Jangan Disepelekan, Depresi Itu Nyata dan Bisa Menyerang Anak-anak

Depresi bukan hanya didominasi orang dewasa. Anak pun bisa mengalaminya dalam level-level tertentu

24 Agustus 2019

Jangan Disepelekan, Depresi Itu Nyata Bisa Menyerang Anak-anak
Freepik

Belakangan ini, masalah mental menjadi sorotan para ahli kejiwaan dunia. Tuntutan hidup dan tekanan dari orang-orang terdekat digadang-gadang sebagai penyebab depresi terbanyak di seluruh dunia. 

Jika mendengar kata 'depresi', publik mengasumsikan orang dewasa atau dewasa muda lah penderitanya. Wajar, secara umum, semakin bertambah usia seseorang, ia akan mengalami tuntutan dan tekanan yang lebih keras ketimbang saat kanak-kanak. Tetapi, tahukah, Ma, depresi ternyata tak hanya diderita orang dewasa, melainkan juga anak-anak?

Dilansir dari Journal of Abnormal Psychology, anak-anak pra-remaja rentan mengalami depresi. Bahkan kecenderungan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Dimulai dari usia sekitar 12 tahun, hingga puncaknya dialami oleh kelompok usia 18-25 tahun.

Kecenderungan depresi ada dan jika tidak ditangani sejak dini, maka bisa berbuah menjadi depresi mayor di masa depan. Seperti apa gejala dan penanganan depresi pada anak? Berikut Popmama.com merangkumnya untuk Anda:

Memahami Depresi yang Terjadi Pada Anak

Memahami Depresi Terjadi Anak
Freepik/A3pfamily

Dalam proses pertumbuhan menjadi pribadi yang lebih dewasa, sebenarnya hal yang wajar ketika anak merasa tertekan dan memiliki perasaan negatif dalam menyikapi suatu hal. Di usia pra remaja, khususnya, anak memang harus ditempa berbagai masalah dan perasaan agar belajar mengatasi masalah dengan bijak.

Namun, setiap orang punya level ketahanan terhadap tempaan masalah yang berbeda-beda, Ma. Jika anak sudah mengalami perasaan sedih dan tertekan yang berlebihan, itu artinya ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengatasinya. Jangan menganggap perasaan sedih dan tertekan anak sebagai kemanjaan, karena bila tidak ditangani segera, akan mempengaruhi perilakunya dan tentu saja, kesehatan mentalnya.

Tanda dan Gejala Depresi pada Anak

Tanda Gejala Depresi Anak
Pixabay/PublicDomainPictures

Terkadang orangtua merasa kesulitan membedakan apakah anak hanya sekedar bersedih atau sudah masuk dalam tahapan depresi. Meski demikian, Mama bisa mengenali tanda-tanda depresi pada anak, seperti yang dilansir dari raisingchildren.net.au berikut ini:

Terjadi perubahan emosi atau perilaku pada anak

  • Anak tampak tertekan selama lebih dari dua minggu.
  • Anak selalu terlihat berpikiran negatif tentang dirinya.
  • Anak selalu merasa bersalah dan sering merasa khawatir terhadap banyak hal.
  • Anak sering mengeluh kepala atau perutnya sakit, tanpa diketahui penyebabnya baik secara fisik maupun medis.

Adanya perubahan minat terhadap kegiatan sehari-hari

  • Anak tampak lemah dan kehilangan daya.
  • Tidak ingin berada di sekitar teman dan keluarga.
  • Tidak tertarik untuk bermain dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
  • Mengalami gangguan tidur termasuk sering mimpi buruk.
  • Bermasalah dengan konsentrasi atau mengingat sesuatu.

Adanya perubahan perilaku atau prestasi akademik anak di sekolah

  • Prestasi belajarnya menurun.
  • Tidak ingin terlibat dalam kegiatan sekolah.
  • Bermasalah di sekolah termasuk masalah pergaulan dengan teman-temannya.

Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Apa Harus Dilakukan Orangtua
Freepik

Depresi yang terjadi pada anak dapat mempengaruhi cara berpikir, suasana hati dan perilaku anak. Anak yang mengalami depresi memiliki perasaan negatif dan putus asa, baik tentang dirinya sendiri, keadaan saat ini dan bahkan masa depannya nanti.

Untuk itulah, anak dan juga keluarga, perlu mendapatkan bantuan dan rujukan psikolog atau psikiater. Kehadiran psikolog dan psikiater akan membantu mendiagnosis serta menemukan penanganan yang tepat terhadap depresi yang dialaminya. Apalagi jika anak sulit terbuka dan tak bisa mengungkapkan apa yang menjadi beban pikirannya. 

Depresi tidak dapat hilang dengan sendirinya. Penanganan oleh profesional akan dapat membantu anak berpikir positif dan bangkit akan dirinya yang baru. Selain itu, penanganan profesional penting untuk meminimalisir risiko terjadinya depresi yang lebih berat di kemudian hari. 

Peran dan dukungan orangtua sangat diperlukan untuk membantu anak sembuh dari masalahnya. Selalu tanamkan pemikiran positif pada anak dan ajak anak untuk melakukan aktivitas yang akan meredakan ketegangan yang dirasakannya. 

Orangtua juga perlu meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak. Dengarkan bagaimana perasaannya agar dapat membantunya bangkit dari depresi yang dialaminya. Karena baik anak maupun keluarga, tentu ingin anak hidup dengan normal dan ceria selayaknya anak-anak seusianya.

Mendampingi anak yang sedang depresi tentu sebuah tantangan yang menyangkut mental hingga fisik keluarga. Karena itu, sesulit apapun situasinya, penting bagi Mama untuk dapat menjaga kesehatan fisik dan mental Mama sendiri agar dapat merawat anak dengan lebih baik.

Baca Juga:

The Latest