Jika seorang anak selalu memukul orangtua kala ia merasa frustrasi. Apakah perilaku ini berbahaya? Tidak, bagi orangtuanya pukulan si Anak tidak menyakitkan. Jika perilaku ini dibiarkan hingga si Anak berusia 15 tahun nanti, jawabannya tentu akan berbeda.
Hukuman untuk kasus ini bertujuan untuk mengajarkannya tentang menghargai orang lain. Orangtua harus turun tangan setiap kali ia akan atau sudah memukul orang lain karena tindakan ini tidak dapat diterima.
Bukan sekadar menghukum dengan memberikan time-out pada anak. Tetapi orangtua juga harus membantu anak mengutarakan apa yang dirasakannya lewat kata-kata, "Mama tahu kamu tidak suka harus pergi ke sekolah sekarang, tetapi jangan memukul Mama karena itu sakit rasanya." Anak pun harus belajar memperbaiki sikap tubuhnya untuk memperbaiki perilakunya.
Kasus lainnya, jika si Anak ingin pergi ke mall dengan pilihan bajunya sendiri. Kaos kaki warna merah, rok polkadot kuning dengan atasan salur warna hijau. "Apakah hal ini akan memengaruhi dirinya 10-20 tahun ke depan?" Jawabannya, tidak.
Mungkin bagi orangtua, kombinasi warna dan pola pilihan baju anak tidak tepat dan akan menimbulkan penghakiman dari orang lain yang melihatnya. Tetapi, anak seharusnya tak perlu dihukum karena hal ini. Jika ia dihukum, maka yang ada dalam pikirannya adalah orangtua lebih peduli terhadap pandangan orang lain, ketimbang ia sebagai seorang anak.
Tetapi, hal ini akan berbeda jika si Anak sudah berusia 12 tahun dan memilih menggunakan baju crop-top dan celana pendek bepergian sehari-hari. Hal ini bisa mengundang bahaya walaupun kebebasan berpakaian merupakan hak tiap orang. Selain itu, sejak usia yang masih belia anak perlu belajar tentang menghargai diri sendiri.