

Sepakati bila si Anak mengirim emoticon itu ke Mama, berarti ia berada dalam situasi yang tidak enak dan Mama harus segera meneleponnya dan berkata bahwa Mama akan menjemputnya karena ada urusan keluarga yang tidak bisa ditunda.

Yakinkan si Anak bahwa saat berada agak jauh dari Mama dan mengalami masalah, ia bisa menghubungi Mama kapanpun, dalam situasi apapun, dengan perjanjian tidak akan ada hukuman yang selanjutnya akan ia terima.

8. Bangun hubungan yang dekat dengan anak

8. Bangun hubungan dekat anak
Pixabay/1041483

Pastikan Mama selalu menyediakan waktu bagi anak kapan pun ia membutuhkan Mama. Bangun hubungan yang dekat sehingga ia bisa bercerita apapun yang ia alami bersama teman-temannya, tanpa merasa ragu. Mama juga harus berusaha untuk melatih kecerdasan emosionalnya. Hal ini berguna agar ia bisa mencari jalan yang positif saat mengalami tekanan. 

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Mama Coba Merokok?

The Latest