Tren bermain peran di sosial media atau roleplay (RP) dikalangan anak-anak belakangan kembali hangat diperbincangkan netizen. Hal ini viral setelah sebuah video TikTok yang memperlihatkanseorang anak perempuan tengah dimarahi Papanya karena kedapatan bermain roleplay.
Bukan tanpa alasan sang Papa memarahi anaknya, hal ini karena permainan tersebut dianggap tidak sesuai dengan anak seuisanya karena bermain bersama sesama pemain roleplay atau roleplay yang tidak dikenalnya.
Video tersebut pun sontak viral dan menjadi perdebatan bagi banyak netizen. Ada yang beranggapan tren ini sebagai hal yang dimaklumi, ada pula yang beranggapan bahwa permainan RP di sosial media justru bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak.
Tak sekadar mengikuti tren, anak-anak yang bermain roleplay juga memiliki alasan tersendiri, Ma. Hal ini seperti yang diceritakan oleh Novy 'Eghy' Agrina selaku senior editor Popmama.com sekaligus Mama dari 3 orang anak.
Mama Eghy bercerita ketika anak keduanya berusia 11 tahun, saat itu masih duduk di kelas 6 SD, ia mengetahui anaknya adalah seorang roleplayer. Ia berusaha mempelajari apa itu permainan roleplay dan berusaha mendiskusikan dengan putrinya hingga sang anak berhasil left roleplay (LRP) atau keluar roleplay.
Seperti apa kira-kira alasan anak-anak yang bermain roleplay? Mari coba memahaminya berdasarkan kisah Mama Eghy dan anak perempuannya yang sempat bermain roleplay.
Berikut Popmama.com rangkumkan beberapa hal yang anak cari dari bermain roleplay di dunia maya.
