Mengapa Anak Perempuan Cenderung Suka Memboikot Teman Perempuan Lain?

Tindakan ini termasuk dalam tindakan bullying lho!

29 Oktober 2019

Mengapa Anak Perempuan Cenderung Suka Memboikot Teman Perempuan Lain
Pixabay/Olya Adamovich

Gejolak jiwa anak remaja yang dalam masa puber memang sangat khas. Di masa-masa ini, anak remaja melihat teman sebaya adalah bagian penting dalam hidupnya. Wajar, Ma, punya banyak teman dan populer adalah keinginan remaja untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitarnya.

Namun, ada yang menarik di fase pubertas ini, yang disadari atau tidak oleh para orangtua. Anak perempuan, yang cenderung lebih getol bersaing ketimbang anak laki-laki, terutama dalam hal mendapatkan perhatian dari lingkungan sosialnya. Mereka menciptakan geng-geng tertentu dan saling berkompetisi, bahkan tak segan memboikot anak perempuan lain yang dianggap lebih lemah darinya. 

Lalu, bagaimana menghadapi fenomena ini? Inilah hal-hal yang perlu diketahui orangtua seputar pengecualian sosial dan tindakan boikot yang lebih sering terjadi pada anak perempuan, dilansir dari verywellfamily.com:

Pengucilan Sosial adalah Bentuk Agresi Relasional

Pengucilan Sosial adalah Bentuk Agresi Relasional
Freepik/Rawpixel.com

Sebagai perempuan, tentu Sahabat Popmama.com tak asing dengan tindakan boikot-memboikot antar geng perempuan yang dulu terjadi saat masih bersekolah. Tindakan ini termasuk dalam pengucilan sosial yang merupakan salah satu bentuk agresi relasional.

Tindakan intimidasi ini tergolong halus dan tidak langsung. Tetapi akibatnya adalah penolakan seseorang dari interaksi interpersonal. Korbannya mungkin tidak diundang ke pesta ulangtahun teman sekelas, tidak diizinkan duduk di kantin bersama teman yang lain atau tidak diajak bergabung dalam kelompok tugas sekolah.

Pengecualian sosial ini juga dapat terjadi dalam bentuk desas-desus tidak menyenangkan tentang korban yang tersebar, baik di dunia nyata maupun maya. Ketika rumor tersebut beredar, korban semakin kehilangan banyak teman dan banyak orang menghindarinya. 

Editors' Pick

Agresi Relasional Mencapai Puncaknya Di Usia Remaja

Agresi Relasional Mencapai Puncak Usia Remaja
Freepik

Penelitian yang dipublikasikan dalam Psychological Science menunjukkan bahwa ketika perempuan diancam dengan pengucilan sosial, mereka cenderung menarik diri sendiri sebelum mereka diasingkan oleh kelompok. 

Para peneliti sepakat, pengucilan sosial mencapai puncaknya pada usia remaja. Hal ini terjadi secara alami ketika mereka merasa ada seseorang yang tidak lagi 'sama' dengannya dalam memandang atau menyikapi suatu hal.

Anak Perempuan Lebih Suka Memboikot Teman Perempuannya Ketimbang Anak Lelaki

Anak Perempuan Lebih Suka Memboikot Teman Perempuan Ketimbang Anak Lelaki
Pixabay/Cheryl Holt

Ada yang menarik dari temuan peneliti melihat fenomena ini. Fenomena pengucilan sosial ternyata lebih sering muncul pada pertemanan perempuan, ketimbang laki-laki. Laki-laki cenderung mengumpulkan teman dalam kelompok, sementara perempuan cenderung menumbuhkan rasa persahabatan satu sama lain. 

Ketika anak lelaki dikucilkan secara sosial, ia masih memiliki banyak teman lain dalam kelompoknya untuk diandalkan. Sementara anak perempuan berpotensi kehilangan 'sekutu'nya ketika secara sosial ia dikucilkan. Hal ini bisa juga dipicu oleh kecemburuan anak perempuan yang lebih tinggi melihat anak perempuan lain yang punya teman lebih banyak ketimbang dirinya, berprestasi, memiliki benda berharga yang tidak dimilikinya dan lain-lain.

Dampak Rasa Sakit dari Pengucilan Sosial

Dampak Rasa Sakit dari Pengucilan Sosial
Pixabay/sasint

Bagi anak perempuan yang memasuki masa remaja, perasaannya cenderung lebih sensitif. Kehilangan seorang teman dekat tidak hanya terasa menyakitkan, tetapi juga berpotensi mengembangkan ketakutan lain yang lebih besar. Jika dibiarkan, ia akan merasa rentan dan perasaan ini akan terus terbawa sebagai trauma hingga dewasa. Maka itu, tak heran jika ada perempuan dewasa yang khawatir dibuang dari pergaulan, cenderung suka menyerang dan mengucilkan orang lain terlebih dahulu.

Pengucilan sosial adalah bagian yang tak terpisakan dari kehidupan sosial remaja putri sekolah menengah. Jika anak gadis Mama menunjukkan tanda-tanda pengucilan ini, tekankan pada anak bahwa ini adalah bentuk intimidasi dan ia harus berani bersuara untuk merebut kembali harga dirinya. 

Baca Juga:

The Latest