Demi Masa Depan, Ini 6 Cara untuk Berhenti Memanjakan Anak

Hati-hati Ma, jika Mama terus memanjakan anak, akibatnya malah berbahaya kelak

14 Juni 2021

Demi Masa Depan, Ini 6 Cara Berhenti Memanjakan Anak
Pixabay/Cheryl Holt

Siapa sih yang tak ingin memanjakan anak? Apalagi saat ia masih kecil. Kasih sayang tentunya Mama limpahkan seiring ia bertumbuh. Bahkan kadang lewat mainan. 

Namun, sembari si Anak beranjak dewasa, jika Mama terus memanjakan anak, maka akan membuahkan masalah besar di kemudian hari. Tidak ada orang yang mau dekat-dekat dengan remaja yang selalu dimanjakan orangtuanya. Apalagi nantinya menjadi orang dewasa yang tidak mandiri.

Sejatinya, Mama justru tidak akan membantu anak untuk menghadapi kehidupan jika terus memanjakannya. Apalagi kehidupan begitu keras. Dengan memanjakannya, Mama justru membuat masa depan si Anak menjadi suram. 

Jadi, apa yang harus Mama lakukan? Berikut hal yang dirangkum oleh Popmama.com dari laman Verywellfamily.

1. Biarkan anak menghadapi masalahnya

1. Biarkan anak menghadapi masalahnya
Pexels/Anton Porsche

Bisa jadi sulit bagi Mama untuk melihat si Anak gagal dalam suatu hal yang menurut Mama mungkin sepele dan bisa dihindari kalau Mama membantu dia melakukan hal tersebut. Misalnya nilai ulangannya jelek karena ia tak membuat pekerjaan rumahnya.

Berilah ia pemahaman bahwa hal itu bukan disebabkan karena ketidakmampuannya mengerjakan soal, tetapi karena ia kurang keras berusaha. Dan hal seperti itu membuahkan konsekuensi dalam kehidupannya. 

Mama bisa memberinya "sanksi" dengan tidak memperbolehkannya bermain game sebelum ia mendapatkan nilai bagus, misalnya. Selanjutnya, biarkan si anak memecahkan halangan di hadapannya sendiri.

2. Tuntutlah anak agar terlibat dalam pekerjaan rumah tangga

2. Tuntutlah anak agar terlibat dalam pekerjaan rumah tangga
Freepik/Senivpetro

Seiring usianya bertambah, kini tak ada lagi alasan bagi si Anak untuk menghindar dari pekerjaan rumah tangga. Buatlah ia sibuk di rumah, dengan membantu memasak, atau menyapu dan mengepel. Beri ia tanggungjawab untuk mengawasi adik saat Mama pergi ke minimarket misalnya. 

Di lain pihak, Mama harus memastikan si Anak paham apa saja yang harus ia lakukan terkait tugas yang Mama berikan. Mama juga harus bersabar jika anak terlihat kurang mahir menangani hal-hal sepele. Beri ia instruksi yang jelas dan yang terpenting, berikan pemahaman di balik apa yang Mama harapkan dengan memberinya tugas-tugas semacam ini. 

Editors' Pick

3. Berhenti memberi segala yang diinginkannya

3. Berhenti memberi segala diinginkannya
Freepik

Bergaul dengan teman-teman sebayanya di sekolah bisa jadi membuat si Anak merasa ia harus mengikuti mode agar diterima oleh teman-temannya. Model sepatu terbaru atau tas model terkini bisa jadi selalu ia incar dengan memintanya kepada Mama.

Bisa jadi dari segi harga, sepatu atau tas itu tak semahal yang Mama awalnya perkirakan, dan Mama akan dengan senang hati memenuhi keinginan si Anak.

Namun, Mama juga perlu berhati-hati. Memenuhi segala yang anak inginkan bisa jadi membuat si Anak tak siap untuk menghadapi kekecewaan yang harus ia hadapi, dalam kehidupan sehari-hari. 

Jadi, alih-alih memberi segala yang inginkan, ajaklah si Anak untuk berpikir, apakah barang-barang itu merupakan hal yang benar-benar dibutuhkan olehnya dan bukan yang sekadar ia inginkan.

4. Ajak anak berpikir panjang

4. Ajak anak berpikir panjang
Pixabay/terovesalainen

Mama juga harus mengajari anak untuk menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapainya. Jika ia menginginkan sesuatu, tas baru misalnya, tahan keinginan Mama untuk segera membelikannya. Alih-alih, ajari anak untuk berpikir bagaimana agar ia bisa mendapatkan keinginannya tersebut.

Salah satu pilihannya tentu saja menyisihkan dan menabung uang saku yang ia terima dari Mama. Biarkan ia berusaha dalam jangka waktu yang tak singkat untuk berusaha meraih apa yang ia inginkan.

Mama juga bisa memberinya ide untuk berjualan kepada teman-temannya. Dengan demikan, maka anak akan terbiasa untuk merencakan sebuah kesuksesan.

5. Mama juga harus belajar berkata "tidak"

5. Mama juga harus belajar berkata "tidak"
Freepik/jcomp

Anak yang manja adalah produk dari orangtua yang selalu menuruti apapun keingina si anak. Berhenti memanjakan anak artinya Mama juga harus belajar untuk menahan diri.

Ada orangtua yang takut untuk berkata tidak karena ingin menjadi sahabat bagi si Anak. Mereka berpikir dengan selau berkata ya, maka anak akan dekat dan terbuka pada orangtua.

Kini Mama yang harus belajar untuk berkata "tidak." Jangan takut si Anak menjauh jika keinginannya tak terpenuhi. Dengan mendengar kata tidak, si Anak akan belajar pula bahwa ada batas-batas terentu yang harus ia pahami di dalam keluarga.

Mama juga harus tegas dan tega dalam menegakkan aturan yang telah Mama tetapkan di keluarga. Jika Mama terbiasa memanjakannya, bisa jadi al ini awalnya terasa tak nyaman. Namun, lama-kelamaan anak juga akan belajar menghadapinya, sama seperti Mama.

6. Namun, benarkah ia manja?

6. Namun, benarkah ia manja
Pixabay/martakoton

Mama masih ragu apakah Mama terlalu memanjakan anak atau tidak? Jika demikian, maka Mama harus melihat bagaimana si Anak memperlakukan orang-orang di sekitarnya.

Apa yang terjadi jika keinginannya tak terpenuhi?

Apakah ia melawan gurunya atau pelatih olahraganya?

Apakah ia marah jika teman-temannya tak memberikan apa yang ia maui?

Apakah ia juga sering melawan Mama atau kakak dan adiknya jika ia tak mendapatkan yang ia minta?

Mama akan tahu dari cara anak memperlakukan orang-orang di sekitarnya ini. Jika jawabannya adalah ya, maka Mama punya PR untuk membantu si Anak membangun keterampilan sosial dan perilaku yang lebih baik untuk menghadapi kehidupannya.

Demi masa depan anak yang lebih baik, Mama jangan mudah menyerah ya. Mama bisa juga mendapatkan referensi dari artikel-artikel berikut ini dalam mendidik anak yang beranjak remaja.

Baca juga:

The Latest