Sayangnya, dilansir dari Newsweek, kejadian ini belum bisa diverifikasi kebenarannya, baik dilaporkan maupun dicatat oleh berbagai otoritas setempat. Terlebih lagi, kisah ini banyak diceritakan dengan beberapa perbedaan di beberapa bagian.
Meski harus diakui, bahwa perjalanan melintasi perbatasan sepanjang Amerika Selatan ke Amerika Serikat membunuh ratusan imigran dan memaparkan mereka pada bahaya lain setiap tahun. Misalnya, kekerasan seksual adalah salah satu ancaman terbesar bagi para imigran.
Sebuah laporan tahun 2020 oleh organisasi medis kemanusiaan dan amal Doctors Without Borders atau Medecins Sans Frontieres (MSF) menemukan bahwa 57,3 persen orang yang diwawancarai pernah mengalami beberapa jenis kekerasan.
Di antara kekerasan yang terjadi, antara lain kasus penyerangan, pemerasan, penyerangan seksual, dan penyiksaan, di sepanjang jalur migrasi melalui Meksiko.
Laporan MSF lainnya dari tahun 2017 juga menyatakan bahwa hampir sepertiga perempuan yang disurvei mengalami pelecehan seksual saat bepergian. Adapun 60 persen dari 166 orang yang dirawat karena kekerasan seksual, pernah diperkosa.
Nah itulah informasi tentang 67 DNA ditemukan dalam tubuh anak perempuan usia 8 tahun. Perlindungan anak-anak dari tindakan pelecehan seksual dan pemerkosaan merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara global.
Penting bagi semua untuk berperan aktif dalam melindungi anak-anak dari bahaya pelecehan seksual dan pemerkosaan, karena kereka adalah generasi masa depan yang harus dilindungi, dipimpin, dan diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan aman.