Perlukah Mama Memata-matai Ponsel Anak? Ini Jawabannya!

Ini yang harus Mama lakukan sebelum dan sesudah mengambil keputusan

21 April 2021

Perlukah Mama Memata-matai Ponsel Anak Ini Jawabannya
Pixabay/Gerd Altmann

Devorah Heitner, pengelola laman Raising Digital Natives yang merupakan seorang doktor dalam bidang Media/Technology and Society, mengakui bahwa masa kini, orangtua merasa semakin jauh dengan anak. Salah satunya adalah akibat era digital yang seolah merengkuhnya. Mereka tampak asyik dengan dunia mereka sendiri.

Di masa kini, konten digital bertebaran. Mama tidak tahu pasti, apa yang akan mendera anak. Mama sudah membangun benteng dengan mengeset aplikasi ponsel untuk usia terbatas. Namun, Mama tidak tahu apa yang sebenarnya si Anak dapatkan.

Apakah Mama tergoda untuk memata-matai si Anak melalui ponsel atau apa yang ada di komputernya?

Sebelum memata-matai, baca dulu tips Popmama.com ini ya.

1. Bersiaplah menghadapi berbagai kemungkinan

1. Bersiaplah menghadapi berbagai kemungkinan
Pixabay/Stock Snap

Menurut Devorah, pertama-tama Mama harus menyiapkan rencana sebelum mulai memata-matai ponsel atau komputer si Anak. Ada banyak kemungkinan yang harus Mama persiapkan dalam menghadapi hal ini. Termasuk recana yang akan Mama lakukan jika kecurigaan Mama terbukti.

Apa yang akan Mama lakukan jika ternyata Mama menemukan kata-kata tak pantas yang ia kirimkan ke teman-temannya? Bagaimana jika ternyata anak mengunjingkan teman lainnya atau bahkan gurunya? Bagaimana jika mereka malah membahas orangtua secara negatif? Apa yang akan Mama lakukan jika menemukan gambar tak patut di ponsel atau komputernya?

Devorah mengingatkan, jika Mama benar-benar ingin "memata-matai" anak, lakukanlah hal-hal ini:

Editors' Pick

2. Berlakulah jujur untuk izin melihat ponsel anak

2. Berlakulah jujur izin melihat ponsel anak
Freepik/Vgstockstudio

Sebelumnya, Mama harus jujur terhadap si Anak. Jangan sembunyi-sembunyi saat mengecek pesan di ponselnya. Apalagi berpura-pura menjadi teman seumurannya di media sosial.

Jangan sepelekan anak masa kini, Ma. Untuk hal-hal seperti ini, bisa jadi mereka lebih cerdik dari dugaan Mama.

Alih-alih, beritahu padanya bahwa Mama akan mengawasi apa yang ia lakukan terkait ponsel serta komputernya. Dan yang lebih penting, jelaskan pada si Anak, mengapa Mama melakukan hal ini.

Berikan pemahaman bahwa Mama melakukannyai agar semua lebih bisa terbuka, terutama dalam keluarga. 

3. Beri penjelasan bahwa Mama ingin membantu

3. Beri penjelasan bahwa Mama ingin membantu
Pixabay/Geralt

Mama bisa memberikan penjelasan lebih lanjut kepada anak. Bahwa dengan cara ini, Mama sebenarnya ingin membantu mengajarkan anak terkait cara berkomunikasi yang tepat. Bersosialisasi melalui media sosial dan pesan di ponsel adalah sesuatu yang cukup rumit. Ada banyak hal seperti tanda baca atau kata-kata yang harus diperhatikan, agar teman atau lain tidak salah mengartikan maksud si Anak.

Tapi Mama juga perlu berhati-hati. Jangan sampai anak merasa terancam atau merasa Mama akan mengatur dan mengekang apa yang ia lakukan. Mama bisa meyakinkan si Anak, bahwa Mama tak akan ikut campur dalam gaya bahasa anak, dan akan membiarkan ia bebas berekspresi. Asalkan, semuanya masih berada pada koridor yang benar.

4. Tetapkan jangka waktu pemakaian ponsel

4. Tetapkan jangka waktu pemakaian ponsel
Pixabay/Pixelkult

Mama perlu juga menentukan jangka waktu. Jelaskan kepada anak, bahwa jika si Anak sudah pandai menjunjung kepantasan saat berkomunikasi melalui ponsel dengan teman-temannya, maka Mama akan semakin jarang memantaunya.

Beri ia pengertian bahwa Mama akan berhenti jika anak sudah bisa menempatkan dirinya dengan baik.

Dengan demikian, Mama dan si Anak akan sama-sama belajar untuk menaruh kepercayaan. Ia juga akan belajar bahwa mencapai tujuan tertentu akan memerlukan proses. 

Namun pastikan bahwa ia tahu, Mama akan mengawasinya kembali jika si Anak terlibat masalah dan tak terbuka dengan Mama.

5. Ajari anak untuk selalu terbuka

5. Ajari anak selalu terbuka
Freepik/jcomp

Selain mengajarkannya hal-hal di atas, biasakan pula anak untuk terbuka. Pastikan ia akan menunjukkan kepada Mama, jika ia mendapatkan pesan yang tidak pantas dari teman-temannya. Ajari ia untuk bersikap tegas dalam bersikap terhadap temannya.

Jika lama kelaman akhirnya ia belajar mengatasi hal ini sendiri, Mama tak hanya sukses mengajari si Anak, namun juga berhasil membangun kepercayaan dalam diri anak.

Baca juga:

The Latest