Penting! 5 Tanda Ini Mengindikasikan Anak Perlu Mengunjungi Terapis
Orangtua harus peka melihat gejalanya sebelum terlambat
26 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun menghadapi masalah kesehatan fisik dan mental dalam kehidupannya sehari-hari. Mereka bergelut dengan stres akibat beban pelajaran di sekolah, bullying, drama pertemanan, kekecewaan, kesedihan dan berbagai transisi yang dialami selama masa kanak-kanak.
Terkadang, anak merasa malu bahkan takut mengatakan pada orangtuanya tentang perasaannya atau ada masalah yang dihadapinya. Di sisi lain, orangtua pun seringkali tak menyadari atau pun tak yakin, apakah sang Anak sedang mengalami masalah yang serius. Sebagai orangtua, perlu lebih peka menyadari perubahan sikap pada anak. Berikut Popmama.com merangkum 5 tanda anak Mama sedang mengalami masalah dan perlu mengunjungi terapis:
1. Perubahan kebiasaan makan dan tidur
Melansir dari lama verywellfamily.com, jika kebiasaan makan dan tidur anak berubah secara drastis, jangan disepelekan. Tidak bisa tidur atau justru tidur terlalu lama serta perubahan kebiasaan makan merupakan lampu merah yang perlu mendapat perhatian khusus. Keduanya merupakan penanda adanya masalah psikis anak yang seringkali tak terungkapkan.
Editors' Pick
2. Terlibat dalam perilaku destruktif
Jika anak kedapatan melakukan kegiatan yang berbahaya, seperti melukai diri sendiri, menancapkan kuku ke kulit, membenturkan kepala dan tindakan-tindakan yang menimbulkan kesakitan, segera ajak anak berkonsultasi ke terapis. Perilaku desktrutif lain seperti narkoba dan mengonsumsi alkohol juga merupakan pertanda yang menjadi pelarian anak terhadap kemarahan, sakit hati dan kebencian.
3. Perasaan sedih atau khawatir yang ekstrim
Manusia memiliki rasa sedih dan khawatir, tetapi ada batasnya. Bila seorang anak tampak cemas, sedih atau kesal luar biasa dalam waktu lama dan hal ini menghalangi kemampuannya untuk berkegiatan, sebaiknya segera mencari bantuan terapis. Perhatikan perilakunya, apakah anak Anda banyak menangis atau khawatir berlebihan akhir-akhir ini.
4. Menjauhkan diri dari pertemanan
Penarikan sosial atau mengisolasi diri dari pertemanan merupakan salah satu tanda adanya masalah dalam kehidupan sosial anak. Apalagi jika perilaku ini merupakan perubahan besar dari kepribadian mereka yang biasanya hangat.
5. Sering mengeluh sakit
Terkadang, kecemasan dan depresi pada anak-anak terwujud dalam bentuk sakit fisik. Misalnya, sakit kepala atau sakit perut. Bawa anak memeriksakan diri ke dokter anak. Jika memang tak ditemukan masalah medis, langkah berikutnya mungkin Mama harus membawa anak ke terapis jiwa.
Menemukan adanya masalah pada mental dan emosional anak memang tak semudah menemukan sakit secara fisik. Seringkali anak tak bisa dengan tepat melabeli perasaannya sehingga ia tak bisa mengungkapkan apa yang menjadi masalah dan kegelisahan yang dihadapinya. Beberapa kejadian dalam hidup memang tak mudah dibagikan pada orang terdekat, sekalipun itu orang tua. Untuk itu, tak perlu ragu meminta bantuan profesional yang dapat menangani masalah ini.
Baca Juga:
- 5 Cara ini Dapat Mengurangi Kecemasan Anak Menjelang Hari Senin
- 5 Hal Penting Tentang Gangguan Kecemasan Pada Anak, Mama Wajib Tahu!
- Bisa Posesif! Begini Perkembangan Sosial-Emosional Anak 10 Tahun