Cara Membangun Soft Skill Anak Dengan Aktivitas di Rumah

Belajar di rumah juga penting karena sekolah tidak bisa memberikan semua hal yang dibutuhkan anak.

28 Maret 2022

Cara Membangun Soft Skill Anak Aktivitas Rumah
Unsplash/sofatutor

Saat masih kecil, anak masih memerlukan bantuan orangtua untuk mengembangkan kemampuan yang nanti diperlukan ketika dewasa.

Meski begitu, orangtua tidak dapat mengharapkan sekolah untuk memberikan berbagai fasilitas dan dorongan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan khusus untuk anak Mama.

Karena itulah penting bagi orangtua untuk membuat aktivitas di rumah yang dapat mengasah kemampuan anak. Popmama.com sudah merangkum cara membangun soft skill anak dengan aktivitas di rumah berikut ini.

Tiga Skill Utama Yang Perlu Dikembangkan Anak

Tiga Skill Utama Perlu Dikembangkan Anak
Unsplash/Sigmund

Walaupun ada banyak soft skill spesifik yang diperlukan untuk anak pelajari, sebenarnya secara umum ada tiga skill yang perlu anak kembangkan sejak dini.

Yang pertama adalah skill kognitif, yang berarti perlu memecahkan masalah sehari-hari, menciptakan ide baru, dan berpikir sistematis.

Skill kognitif dapat dikembangkan dengan membiasakan anak berbagi pendapat dengan orangtua, atau secara lebih sederhana lagi memberikan anak pilihan terbatas untuk dirinya sendiri.

“Misal, orangtua dapat bertanya pada anak, mau pakai baju merah atau biru,” papar Saskhya Aulia Prima, M.Psi , Psikolog dalam acara HP x TigaGenerasi New Asian Learning Experience Webinar: Future Skills for Children (24/3/2022).

Selain kognitif, aspek sosial emosional juga perlu anak kembangkan. Aspek sosial emosional berarti kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan diri sendiri, kontrol diri, serta kerja sama.

Hal ini dapat dikembangkan dengan membiasakan anak membicarakan perasaannya dengan sehat. Selain itu, orangtua juga perlu menjadi pendengar yang aktif ketika anak bercerita untuk membiasakan anak membicarakan dan memahami emosinya sendiri.

“Kalau anak marah, kita gak juga langsung ikut marah, tapi validasi dulu perasaan anak, ‘oh iya kakak lagi kesal karena mainannya diambil, ya,’” contoh Saskhya.

Hal terakhir yang perlu dikembangkan anak adalah kemampuan fisik dan praktis yang melibatkan kemampuan untuk menggunakan berbagai alat agar tujuan yang diinginkan tersampai.

Kemampuan fisik praktis dapat dikembangkan dengan memberikan anak stimulasi yang meliputi berbagai indera, mulai dari penglihatan, pendengaran, dan juga peraba dan perasa.

Selain melatih motorik kasar dan halus, mengembangkan kemampuan fisik praktis juga mampu mendorong anak untuk belajar sabar.

“Mengembangkan kemampuan physical practical juga sekaligus mengajarkan kesabaran pada anak, karena skill ini gak mungkin langsung bisa anak lakukan, tapi perlu pengulangan dan mencoba lagi,” tutur Saskhya.

Editors' Pick

1. Cari milestone yang sesuai dengan umur anak

1. Cari milestone sesuai umur anak
Freepik/our-team

Kalau Mama ingin membuat struktur kegiatan untuk mengembangkan softskill anak, yang paling utama adalah mengetahui milestone yang sesuai dengan umur anak.

Misalnya, jika anak masih berumur dua tahun maka akan mustahil untuk langsung dapat menulis lancar. Di umur dua tahun, anak baru mengembangkan rasa individu dan motorik kasar.

“Orangtua perlu belajar dulu untuk mengehatui milestone anak umur berapa secaar kognitif, emosional, maupun fisik biasanya udah bisa apa,” terang Saskhya.

Meski begitu milestone ini hanya acuan bagi orangtua karena mungkin anak Mama memiliki perbedaan dari acuan tersebut secara perkembangan maupun secara minat.

“Kalau anak belum ingin melakukan sesuatu bukan berarti karena dia tidak bisa, namun bisa jadi minatnya sedang tentang hal yang lain,” lanjut Saskhya.

2. Ikuti minat dan bakat anak

2. Ikuti minat bakat anak
Freepik/jcomp

Hal lain yang dapat Mama lakukan adalah membiarkan anak yang memilih cara ia mempelajari suatu hal.

“Paling bagus sebenarnya adalah kita mengikuti minat anak apa dan memasukkan berbagai skill di dalamnya,” jelas Saskhya.

Ini karena sebenarnya berbagai pelajaran dan materi kognitif, sosial emosional, ataupun fisik sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Misal jika anak kurang suka mengerjakan hitungan di atas kertas, Mama dapat mendorong anak mulai menghitung berbagai barang di rumah atau bahkan membawanya ke supermarket untuk belajar.

“Pengalaman langsung adalah hal yang paling bermakna untuk pembelajaran anak, karena itulah kalau sekolah online akan dikirimkan playkit langsung atau printables yang sesuai,” tegas Saskhya.

3. Bentuk metode belajar yang sesuai dengan kenyamanan anak

3. Bentuk metode belajar sesuai kenyamanan anak
PR HP Inc. Indonesia

Setelah mengetahui milestone dan minat anak, Mama dapat membangun struktur belajar yang menyesuaikan keduanya. Hal ini dapat berarti membuat susunan pembelajaran yang memang didesain untuk satu anak tertentu.

Hal yang tak kalah penting untuk dapat disiapkan sebelum membuat struktur belajar untuk anak adalah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai dengan ketertarikan anak.

Jika anak tertarik dalam bidang kesenian, maka Mama dapat menyiapkan berbagai alat seni seperti cat air, kertas gambar, krayon, dan lain sebagainya.

Salah satu inti pembelajaran anak yang paling penting adalah perlunya ada repetisi. Repetisi diperlukan untuk memastikan skill yang dipelajari benar-benar anak pahami dan kerjakan sendiri.

Supaya tidak membosankan, repetisi pelajaran tertentu dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang berbeda, misal anak dapat mencoba menggambar kemudian menulis untuk melatih motorik halusnya.

Selain itu, struktur belajar yang baik juga berdasarkan pengalaman langsung melalui stimulasi berbagai indera, misal belajar bahasa melalui menjelaskan berbagai bau bumbu dapur di rumah.

Hal lainnya yang tak kalah penting adalah anak perlu menjadi senang saat belajar. Ketika anak senang, maka hal yang dipelajari anak dapat lebih mudah diserap dan diingat oleh anak.

“Kita (orangtua) perlu memberikan pengalaman yang berharga bagi anak-anak,” jelas Danesya Yuzar, Founder Productive Mamas dalam acara HP x TigaGenerasi New Asian Learning Experience Webinar: Future Skills for Children (24/3/2022).

Dalam membentuk struktur belajar, penting juga bagi Mama untuk melakukan kegiatan pembelajaran soft skill secara konsisten. Dengan sistem yang konsisten, anak dapat lebih mudah memahami batasan dan kegiatan yang perlu anak lakukan tiap hari.

Itulah cara membangun soft skill anak dengan aktivitas di rumah. Mana saja yang yang sudah Mama terapkan, ya?

Baca Juga:

The Latest