Bagi generasi alpha yang sering bermain media sosial bisa saja terpapar konten ini. Perlu diketahui, berbagai ahli mengatakan bahwa tren semacam ini tidak boleh dianggap enteng, seperti dilansir Marca.
Adapun konsekuensi yang bisa dirasakan adalah adanya penurunan perhatian dan konsentrasi. Hal itu disebabkan konsumsi konten pendek dan tidak penting secara kompulsif membuat seseorang dapat kecanduan dengan jenis konten seperti ini.
Psikolog klinis, Carlos Hidalgo, pun berpendapat bahwa mengonsumsi konten ini dapat memengaruhi struktur otak, yang bisa menyebabkan kesepian, dan sikap pasif dalam proses belajar. Bahkan, bisa mengurangi kemampuan berkonsentrasi secara signifikan.
Dr. Susanne Schweizer selaku direktur penelitian UNSW School of Psychology dalam penelitian tahap awalnya memperingatkan, mengonsumsi konten seperti Italian Brainrot secara berulang dapat memunculkan risiko gangguan secara emosional, khususnya bagi mereka yang rentan kecanduan.
"Ketika pikiran kita terpaku pada sesuatu, pada konten tertentu atau pikiran tertentu dan menjadi sangat sulit untuk melepaskan diri darinya, itulah yang kita sebut pikiran negatif yang berulang. Dan itu sebenarnya merupakan faktor risiko utama bagi sebagian besar gangguan emosional," katanya, dikutip dari news.com.au.
Jadi, itulah rangkuman fakta tentang Italian Brainrot. Kini, kamu bisa mengetahui lebih dekat tentang tren Italian Brainrot dan seberapa bahayanya konten ini.