Dalam era modern yang serba cepat ini, kemampuan untuk menunda kepuasan atau yang dikenal dengan istilah delay of gratification menjadi salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter anak.
Kemampuan ini tidak hanya mempengaruhi kesuksesan anak di masa depan, tetapi juga berperan penting dalam perkembangan emosi dan sosial mereka.
Anak seringkali merasa sedih dan marah ketika keinginannya tidak terpenuhi, hal ini menunjukkan bahwa anak tidak memiliki pengendalian emosi yang baik.
Jika anak memiliki kemampuan untuk menunda keinginannya, anak akan memiliki kemampuan untuk mengatur finansial yang lebih strategis di kemudian hari.
Oleh karena itu, Popmama.com merangkum penjelasan mengenai delay of gratification yang dapat Mama ajarkan pada anak sejak dini.
Apa Itu Delay of Gratification?
Freepik/serhii_bobyk
Delay of gratification adalah kemampuan seseorang untuk menahan keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan demi memperoleh hasil yang lebih baik di masa depan.
Konsep ini pertama kali populer melalui eksperimen Marshmallow yang dilakukan oleh psikolog Walter Mischel pada tahun 1960-an.
Dalam eksperimen tersebut, anak-anak diberi pilihan untuk memakan satu marshmallow segera atau menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan dua marshmallow sebagai imbalannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu menunggu cenderung memiliki kehidupan yang lebih sukses di kemudian hari.
Mengapa Delay of Gratification Penting?
Pexels/Anna Shvets
Kemampuan untuk menunda kepuasan berhubungan erat dengan pengendalian diri, kesabaran, dan perencanaan jangka panjang.
Anak-anak yang belajar untuk menahan diri akan lebih mampu menghadapi tantangan dan godaan di masa depan, seperti memilih belajar daripada bermain atau menabung uang saku daripada menghabiskannya segera.
Berikut beberapa alasan mengapa delay of gratification penting:
Editors' Pick
1. Membentuk disiplin diri
Freepik
Anak-anak yang mampu menunda kepuasan cenderung memiliki disiplin diri yang lebih kuat dalam menjalani rutinitas harian dan tanggung jawab mereka.
Ketika mereka memahami bahwa usaha yang konsisten dapat menghasilkan hasil yang lebih baik di masa depan, mereka menjadi lebih berkomitmen untuk menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik.
Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum bermain, karena mereka tahu bahwa menyelesaikan tugas-tugas ini akan membawa hasil yang positif.
Disiplin diri ini tidak hanya membantu anak dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga membentuk pondasi untuk kesuksesan jangka panjang di berbagai aspek kehidupan.
2. Meningkatkan kemampuan anak untuk membedakan kebutuhan dan keinginan
Freepik/jcomp
Dengan belajar menunda kepuasan, anak-anak diajarkan untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka sebelum membuat keputusan.
Mereka belajar untuk mengevaluasi apakah kepuasan instan benar-benar sebanding dengan potensi manfaat jangka panjang yang mungkin hilang jika mereka tidak menunggu.
Proses ini mendorong anak-anak untuk berpikir lebih logis dan analitis, meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Kemampuan berpikir kritis ini akan sangat berguna dalam kehidupan mereka, baik dalam situasi akademis maupun dalam pengambilan keputusan yang penting di masa depan.
3. Mengembangkan ketahanan emosional
Freepik
Anak-anak yang terbiasa menunda kepuasan sering kali lebih mampu mengelola stres dan frustasi, karena mereka belajar bahwa tidak semua keinginan harus segera dipenuhi.
Kemampuan ini membantu mereka memahami bahwa menghadapi penundaan atau rintangan adalah bagian dari kehidupan, dan kadang-kadang menunggu adalah pilihan yang bijak.
Ketahanan emosional ini memungkinkan anak-anak untuk tetap tenang dan fokus bahkan dalam situasi yang menantang, serta mengembangkan kemampuan untuk bangkit kembali setelah mengalami kekecewaan atau kegagalan.
Ini adalah keterampilan penting yang akan membantu mereka mengatasi berbagai tantangan emosional sepanjang hidup mereka.
4. Mendorong kesuksesan di masa depan
Freepik
Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan untuk menunda kepuasan berkorelasi dengan berbagai indikator kesuksesan di masa depan.
Anak-anak yang mampu menahan keinginan untuk mendapatkan kepuasan instan cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih baik, hubungan sosial yang lebih positif, dan karir yang lebih sukses di masa dewasa.
Hal ini karena mereka telah mengembangkan keterampilan penting seperti disiplin, pengendalian diri, dan kemampuan berpikir jangka panjang.
Keterampilan-keterampilan ini memungkinkan mereka untuk tetap fokus pada tujuan mereka dan mengambil keputusan yang tepat, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Cara Mengajarkan Delay of Gratification pada Anak
Freepik/jcomp
Mengajarkan anak untuk menunda kepuasan tidak selalu mudah, terutama pada zaman dimana segala sesuatu dapat diperoleh dengan cepat.
Namun, ada beberapa strategi yang dapat Mama lakukan untuk membantu anak mengembangkan kemampuan ini:
Berikan contoh: Anak-anak belajar banyak melalui pengamatan. Tunjukkan pada mereka bagaimana Mama menunda kepuasan, misalnya dengan menabung untuk sesuatu yang diinginkan atau menyelesaikan pekerjaan sebelum bersantai.
Mulai dari hal kecil: Ajarkan konsep menunggu dengan hal-hal kecil seperti menunggu giliran atau menunda makan camilan hingga waktu yang ditentukan.
Berikan penghargaan: Dorong anak untuk menunggu dengan menawarkan imbalan yang lebih besar jika mereka mampu menahan diri. Ini membantu mereka memahami bahwa menunggu bisa membawa hasil yang lebih baik.
Diskusikan pentingnya kesabaran: Bicarakan dengan anak tentang manfaat dari menunda kepuasan dan bagaimana hal itu dapat membantu mereka di masa depan.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai delay of gratificationyang dapat membentuk karakter anak menjadi lebih bijak dalam memahami mana kebutuhan atau keinginan.